
Optimistis The Fed Pangkas Suku Bunga Acuan, IHSG Tancap Gas!
Houtmand P Saragih & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
31 May 2019 09:44

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali hari ini dengan penguatan sebesar 0,11% ke level 6.110,52. Seiring dengan berjalannya waktu, IHSG terus memperlebar penguatannya. Pada pukul 09:30 WIB, IHSG sudah melejit 1,33% ke level 6.185,46.
Kinerja IHSG senada dengan bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona hijau: indeks Shanghai naik 0,36%, indeks Hang Seng naik 0,02%, dan indeks Kospi naik 0,31%.
Sejatinya, ada sentimen negatif bernama perang dagang yang menghantui jalannya perdagangan hari ini. Pertama, ada perang dagang AS-China. China kini semakin galak dalam menghadapi segala trik yang diambil AS dalam upayanya memenangkan perang dagang, seperti membatasi ruang gerak Huawei di AS.
China dengan tegas menyatakan siap jika harus menjalankan perang dagang dengan Negeri Adidaya.
"Kami menolak perang dagang, tetapi kami tidak takut untuk berperang. Provokasi yang dilakukan AS nyata-nyata adalah sebuah terorisme ekonomi, chauvinisme ekonomi, dan penindasan ekonomi," tegas Zhang Hanhui, Wakil Menteri Luar Negeri China, mengutip Reuters.
Kemudian, China juga kini diduga memiliki rencana baru dalam menghadapi AS. Seorang pejabat pemerintahan China memberikan pernyataan yang mengindikasikan bahwa China dapat menggunakan dominasinya atas kepemilikan tanah jarang (rare earth) sebagai senjata dalam melawan AS, dilansir dari CNBC International. Sebagai informasi, tanah jarang merupakan komponen yang sangat penting dalam membuat berbagai macam produk, salah satunya baterai.
"AS, jangan meremehkan serangan balasan China. Apakah rare earth menjadi senjata bagi China untuk balik menekan AS? Jawabannya tentu bukan sebuah misteri. Jangan bilang kami tidak memperingatkan Anda!" tulis tajuk People's Daily, harian terbitan Partai Komunis China.
Kedua, ada juga perang dagang AS-Meksiko yang bisa meletus dalam waktu dekat. Pasalnya, genderang perang dagang sudah ditabuh oleh AS. Pada hari Kamis (30/5/2019) malam waktu setempat atau Jumat pagi waktu Indonesia, Presiden AS Donald Trump berkicau di Twitter bahwa AS akan mengenakan bea masuk sebesar 5% bagi seluruh produk impor asal Meksiko per tanggal 10 Juni.
"Pada 10 Juni, Amerika Serikat akan mengenakan bea masuk 5% terhadap semua produk yang masuk ke negara kita dari Meksiko, sampai masuknya imigran ilegal dari Meksiko ke negara kita BERHENTI. Bea masuk akan naik secara bertahap hingga masalah imigran ilegal diselesaikan," tulisnya.
Meyusul cuitan Trump tersebut, Gedung Putih dalam pernyataan resminya mengatakan bahwa bea masuk yang dikenakan terhadap seluruh produk impor asal Meksiko tersebut akan naik setiap satu bulan sekali hingga krisis imigran ilegal diselesaikan.
"Bea impor akan naik menjadi 15% pada 1 Agustus 2019, menjadi 20% pada 1 September 2019, dan menjadi 25% pada 1 Oktober 2019," tulis pernyataan resmi Gedung Putih. Optimisme bahwa The Federal Reserve selaku bank sentral AS akan memangkas tingkat suku bunga acuan berhasil memantik aksi beli bursa saham regional. Optimisme ini datang seiring dengan rilis data ekonomi AS yang relatif mengecewakan.
Kemarin, pembacaan kedua untuk angka pertumbuhan ekonomi AS periode kuartal-I 2019 diumumkan di level 3,1% (quarterly annualized). Memang lebih tinggi dibandingkan konsensus yang dihimpun Dow Jones sebesar 3% namun lebih rendah ketimbang angka pada pembacaan awal yang sebesar 3,2%.
Dengan adanya perlambatan ekonomi, muncul harapan bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan. Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 30 Mei 2019, probabilitas bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 bps pada tahun ini berada di level 33,1%, sementara probabilitas bahwa tingkat suku bunga acuan akan dipertahan di level 2,25%-2,5% sepanjang tahun ini hanya sebesar 11,2%.
Jika tingkat suku bunga acuan benar dipangkas, laju pertumbuhan ekonomi AS bisa didorong lebih tinggi lagi dan tentu ini menjadi kabar gembira bagi pasar saham.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
Kinerja IHSG senada dengan bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona hijau: indeks Shanghai naik 0,36%, indeks Hang Seng naik 0,02%, dan indeks Kospi naik 0,31%.
Sejatinya, ada sentimen negatif bernama perang dagang yang menghantui jalannya perdagangan hari ini. Pertama, ada perang dagang AS-China. China kini semakin galak dalam menghadapi segala trik yang diambil AS dalam upayanya memenangkan perang dagang, seperti membatasi ruang gerak Huawei di AS.
"Kami menolak perang dagang, tetapi kami tidak takut untuk berperang. Provokasi yang dilakukan AS nyata-nyata adalah sebuah terorisme ekonomi, chauvinisme ekonomi, dan penindasan ekonomi," tegas Zhang Hanhui, Wakil Menteri Luar Negeri China, mengutip Reuters.
Kemudian, China juga kini diduga memiliki rencana baru dalam menghadapi AS. Seorang pejabat pemerintahan China memberikan pernyataan yang mengindikasikan bahwa China dapat menggunakan dominasinya atas kepemilikan tanah jarang (rare earth) sebagai senjata dalam melawan AS, dilansir dari CNBC International. Sebagai informasi, tanah jarang merupakan komponen yang sangat penting dalam membuat berbagai macam produk, salah satunya baterai.
"AS, jangan meremehkan serangan balasan China. Apakah rare earth menjadi senjata bagi China untuk balik menekan AS? Jawabannya tentu bukan sebuah misteri. Jangan bilang kami tidak memperingatkan Anda!" tulis tajuk People's Daily, harian terbitan Partai Komunis China.
Kedua, ada juga perang dagang AS-Meksiko yang bisa meletus dalam waktu dekat. Pasalnya, genderang perang dagang sudah ditabuh oleh AS. Pada hari Kamis (30/5/2019) malam waktu setempat atau Jumat pagi waktu Indonesia, Presiden AS Donald Trump berkicau di Twitter bahwa AS akan mengenakan bea masuk sebesar 5% bagi seluruh produk impor asal Meksiko per tanggal 10 Juni.
"Pada 10 Juni, Amerika Serikat akan mengenakan bea masuk 5% terhadap semua produk yang masuk ke negara kita dari Meksiko, sampai masuknya imigran ilegal dari Meksiko ke negara kita BERHENTI. Bea masuk akan naik secara bertahap hingga masalah imigran ilegal diselesaikan," tulisnya.
Meyusul cuitan Trump tersebut, Gedung Putih dalam pernyataan resminya mengatakan bahwa bea masuk yang dikenakan terhadap seluruh produk impor asal Meksiko tersebut akan naik setiap satu bulan sekali hingga krisis imigran ilegal diselesaikan.
"Bea impor akan naik menjadi 15% pada 1 Agustus 2019, menjadi 20% pada 1 September 2019, dan menjadi 25% pada 1 Oktober 2019," tulis pernyataan resmi Gedung Putih. Optimisme bahwa The Federal Reserve selaku bank sentral AS akan memangkas tingkat suku bunga acuan berhasil memantik aksi beli bursa saham regional. Optimisme ini datang seiring dengan rilis data ekonomi AS yang relatif mengecewakan.
Kemarin, pembacaan kedua untuk angka pertumbuhan ekonomi AS periode kuartal-I 2019 diumumkan di level 3,1% (quarterly annualized). Memang lebih tinggi dibandingkan konsensus yang dihimpun Dow Jones sebesar 3% namun lebih rendah ketimbang angka pada pembacaan awal yang sebesar 3,2%.
Dengan adanya perlambatan ekonomi, muncul harapan bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan. Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 30 Mei 2019, probabilitas bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 bps pada tahun ini berada di level 33,1%, sementara probabilitas bahwa tingkat suku bunga acuan akan dipertahan di level 2,25%-2,5% sepanjang tahun ini hanya sebesar 11,2%.
Jika tingkat suku bunga acuan benar dipangkas, laju pertumbuhan ekonomi AS bisa didorong lebih tinggi lagi dan tentu ini menjadi kabar gembira bagi pasar saham.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular