
Selepas Libur Panjang, IHSG Melesat 1% Lebih!
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
10 June 2019 09:47

Jakarta, CNBC Indonesia - Selepas diliburkan selama seminggu penuh, bursa saham tanah air menunjukkan performa yang menggembirakan pada perdagangan hari ini. Pada pembukaan perdagangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melejit 1,1% ke level 6.277,29. Pada pukul 09:30 WIB, IHSG sudah menguat sebesar 1,4% ke level 6.296,29.
Kinerja IHSG senada dengan seluruh bursa saham utama kawasan Asia yang kompak ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 1,03%, indeks Shanghai naik 0,41%, indeks Hang Seng naik 1,92%, indeks Straits Times naik 0,77%, dan indeks Kospi naik 0,5%.
Selama diliburkan pada pekan lalu, bursa saham utama kawasan Asia juga melejit yang membuat pelaku pasar saham tanah air baru bisa melakukan price-in pada hari ini. Sepanjang pekan lalu, indeks Nikkei naik 1,38%, indeks Hang Seng naik 0,24%, indeks Straits Times naik 1,56%, dan indeks Kospi naik 1,5%.
Optimisme bahwa The Federal Reserve selaku bank sentral AS akan memangkas tingkat suku bunga acuan pada tahun ini membuat aksi beli dilakukan di bursa saham Asia pada pekan kemarin.
Pada hari Selasa (4/6/2019) waktu setempat, Gubernur The Fed Jerome Powell memberi sinyal pemangkasan tingkat suku bunga acuan yakni dengan mengubah standar referensinya dari The Fed yang "sabar" dalam menentukan suku bunga menjadi bank sentral akan memperhatikan dampak perang dagang dan akan mengambil tindakan "yang sesuai".
"Kami tidak tahu bagaimana atau kapan isu-isu (perdagangan) ini akan terselesaikan," kata Powell, dilansir dari Reuters.
"Kami memantau dengan ketat dampak dari berbagai perkembangan ini terhadap proyeksi perekonomian AS dan, selalu, kami akan mengambil tindakan yang sesuai untuk mempertahankan pertumbuhan (ekonomi), dengan pasar tenaga kerja yang kuat dan inflasi yang ada di sekitar target simetris 2% kami," lanjutnya.
Sebelumnya, Presiden The Fed St. Louis James Bullard mengatakan dalam sebuah pidato bahwa pemotongan tingkat suku bunga acuan mungkin perlu segera dilakukan.
Komentar dari Powell tersebut datang di saat yang begitu tepat. Pasalnya, melalui publikasi Global Economic Prospects edisi Juni 2019 yang dirilis pada Selasa malam waktu setempat, Bank Dunia (World Bank) mengafirmasi bahwa perekonomian AS akan menghadapi perlambatan yang signifikan.
Untuk tahun 2019, Bank Dunia masih memproyeksikan perekonomian AS tumbuh sebesar 2,5%, sebelum kemudian turun drastis menjadi 1,7% pada tahun 2020. Sebagai informasi, perekonomian AS tumbuh hingga 2,9% pada tahun 2018, menandai laju pertumbuhan tertinggi sejak tahun 2015 silam.
Jika tingkat suku bunga acuan benar dipangkas nantinya, tingkat suku bunga kredit akan ikut melandai yang tentunya akan memberi insentif bagi dunia usaha untuk melakukan ekspansi. Masyarakat juga akan terdorong untuk meningkatkan konsumsinya. Pada akhirnya, perekonomian AS bisa dipacu untuk melaju lebih kencang.
Mengingat posisi AS selaku negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia, kencangnya laju perekonomian AS tentu akan membawa dampak positif bagi negara-negara lain, termasuk negara-negara di kawasan Asia. Pada hari ini, damai dagang AS-Meksiko ikut memicu aksi beli di bursa saham tanah air. Pada hari Jumat (7/6/2019), AS dan Meksiko berhasil mencapai kesepakatan yang membatalkan kenaikan bea masuk yang menyasar produk impor asal Meksiko.
Pengenaan kenaikan bea masuk tersebut dibatalkan seiring dengan komitmen Meksiko untuk mengambil "langkah keras" guna menahan arus imigran ilegal yang masuk ke AS. Imigran ilegal yang biasanya masuk melalui perbatasan Selatan AS mendapatkan perhatian besar dari Presiden AS Donald Trump yang akhirnya mengancam untuk menaikkan bea masuk atas produk impor asal Meksiko secara bertahap, mulai dari 5% hingga nantinya 25%.
"Bea masuk yang rencananya diterapkan AS pada hari Senin terhadap Meksiko, dengan ini ditunda sampai batas yang tidak ditentukan," ujar Trump dalam cuitannya di Twitter.
Guna meluluhkan hati AS, Meksiko akan memberlakukan perluasan atas program Migration Protection Protocols (MPP). Dalam program ini, warga negara Meksiko yang mencari suaka ke AS akan tetap menunggu di negaranya sampai urusan mereka selesai. AS-Meksiko sepakat MPP diterapkan di seluruh negara bagian yang berbatasan sepanjang 3.220 km.
Selain itu, rilis data ekonomi yang menggembirakan ikut memantik aksi beli di bursa saham Asia pada hari ini. Pada pagi hari ini, pembacaan akhir untuk angka pertumbuhan ekonomi Jepang periode kuartal-I 2019 diumumkan di level 2,2% (QoQ annualized), mengalahkan konsensus yang sebesar 2,1%, seperti dilansir dari Trading Economics.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
Kinerja IHSG senada dengan seluruh bursa saham utama kawasan Asia yang kompak ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 1,03%, indeks Shanghai naik 0,41%, indeks Hang Seng naik 1,92%, indeks Straits Times naik 0,77%, dan indeks Kospi naik 0,5%.
Selama diliburkan pada pekan lalu, bursa saham utama kawasan Asia juga melejit yang membuat pelaku pasar saham tanah air baru bisa melakukan price-in pada hari ini. Sepanjang pekan lalu, indeks Nikkei naik 1,38%, indeks Hang Seng naik 0,24%, indeks Straits Times naik 1,56%, dan indeks Kospi naik 1,5%.
Pada hari Selasa (4/6/2019) waktu setempat, Gubernur The Fed Jerome Powell memberi sinyal pemangkasan tingkat suku bunga acuan yakni dengan mengubah standar referensinya dari The Fed yang "sabar" dalam menentukan suku bunga menjadi bank sentral akan memperhatikan dampak perang dagang dan akan mengambil tindakan "yang sesuai".
"Kami tidak tahu bagaimana atau kapan isu-isu (perdagangan) ini akan terselesaikan," kata Powell, dilansir dari Reuters.
"Kami memantau dengan ketat dampak dari berbagai perkembangan ini terhadap proyeksi perekonomian AS dan, selalu, kami akan mengambil tindakan yang sesuai untuk mempertahankan pertumbuhan (ekonomi), dengan pasar tenaga kerja yang kuat dan inflasi yang ada di sekitar target simetris 2% kami," lanjutnya.
Sebelumnya, Presiden The Fed St. Louis James Bullard mengatakan dalam sebuah pidato bahwa pemotongan tingkat suku bunga acuan mungkin perlu segera dilakukan.
Komentar dari Powell tersebut datang di saat yang begitu tepat. Pasalnya, melalui publikasi Global Economic Prospects edisi Juni 2019 yang dirilis pada Selasa malam waktu setempat, Bank Dunia (World Bank) mengafirmasi bahwa perekonomian AS akan menghadapi perlambatan yang signifikan.
Untuk tahun 2019, Bank Dunia masih memproyeksikan perekonomian AS tumbuh sebesar 2,5%, sebelum kemudian turun drastis menjadi 1,7% pada tahun 2020. Sebagai informasi, perekonomian AS tumbuh hingga 2,9% pada tahun 2018, menandai laju pertumbuhan tertinggi sejak tahun 2015 silam.
Jika tingkat suku bunga acuan benar dipangkas nantinya, tingkat suku bunga kredit akan ikut melandai yang tentunya akan memberi insentif bagi dunia usaha untuk melakukan ekspansi. Masyarakat juga akan terdorong untuk meningkatkan konsumsinya. Pada akhirnya, perekonomian AS bisa dipacu untuk melaju lebih kencang.
Mengingat posisi AS selaku negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia, kencangnya laju perekonomian AS tentu akan membawa dampak positif bagi negara-negara lain, termasuk negara-negara di kawasan Asia. Pada hari ini, damai dagang AS-Meksiko ikut memicu aksi beli di bursa saham tanah air. Pada hari Jumat (7/6/2019), AS dan Meksiko berhasil mencapai kesepakatan yang membatalkan kenaikan bea masuk yang menyasar produk impor asal Meksiko.
Pengenaan kenaikan bea masuk tersebut dibatalkan seiring dengan komitmen Meksiko untuk mengambil "langkah keras" guna menahan arus imigran ilegal yang masuk ke AS. Imigran ilegal yang biasanya masuk melalui perbatasan Selatan AS mendapatkan perhatian besar dari Presiden AS Donald Trump yang akhirnya mengancam untuk menaikkan bea masuk atas produk impor asal Meksiko secara bertahap, mulai dari 5% hingga nantinya 25%.
"Bea masuk yang rencananya diterapkan AS pada hari Senin terhadap Meksiko, dengan ini ditunda sampai batas yang tidak ditentukan," ujar Trump dalam cuitannya di Twitter.
Guna meluluhkan hati AS, Meksiko akan memberlakukan perluasan atas program Migration Protection Protocols (MPP). Dalam program ini, warga negara Meksiko yang mencari suaka ke AS akan tetap menunggu di negaranya sampai urusan mereka selesai. AS-Meksiko sepakat MPP diterapkan di seluruh negara bagian yang berbatasan sepanjang 3.220 km.
Selain itu, rilis data ekonomi yang menggembirakan ikut memantik aksi beli di bursa saham Asia pada hari ini. Pada pagi hari ini, pembacaan akhir untuk angka pertumbuhan ekonomi Jepang periode kuartal-I 2019 diumumkan di level 2,2% (QoQ annualized), mengalahkan konsensus yang sebesar 2,1%, seperti dilansir dari Trading Economics.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
Most Popular