Analisis Teknikal

Aksi Ambil Untung Lemahkan Euro, Simak Peluang Tradingnya

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
10 June 2019 15:53
Mata uang euro melemah pada perdagangan hari ini setelah pada pekan lalu mencatat penguatan terbesar sejak bulan Agustus 2018.
Foto: Mata Uang Euro. (REUTERS/Lee Jae-Won)
Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang euro melemah pada perdagangan hari ini setelah pada pekan lalu mencatat penguatan terbesar sejak bulan Agustus 2018. Pelemahan euro kemungkinan dipicu akibat aksi ambil untung atau profit taking akibat penguatan besar tersebut.

Pada pukul 14:45 WIB, euro diperdagangkan di kisaran US$ 1,1295, mengutip kuotasi MetaTrader 5.

Euro mendapat momentum penguatan setelah European Central Bank (ECB) tidak memberikan sinyal akan memangkas suku bunga di tahun ini.
Hal tersebut berkebalikan dengan Federal Reserve/The Fed Amerika Serikat (AS) yang sudah membuka peluang pemangkasan suku bunga. Bahkan pelaku pasar memprediksi Bank Sentral AS tersebut akan memangkas suku bunga sebanyak tiga kali.

Prediksi pelaku pasar diperkuat dengan rilis data tenaga kerja AS Jumat (7/6/19) yang mengecewakan.

Selain aksi profit taking, pelemahan euro bisa jadi juga dipicu oleh AS yang batal mengenakan bea impor dari Meksiko, kecemasan akan pelambatan ekonomi AS sedikit mereda akibat langkah tersebut.

Analisis Teknikal

Grafik: EUR/USD Harian
Foto: MetaTrader 5


Pada grafik harian, euro sudah lepas dari pola channel down (dua garis merah sejajar mendatar), yang dapat jadi sinyal penguatan euro.
Mata uang 19 negara ini juga bergerak di sekitar rerata pergerakan (Moving Average/MA) 125 hari (garis biru), dan di atas MA 21 hari (garis hijau), serta MA 8 hari (garis merah). Sementara indikator rerata pergerakan konvergen devergen (MACD) memasuki zona positif.

Indikator-indikator tersebut memberikan peluang berlanjutnya penguatan euro untuk jangka panjang.

Grafik: EUR/USD 30 Menit
Foto: MetaTrader 5

Pada time frame 30 menit euro bergerak di bawah MA 8 dan 21, namun masih di atas MA 125. MACD bergerak turun dan memasuki wilayah negatif dan indikator Stochastic bergerak turun.

Untuk jangka pendek euro terlihat lebih masih akan bergerak turun dengan support (tahanan bawah) berada di kisaran US$ 1,1280. Jika mampu menembus support tersebut euro berpotensi turun ke US$ 1,1255.

Sementara jika tidak menembus atau selama bertahan di atas support, euro berpeluang naik ke area resisten (tahanan atas) US$ 1,1308. Peluang ke area US$ 1,1333 menjadi terbuka jika mampu menembus konsisten di atas resisten.

TIM RISET CNBC INDONESIA



(pap/roy) Next Article Trading Cuan Rp 70 Juta, Euro Dulu Dibuang Kini Disayang!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular