S&P Antar Rupiah Jadi Nomor 1 di Asia!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
31 May 2019 16:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Tidak sekadar menguat, rupiah juga menjadi mata uang terbaik di Asia.
Pada Jumat (31/5/2019), US$ 1 dibanderol Rp 14.270 kala penutupan pasar spot. Rupiah menguat 0,87% dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelum libur Kenaikan Yesus Kristus.
Awalnya perjalanan rupiah hari ini santai saja. Sejak pembukaan pasar sampai lewat tengah hari, rupiah manteng di Rp 14.375/US$ atau menguat 0,14%.
Namun kemudian ada sesuatu yang menyengat rupiah. Begitu kuatnya sengatan tersebut, rupiah sampai sempat menguat di kisaran 1%.
Berikut pergerakan kurs dolar AS terhadap rupiah sepanjang hari ini:
Adalah Standard and Poor's (S&P) yang menyengat rupiah. Lembaga pemeringkat (rating agency) yang berkantor pusat di New York tersebut mengumumkan telah menaikkan peringkat surat utang pemerintah Indonesia dari BBB- menjadi BBB. Kali terakhir Indonesia mendapatkan peringkat BBB dari S&P adalah pada 1995 atau 24 tahun yang lalu.
"Kami menaikkan peringkat utang sebagai cerminan kuatnya prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia dan kebijakan yang mendukungnya seiring perkiraan kembali terpilihnya Presiden Joko Widodo (Jokowi). Peringkat utang Indonesia akan terus didukung oleh utang pemerintah yang relatif rendah," sebut keterangan tertulis S&P.
Menurut S&P, Indonesia memang layak mendapatkan 'hadiah' kenaikan rating. Dalam 10 tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah 4,1%. Jauh di atas negara-negara dengan peringkat utang yang sama yaitu 2,2%.
Sepanjang pemerintahan Jokowi, S&P juga memperkirakan defisit anggaran negara stabil rendah di kisaran 2% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Oleh karena itu, beban utang relatif minim.
"Kami memperkirakan rasio utang pemerintah akan bertahan di bawah 30% PDB. Dengan beban utang yang rendah, liabilitas pemerintah juga terbatas," lanjut keterangan S&P.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Pada Jumat (31/5/2019), US$ 1 dibanderol Rp 14.270 kala penutupan pasar spot. Rupiah menguat 0,87% dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelum libur Kenaikan Yesus Kristus.
Awalnya perjalanan rupiah hari ini santai saja. Sejak pembukaan pasar sampai lewat tengah hari, rupiah manteng di Rp 14.375/US$ atau menguat 0,14%.
Namun kemudian ada sesuatu yang menyengat rupiah. Begitu kuatnya sengatan tersebut, rupiah sampai sempat menguat di kisaran 1%.
Berikut pergerakan kurs dolar AS terhadap rupiah sepanjang hari ini:
Adalah Standard and Poor's (S&P) yang menyengat rupiah. Lembaga pemeringkat (rating agency) yang berkantor pusat di New York tersebut mengumumkan telah menaikkan peringkat surat utang pemerintah Indonesia dari BBB- menjadi BBB. Kali terakhir Indonesia mendapatkan peringkat BBB dari S&P adalah pada 1995 atau 24 tahun yang lalu.
"Kami menaikkan peringkat utang sebagai cerminan kuatnya prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia dan kebijakan yang mendukungnya seiring perkiraan kembali terpilihnya Presiden Joko Widodo (Jokowi). Peringkat utang Indonesia akan terus didukung oleh utang pemerintah yang relatif rendah," sebut keterangan tertulis S&P.
Menurut S&P, Indonesia memang layak mendapatkan 'hadiah' kenaikan rating. Dalam 10 tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah 4,1%. Jauh di atas negara-negara dengan peringkat utang yang sama yaitu 2,2%.
Sepanjang pemerintahan Jokowi, S&P juga memperkirakan defisit anggaran negara stabil rendah di kisaran 2% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Oleh karena itu, beban utang relatif minim.
"Kami memperkirakan rasio utang pemerintah akan bertahan di bawah 30% PDB. Dengan beban utang yang rendah, liabilitas pemerintah juga terbatas," lanjut keterangan S&P.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Next Page
Arus Modal Asing Mengalir Deras
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular