Ramai Katalis Positif, IHSG Berakhir di Zona Hijau Lagi

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
11 June 2019 16:47
Rupiah Perkasa, Investor Asing Masuk Rp 233 Miliar
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Aksi beli yang dilakukan investor asing ikut membantu IHSG finis di zona hijau. Per akhir sesi 2, investor asing membukukan beli bersih senilai Rp 232,99 miliar di pasar saham tanah air (pasar reguler).

Saham-saham yang banyak dikoleksi investor asing pada hari ini di antaranya: PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 227,3 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 112,8 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 59 miliar), PT Semen Indonesia Tbk/SMGR (Rp 35,2 miliar), dan PT Media Nusantara Citra Tbk/MNCN (Rp 30,1 miliar).

Kinerja rupiah yang mendukung membuat investor asing pede untuk melakukan aksi beli. Hingga sore hari, rupiah menguat 0,07% di pasar spot ke level Rp 14.235/dolar AS. Kala rupiah menguat, investor asing akan terhindar dari yang namanya kerugian kurs sehingga wajar jika aksi beli dilakukan di pasar saham tanah air.

Optimisme bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuannya memberikan suntikan energi bagi rupiah untuk menaklukkan greenback.

Dari dalam negeri, sentimen positif bagi rupiah masih datang dari dinaikannya peringkat surat utang jangka panjang Indonesia oleh lembaga pemeringkat kenamaan dunia yakni Standard and Poor's (S&P) menjelang libur panjang hari raya Idul Fitri.

"S&P menaikkan peringkat pemerintah Indonesia ke BBB dengan alasan prospek pertumbuhan yang kuat dan kebijakan fiskal yang prudent," tulis S&P dalam keterangan resminya yang dirilis pada hari Jumat (31/5/2019).

Pada 31 Mei 2018 lalu, S&P sempat mengafirmasi peringkat surat utang jangka panjang Indonesia di level di BBB-. Sebagai informasi, level BBB- merupakan level terendah bagi surat utang yang masuk dalam kategori layak investasi (investment-grade).

Dalam laporannya, S&P menuliskan bahwa perekonomian Indonesia berhasil tumbuh lebih tinggi dibandingkan rekan-rekannya di tingkat pendapatan yang sama.

Pertumbuhan riil Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita Indonesia mencapai 4,1% (rata-rata tertimbang 10 tahun), sedangkan negara-negara lain dengan tingkat pendapatan yang sama rata-rata hanya tumbuh 2,2%. Menurut lembaga yang bermarkas di New York, Amerika Serikat (AS) tersebut, hal itu merupakan sebuah prestasi yang mengesankan.

TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular