
Timur Tengah Tegang, Harga Minyak Melejit 1% Lebih
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
28 May 2019 06:36

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak melesat lebih dari 1%, Senin (27/5/2019), akibat ketegangan yang terjadi di Timur Tengah dan pembatasan pasokan yang dilakukan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC). Selain itu, terganggunya produksi di Rusia setelah masalah kontaminasi ditemukan bulan lalu ikut memengaruhi harga emas hitam.
Penurunan produksi baik yang dilakukan oleh OPEC dan sekutunya maupun yang terjadi akibat pengenaan sanksi telah mendorong naik harga minyak Brent sekitar 29% tahun ini.
Brent ditutup di US$70,11 per barel atau melesat 2,07% pada Senin. Harga minyak acuan dunia ini sempat rontok sekitar 4,5% pekan lalu, dilansir dari Reuters.
Sementara itu, harga West Texas Intermediate (WTI) melompat 1% menjadi US$59,24 per barel.
Hari libur yang terjadi di Amerika Serikat (AS) dan Inggris, Senin, membatasi pergerakan pasar dan menyebabkan rendahnya volume perdagangan.
Ketegangan antara AS dan Iran telah meningkatkan kemungkinan akan terjadinya gangguan suplai yang berujung pada kenaikan harga. Washington pada Jumat pekan lalu mengumumkan akan menurunkan lebih banyak pasukan ke Timur Tengah.
AS telah menjatuhkan sanksi kepada Iran yang bertujuan untuk memangkas habis ekspor minyaknya. Iran melawan dan ngotot akan tetap mengekspor minyaknya sembari mulai melakukan kegiatan pengayaan nuklir.
Namun, beberapa analis menganggap dampaknya bisa saja tak banyak.
"Langkah ini meningkatkan ketegangan di wilayah itu, namun dengan pasar AS dan Inggris ditutup hari ini dan sebagian besar ketegangan geopolitik sepertinya sudah di-price in pasar, dampaknya terhadap harga tetap rendah," tulis JBC Energy dalam sebuah catatan riset, dilansir dari Reuters.
Produksi minyak Rusia terus turun bulan ini, kata dua sumber kepada Reuters, Senin. Pasokan negara itu terganggu setelah pengiriman melalui jaringan pipa Druzhba ke Eropa diketahui terkontaminasi pada April.
Penurunan pasokan akibat kontaminasi itu membantu menurunkan suplai di pasar dan mendorong kenaikan harga.
Penurunan pasokan oleh OPEC juga mendorong terjadinya reli harga minyak.
Dalam sebuah komentar jelang rapat tengah tahun organisasi itu, menteri minyak Kuwait, Khaled al-Fadhel mengatakan pasar diperkirakan akan seimbang di paruh kedua tahun ini. Hal ini berarti OPEC belum akan melonggarkan pembatasan pasokannya dalam waktu dekat.
Saksikan video wawancara eksklusif dengan Kepala SKK Migas mengenai prospek lifting migas di RI berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(prm) Next Article Harga Minyak Dunia Versi Bank Investasi Global
Penurunan produksi baik yang dilakukan oleh OPEC dan sekutunya maupun yang terjadi akibat pengenaan sanksi telah mendorong naik harga minyak Brent sekitar 29% tahun ini.
Brent ditutup di US$70,11 per barel atau melesat 2,07% pada Senin. Harga minyak acuan dunia ini sempat rontok sekitar 4,5% pekan lalu, dilansir dari Reuters.
Hari libur yang terjadi di Amerika Serikat (AS) dan Inggris, Senin, membatasi pergerakan pasar dan menyebabkan rendahnya volume perdagangan.
Ketegangan antara AS dan Iran telah meningkatkan kemungkinan akan terjadinya gangguan suplai yang berujung pada kenaikan harga. Washington pada Jumat pekan lalu mengumumkan akan menurunkan lebih banyak pasukan ke Timur Tengah.
AS telah menjatuhkan sanksi kepada Iran yang bertujuan untuk memangkas habis ekspor minyaknya. Iran melawan dan ngotot akan tetap mengekspor minyaknya sembari mulai melakukan kegiatan pengayaan nuklir.
Namun, beberapa analis menganggap dampaknya bisa saja tak banyak.
![]() |
"Langkah ini meningkatkan ketegangan di wilayah itu, namun dengan pasar AS dan Inggris ditutup hari ini dan sebagian besar ketegangan geopolitik sepertinya sudah di-price in pasar, dampaknya terhadap harga tetap rendah," tulis JBC Energy dalam sebuah catatan riset, dilansir dari Reuters.
Produksi minyak Rusia terus turun bulan ini, kata dua sumber kepada Reuters, Senin. Pasokan negara itu terganggu setelah pengiriman melalui jaringan pipa Druzhba ke Eropa diketahui terkontaminasi pada April.
Penurunan pasokan akibat kontaminasi itu membantu menurunkan suplai di pasar dan mendorong kenaikan harga.
Penurunan pasokan oleh OPEC juga mendorong terjadinya reli harga minyak.
Dalam sebuah komentar jelang rapat tengah tahun organisasi itu, menteri minyak Kuwait, Khaled al-Fadhel mengatakan pasar diperkirakan akan seimbang di paruh kedua tahun ini. Hal ini berarti OPEC belum akan melonggarkan pembatasan pasokannya dalam waktu dekat.
Saksikan video wawancara eksklusif dengan Kepala SKK Migas mengenai prospek lifting migas di RI berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(prm) Next Article Harga Minyak Dunia Versi Bank Investasi Global
Most Popular