
Analisis Teknikal
Meski Banyak Sentimen Negatif, Rupiah Masih Kuat Menanjak
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
31 May 2019 12:50

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menguat lawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (31/5/19), jelang libur panjang Lebaran selama sepekan ke depan. Penguatan rupiah terbilang impresif di tengah banyaknya sentimen negatif dari eksternal.
Keputusan Presiden AS Donald Trump untuk menaikkan bea impor untuk seluruh produk dari Meksiko memicu kecemasan akan eskalasi perang dagang yang lebih luas. Trump akan mengenakan bea impor sebesar 5% untuk semua barang asal Meksiko, dan akan menaikkan secara bertahap sampai Pemerintah Meksiko menanggulangi masalah imigran ilegal yang terus masuk ke AS dari negaranya.
Sementara itu laporan dari China menunjukkan aktivitas manufaktur kembali berkontraksi di bulan Mei yang memberikan gambaran besarnya potensi pelambatan ekonomi global.
Di sisi lain, rupiah mendapat sentimen positif dari penurunan harga minyak mentah. Beban biaya impor akan berkurang jika emas hitam ini mengalami penurunan harga.
Analisis Teknikal
Secara harian, rupiah yang disimbolkan dengan USD/IDR bergerak di bawah rerata (Moving Average/MA) 20 hari (garis merah) dan MA 5 /rerata 5 hari (garis biru) yang sudah menyilang, memberikan sinyal penguatan harga (USD/IDR bergerak turun). Mata Uang Garuda berpeluang menguat ke depannya jika mampu bertahan di bawah dua MA tersebut.
Indikator Stochastic (grafik bagian bawah) mulai memasuki wilayah jenuh jual (oversold), yang dapat membatasi penguatan rupiah hari ini.
Pada time frame 1 jam, rupiah juga bergerak di bawah MA 5 dan 20, begitu juga dengan indikator Stochastic yang memasuki wilayah oversold.
Melihat kondisi tersebut, penguatan rupiah kemungkinan akan terbatas pada hari ini. Support (tahan bawah) di kisaran Rp 143.65 akan menahan penguatan rupiah. Selama tertahan di atas level tersebut penguatan rupiah kemungkinan akan terpangkas ke area Rp 14.400, bahkan ada kemungkinan ke area Rp 14.435.
Sementara jika mampu menembus support secara konsisten, rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.320.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/prm) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Keputusan Presiden AS Donald Trump untuk menaikkan bea impor untuk seluruh produk dari Meksiko memicu kecemasan akan eskalasi perang dagang yang lebih luas. Trump akan mengenakan bea impor sebesar 5% untuk semua barang asal Meksiko, dan akan menaikkan secara bertahap sampai Pemerintah Meksiko menanggulangi masalah imigran ilegal yang terus masuk ke AS dari negaranya.
Sementara itu laporan dari China menunjukkan aktivitas manufaktur kembali berkontraksi di bulan Mei yang memberikan gambaran besarnya potensi pelambatan ekonomi global.
Analisis Teknikal
![]() |
Secara harian, rupiah yang disimbolkan dengan USD/IDR bergerak di bawah rerata (Moving Average/MA) 20 hari (garis merah) dan MA 5 /rerata 5 hari (garis biru) yang sudah menyilang, memberikan sinyal penguatan harga (USD/IDR bergerak turun). Mata Uang Garuda berpeluang menguat ke depannya jika mampu bertahan di bawah dua MA tersebut.
Indikator Stochastic (grafik bagian bawah) mulai memasuki wilayah jenuh jual (oversold), yang dapat membatasi penguatan rupiah hari ini.
![]() |
Pada time frame 1 jam, rupiah juga bergerak di bawah MA 5 dan 20, begitu juga dengan indikator Stochastic yang memasuki wilayah oversold.
Melihat kondisi tersebut, penguatan rupiah kemungkinan akan terbatas pada hari ini. Support (tahan bawah) di kisaran Rp 143.65 akan menahan penguatan rupiah. Selama tertahan di atas level tersebut penguatan rupiah kemungkinan akan terpangkas ke area Rp 14.400, bahkan ada kemungkinan ke area Rp 14.435.
Sementara jika mampu menembus support secara konsisten, rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.320.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/prm) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular