
IHSG Cuma Naik 0,24%, Ada Saham yang Melesat 264,1%
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
04 June 2019 14:05

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepanjang tahun berjalan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya mampu mencatatkan penguatan 0,24% YTD ke 6.209,12 poin.
Pada dasarnya, pada awal tahun ini, IHSG sempat menyentuh level 6.889,29 poin atau naik 5,25% dibandingkan harga penutupan akhir tahun lalu. Tren penguatan bursa acuan Indonesia kemudian mulai terkikis dipengaruhi oleh sentimen perlambatan ekonomi global dan situasi politik dalam negeri.
Meskipun hingga akhir bulan lalu, IHSG hanya mampu menguat terbatas, tapi ada beberapa emiten tanah air yang meroket hingga lebih dari tiga kali lipat. Berikut adalah emiten daftar 5 emiten dengan imbal hasil tertinggi (top gainers) sepanjang tahun berjalan
1. PT Smartfren Telecom Tbk (FREN)
Emiten telekomunikasi milik Grup Sinarmas, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) memimpin klasemen karena harga saham perusahaan meroket 264,1% YTD, dari Rp 76/unit saham menjadi Rp 284/unit saham.
FREN menjadi satu-satunya emiten telekomunikasi yang mencatatkan pertumbuhan pendapatan hingga dua digit di kuartal I-2019 yaitu mencapai 17% secara tahunan. Penguatan tersebut disokong oleh pertumbuhan pada segmen data dan jasa interkoneksi
2. PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN)
Harga saham PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) melesat 65,22% sepanjang tahun ini, yang membuat harga perusahaan naik menjadi Rp 1.140/unit saham. Pelaku pasar tampaknya terus memburu emiten Hary Tanoe satu ini, karena perusahaan terus memperkenalkan layanan baru.
MNCN baru-baru ini mulai mengoperasikan Multi-Channel Network (MCN) di saluran YouTube milik perusahaan. Selain itu, MNCN juga menyampaikan akan memperkenalkan platform digital baru bernama RCTI+ pada kuartal ketiga 2019.
3. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syaria Tbk (BTPS)
Emiten perbankan yang baru saja melakukan aksi penawaran umum perdana (IPO) pada pertengahan tahun lalu, menjadi saham berbasis Syariah yang paling investor sepanjang tahun ini. Hingga akhir Mei 2019 harga saham BTPS melesat 58,77% menjadi Rp 2.850/unit saham.
Emiten perbankan syariah satu ini juga lumayan menarik minat investor asing yang mencatatkan aksi beli bersih hingga Rp 1,66 triliun. Sebagai informasi, 70% kepemilikan saham perusahaan dikuasai PT Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk (BTPN).
4. PT Timah Tbk (TINS)
PT Timah Tbk juga masuk kategori top gainers karena emiten timah satu ini berhasil mencatatkan cuan hingga 48,34% sepanjang tahun 2019, yang membuat harga saham perusahaan melesat 365 poin ke Rp 1.120/unit saham.
Tahun ini perusahaan menganggarkan belanja modal senilai Rp 2,58 triliun, naik dari tahun sebelumnya yang ada di Rp 2,3 triliun. Selain itu, hingga akhir Maret 2019, laba bersih TINS meroket 452,31% YoY mencapai Rp 301,28 miliar
5. PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC)
Saham PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) juga masuk dalam jajaran top gainers karena berhasil menguat 45,63% YTD dan menutup perdagangan akhir Mei dengan harga Rp 466/unit saham.
Sebagai informasi ZINC didirikan sejak tahun 2005 dan fokus pada pertambangan dan perdagangan. Perusahaan mulai melantai di Bursa Efek Indonesia pada 1 Desember 2017 dengan melepas 20,75% saham di harga Rp 140/unit saham. Alhasil perusahaan berhasil memperoleh dana segar Rp 147 miliar.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Pekan Ini Saham FREN Sudah Naik 36%, Kapan Berhenti?
Pada dasarnya, pada awal tahun ini, IHSG sempat menyentuh level 6.889,29 poin atau naik 5,25% dibandingkan harga penutupan akhir tahun lalu. Tren penguatan bursa acuan Indonesia kemudian mulai terkikis dipengaruhi oleh sentimen perlambatan ekonomi global dan situasi politik dalam negeri.
1. PT Smartfren Telecom Tbk (FREN)
Emiten telekomunikasi milik Grup Sinarmas, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) memimpin klasemen karena harga saham perusahaan meroket 264,1% YTD, dari Rp 76/unit saham menjadi Rp 284/unit saham.
FREN menjadi satu-satunya emiten telekomunikasi yang mencatatkan pertumbuhan pendapatan hingga dua digit di kuartal I-2019 yaitu mencapai 17% secara tahunan. Penguatan tersebut disokong oleh pertumbuhan pada segmen data dan jasa interkoneksi
2. PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN)
Harga saham PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) melesat 65,22% sepanjang tahun ini, yang membuat harga perusahaan naik menjadi Rp 1.140/unit saham. Pelaku pasar tampaknya terus memburu emiten Hary Tanoe satu ini, karena perusahaan terus memperkenalkan layanan baru.
MNCN baru-baru ini mulai mengoperasikan Multi-Channel Network (MCN) di saluran YouTube milik perusahaan. Selain itu, MNCN juga menyampaikan akan memperkenalkan platform digital baru bernama RCTI+ pada kuartal ketiga 2019.
3. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syaria Tbk (BTPS)
Emiten perbankan yang baru saja melakukan aksi penawaran umum perdana (IPO) pada pertengahan tahun lalu, menjadi saham berbasis Syariah yang paling investor sepanjang tahun ini. Hingga akhir Mei 2019 harga saham BTPS melesat 58,77% menjadi Rp 2.850/unit saham.
Emiten perbankan syariah satu ini juga lumayan menarik minat investor asing yang mencatatkan aksi beli bersih hingga Rp 1,66 triliun. Sebagai informasi, 70% kepemilikan saham perusahaan dikuasai PT Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk (BTPN).
4. PT Timah Tbk (TINS)
PT Timah Tbk juga masuk kategori top gainers karena emiten timah satu ini berhasil mencatatkan cuan hingga 48,34% sepanjang tahun 2019, yang membuat harga saham perusahaan melesat 365 poin ke Rp 1.120/unit saham.
Tahun ini perusahaan menganggarkan belanja modal senilai Rp 2,58 triliun, naik dari tahun sebelumnya yang ada di Rp 2,3 triliun. Selain itu, hingga akhir Maret 2019, laba bersih TINS meroket 452,31% YoY mencapai Rp 301,28 miliar
5. PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC)
Saham PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) juga masuk dalam jajaran top gainers karena berhasil menguat 45,63% YTD dan menutup perdagangan akhir Mei dengan harga Rp 466/unit saham.
Sebagai informasi ZINC didirikan sejak tahun 2005 dan fokus pada pertambangan dan perdagangan. Perusahaan mulai melantai di Bursa Efek Indonesia pada 1 Desember 2017 dengan melepas 20,75% saham di harga Rp 140/unit saham. Alhasil perusahaan berhasil memperoleh dana segar Rp 147 miliar.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Pekan Ini Saham FREN Sudah Naik 36%, Kapan Berhenti?
Most Popular