Masih Ada Harapan AS-China Rujuk, Harga Emas Terkoreksi

Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
28 May 2019 09:21
Pergerakan harga emas masih terbatas dengan kecenderungan melemah
Foto: Kerjasama ANTAM dengan Orori (CNBC Indonesia/Arina Yulistara)
Jakarta, CNBC Indonesia -Pergerakan harga emas masih terbatas dengan kecenderungan melemah. Adanya harapan bahwa Amerika Serikat (AS) dan China mau kembali berunding menjadi pemicu yang membuat investor mau bertaruh di instrumen-instrumen berisiko. Selain itu dolar yang amat kuat hari ini membuat harga emas relatif lebih mahal bagi pemegang mata uang lain.

Pada perdagangan Selasa (28/5/2019) pukul 09:00 WIB, harga emas kontrak pengiriman Juni di bursa New York Commodity Exchange (COMEX) melemah 0,09% menjadi US$ 1.282,4/troy ounce, setelah stagnan alias tak bergerak kemarin (27/5/2019).

Adapun harga emas di pasar spot turun 0,15% ke level US$ 1.282,89/troy ounce, setelah naik terbatas 0,01% kemarin.



Presiden AS, Donald Trump secara mengejutkan telah menyatakan kesiapannya untuk kembali bernagosiasi dengan China.

"Saya yakin kami akan membuat kesepakatan yang bagus dengan China suatu saat nanti. Karena saya tak yakin China bisa terus membayar bea masuk. Anda tahu, pengusaha sudah meninggalkan China, ratusan, bahkan ribuan," ujar Trump, mengutip Reuters.

Perang dagang AS-China memang sudah menjadi momok perekonomian global. Pasalnya kala dua raksasa ekonomi dunia saling hambat hubungan dagang, maka dampaknya akan terasa ke seluruh penjuru bumi. Rantai pasokan global tersendat dan membuat ekonomi melambat.

China pun dikabarkan telah siap melanjutkan perundingan, setelah sebelumnya tampak kehilangan hasrat berhubungan dengan AS.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lu Kang, mengatakan bahwa untuk mengakhiri perang dagang memang hanya bisa lewat perudingan.

"Posisi China sangat jelas. Perundingan harus berdasarkan asas saling menghormati dan untuk kepentingan bersama," ujar Lu Kang, seperti yang dilansir dari Reuters.

Setidaknya dengan begini, risiko eskalasi perang dagang dapat sedikit diredam. Investor kembali berani untuk masuk ke instrumen berisiko seperti pasar keuangan. Emas yang seringkali hanya dijadikan sebagai pelindung nilai alih-alih investasi pun cenderung ditinggalkan.

Sementara itu nilai Dollar Index (DXY), yang mencerminkan posisi greenback terhadap enam mata uang dunia terpantau menguat hingga 0,2% pagi ini.

Itu akan membuat harga emas relatif lebih mahal bagi pemegang mata uang lain. Alhasil logam mulia ini cenderung ditinggalkan.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/hps) Next Article Emas, How High Can You Fly

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular