Harga Minyak Bangkit, Setelah Sempat Anjlok Lebih 20%

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
07 June 2019 13:30
Kenaikan harga minyak tersebut didorong penundaan tarif dagang barang-barang dari Meksiko ke AS dan komitmen OPEC untuk mengurangi produksinya.
Foto: Infografis/10 Kkks Utama Produksi Minyak/Edward Ricardo
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah (crude oil) di pasar spot dunia mulai merangkak naik setelah menyentuh posisi terendah dalam lima bulan terakhir. Kenaikan harga minyak tersebut didorong penundaan tarif dagang barang-barang dari Meksiko ke AS dan komitmen OPEC untuk mengurangi produksinya.

Minyak mentah jenis Brent naik 1,35%, pada level US$ 62,51 per barel. Sedangkan minyak mentah jenis Light Sweet naik 1,31%, pada level US$53,18 per barel hingga 12:30 WIB, Jumat (7/6/2019).

Pada hari Rabu (5/6/2019), Brent dan WTI mengalami penurunan hingga ke level terendahnya sejak pertengahan Januari di level US$ 59,45 dan US$ 50,60, hal ini ditengarai produksi minyak mentah AS yang mencapai rekor tertingginya serta kenaikan stok menuju level tertingginya sejak Juli 2017.
Sumber: Refinitiv (Pergerakan Minyak Mentah Janis Brent)
Tetapi pada hari Kamis (6/6/2019), harga minyak mulai bergerak naik seirama dengan pergerakan saham-saham di AS, kenaikan tersebut terjadi setelah Bloomberg News melaporkan bahwa AS sedang mempertimbangkan penundaan tarif barang-barang dari Meksiko karena adanya kemajuan diskusi.

Namun demikian, harga minyak masih dibayangi penurunan karena sentimen perlambatan ekonomi global dan kekhawatiran akan peningkatan pasokan minyak mentah A.S.

Penguatan atas harga minyak mentah didorong oleh pembatasan produksi yang dilakukan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan beberapa negara pendukungnya termasuk Rusia. Pasokan minyak mentah juga dibatasi oleh sanksi AS terhadap ekspor minyak Iran dan Venezuela.
(yam/hps) Next Article Sentimen Agak Mixed, Pergerakan Harga Minyak Masih Terbatas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular