Soal Lapkeu Garuda, Kejutan Apa yang Bakal Disampaikan BPK?

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
29 May 2019 16:00
BPK memastikan akan segera mengumumkan kejanggalan laporan keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) setelah Lebaran.
Foto: Garuda Indonesia di Hanggar 4 GMF Aero Asia, Soekarno Hatta International Airport (CNBC Indonesia/Monica Wareza)
Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memastikan akan segera mengumumkan kejanggalan laporan keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) setelah Lebaran.

Lantas, apa saja poin-poin utama yang bakal disampaikan otoritas pemeriksa keuangan?

"Surat kepada Garuda hasil pemeriksaan dalam bentuk laporan hasil pemeriksaan laporan keuangan Garuda," kata Anggota III BPK Achsanul Qosasi saat ditemui di kompleks kepresidenan, Jakarta, Rabu (29/5/2019).

"Termasuk evaluasi KAP, apakah itu sesuai dengan aturan UU atau ada hal yang tidak dipenuhi sehingga harus dilakukan langkah-langkah perbaikan," sambungnya.



BPK, sambung Achsanul, mengaku sudah mengantongi informasi lengkap dari hasil investigasi laporan keuangan Garuda yang didapatkan dari sejumlah pemangku kepentingan terkait.

BPK pun belum bisa menyampaikan hasil pemeriksaan itu dalam waktu dekat, tanpa memberikan alasan pasti. Namun, pasca Lebaran, dia memastikan akan menyampaikan hal itu di depan publik.

"Mungkin 5 hari setelah Lebaran," kata Achsanul mengkonfirmasi waktu pengumuman hasil pemeriksaan terhadap laporan keuangan Garuda.

BPK sebelumnya telah memanggil Kantor Akuntan Publik (KAP) yang melakukan audit terhadap laporan keuangan Garuda Indonesia. Kantor Akuntan Publik (KAP) tersebut adalah Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang & Rekan (Member of BDO International).



Seperti diketahui, terdapat kejanggalan pada laporan keuangan BUMN penerbangan tersebut. Kejanggalan ini dimulai dari laporan keuangan perusahaan yang membukukan laba bersih US$ 809.846 pada 2018 atau setara Rp 11,49 miliar (Kurs Rp 14.200/US$).

Padahal jika ditilik lebih detail, perusahaan yang resmi berdiri pada 21 Desember 1949 dengan nama Garuda Indonesia Airways ini semestinya merugi.

Pasalnya, total beban usaha yang dibukukan perusahaan tahun lalu mencapai US$ 4,58 miliar, di mana US$ 206,08 juta lebih besar dibandingkan total pendapatan tahun 2018.



Kinerja bottom line atau laba GIAA berhasil diselamatkan dari satu perjanjian kerja sama dengan PT Mahata Aero Teknologi (MAT) bernilai US$ 239,94 juta.

Perjanjian tersebut terkait pemberian hak royalti atas penyediaan layanan konektivitas dan konten hiburan pada pesawat milik Grup Garuda Indonesia dan Grup Sriwijaya.
(dru) Next Article Laba Tembus US$ 251 Juta, Begini Kinerja Garuda Indonesia (GIAA)

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular