
Asing Belanja Saham Rp 511 M, IHSG Melesat 1,3%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
10 June 2019 16:54

Investor asing memegang peranan besar dalam membuat IHSG melejit pada perdagangan pertama di pekan ini. Per akhir sesi 2, investor asing membukukan beli bersih senilai Rp 510,58 miliar di pasar reguler, menandai beli bersih yang ke-3 secara beruntun. Di seluruh pasar, beli bersih yang dibukukan investor asing adalah senilai Rp 480,8 miliar.
Keperkasaan rupiah menjadi salah satu faktor yang melandasi aksi beli yang dilakukan investor asing. Hingga sore hari, rupiah menguat 0,18% di pasar spot ke level Rp 14.245/dolar AS.
Dengan adanya keyakinan bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan pada tahun ini, praktis rupiah mendapatkan suntikan energi untuk menguat melawan greenback. Kala rupiah menguat, apalagi dengan signifikan, kerugian kurs bisa dihindari oleh investor asing.
Pelaku pasar kini yakin bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan hingga 50 bps pada tahun ini. Pemangkasan sebesar 75 bps juga diyakini bisa dilakukan oleh The Fed.
Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 10 Juni 2019, probabilitas bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 50 bps pada tahun ini berada di level 35%. Untuk pemangkasan sebesar 75 dan 25 bps, probabilitasnya masing-masing adalah sebesar 33% dan 15,6%. Sementara itu, probabilitas tingkat suku bunga acuan ditahan di level 2,25%-2,5% sepanjang tahun ini hanya tersisa 2,3% saja, dari yang sebelumnya 36,5% pada bulan lalu.
Saham-saham yang banyak dikoleksi investor asing di pasar reguler pada hari ini di antaranya: PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 272,3 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 198,4 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 103,7 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 89,8 miliar), dan PT United Tractors Tbk/UNTR (Rp 84,2 miliar).
Selain penguatan rupiah, rilis data ekonomi di kawasan Asia yang menggembirakan ikut memantik aksi beli di bursa saham tanah air oleh investor asing. Pada pagi hari ini, pembacaan akhir untuk angka pertumbuhan ekonomi Jepang periode kuartal-I 2019 diumumkan di level 2,2% (QoQ annualized), mengalahkan konsensus yang sebesar 2,1%, seperti dilansir dari Trading Economics.
Beralih ke China, pada pagi hari ini ekspor periode Mei 2019 diumumkan tumbuh sebesar 1,1% secara tahunan. Walaupun tipis saja, capaian pada periode Mei jauh lebih baik ketimbang April kala ekspor jatuh sebesar 2,7% secara tahunan, serta lebih baik dari konsensus yang memperkirakan penurunan sebesar 3,8%, dilansir dari Trading Economics. (ank/hps)
Keperkasaan rupiah menjadi salah satu faktor yang melandasi aksi beli yang dilakukan investor asing. Hingga sore hari, rupiah menguat 0,18% di pasar spot ke level Rp 14.245/dolar AS.
Dengan adanya keyakinan bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan pada tahun ini, praktis rupiah mendapatkan suntikan energi untuk menguat melawan greenback. Kala rupiah menguat, apalagi dengan signifikan, kerugian kurs bisa dihindari oleh investor asing.
Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 10 Juni 2019, probabilitas bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 50 bps pada tahun ini berada di level 35%. Untuk pemangkasan sebesar 75 dan 25 bps, probabilitasnya masing-masing adalah sebesar 33% dan 15,6%. Sementara itu, probabilitas tingkat suku bunga acuan ditahan di level 2,25%-2,5% sepanjang tahun ini hanya tersisa 2,3% saja, dari yang sebelumnya 36,5% pada bulan lalu.
Saham-saham yang banyak dikoleksi investor asing di pasar reguler pada hari ini di antaranya: PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 272,3 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 198,4 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 103,7 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 89,8 miliar), dan PT United Tractors Tbk/UNTR (Rp 84,2 miliar).
Selain penguatan rupiah, rilis data ekonomi di kawasan Asia yang menggembirakan ikut memantik aksi beli di bursa saham tanah air oleh investor asing. Pada pagi hari ini, pembacaan akhir untuk angka pertumbuhan ekonomi Jepang periode kuartal-I 2019 diumumkan di level 2,2% (QoQ annualized), mengalahkan konsensus yang sebesar 2,1%, seperti dilansir dari Trading Economics.
Beralih ke China, pada pagi hari ini ekspor periode Mei 2019 diumumkan tumbuh sebesar 1,1% secara tahunan. Walaupun tipis saja, capaian pada periode Mei jauh lebih baik ketimbang April kala ekspor jatuh sebesar 2,7% secara tahunan, serta lebih baik dari konsensus yang memperkirakan penurunan sebesar 3,8%, dilansir dari Trading Economics. (ank/hps)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular