Trump-Abe Mesra di Jepang, Bursa Asia Ditutup Menguat

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
27 May 2019 17:37
Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia mengakhiri perdagangan pertama di pekan ini di zona hijau.
Foto: Nikkei Stock Index. (Reuters/Kim Kyung-Hoon)
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia mengakhiri perdagangan pertama di pekan ini di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,31%, indeks Shanghai melejitĀ 1,38%, dan indeks Straits Times pun naik 0,03%.

Sementara itu, indeks Hang Seng turun 0,24% dan indeks Kospi turun 0,05%.

Sentimen positif bagi bursa saham Asia datang dari kemesraan antara Presiden AS Donald Trump dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. Berbicara dalam konferensi pers usai menggelar kunjungan kenegaraan ke Jepang selama 4 hari, Trump mengatakan bahwa dirinya berharap bisa mengumumkan kesepakatan dagang dengan Jepang dalam waktu yang sangat dekat.

Trump mengungkapkan bahwa defisit dagang yang dialami oleh AS dengan Jepang adalah sangat besar, namun dirinya berharap bahwa permasalahan tersebut bisa segera diatasi.

Trump-Abe Mesra di Jepang, Bursa Saham Asia Ditutup MenguatFoto: Presiden Trump dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe (REUTERS/Kiyoshi Ota)

"Mereka (Jepang) adalah pebisnis yang luar biasa, negosiator yang luar biasa dan telah menempatkan kita (AS) di dalam sebuah posisi yang sulit, namun saya rasa kami akan mencapai kesepakatan dengan Jepang," kata Trump, dilansir dari CNBC International.


Sementara itu, Abe mengatakan bahwa dirinya dan Trump telah setuju untuk mempercepat dialog dagang kedua negara.

Sebelumnya, Trump sempat mengancam bahwa dirinya akan mengenakan bea masuk yang tinggi bagi mobil impor asal Jepang. Kini, pelaku pasar optimistis bahwa ancaman tersebut tak akan dieksekusi.

Sekedar mengingatkan, Jepang merupakan negara dengan nilai perekonomian terbesar ketiga di dunia setelah AS dan China. Jika perang dagang AS-Jepang bisa dihindari, tentu perekonomian dunia bisa dipacu untuk melaju di level yang relatif tinggi.

Di sisi lain, kinerja bursa saham Asia dibatasi oleh perang dagang AS-China yang masih panas. Sejatinya, Trump memproyeksikan bahwa dalam waktu dekat AS dan China akan mampu meneken kesepakatan dagang.

"Ini sedang terjadi dan terjadi dengan cepat. Saya rasa (proses negosiasi) dengan China akan berlangsung cepat karena saya tidak bisa membayangkan mereka (China) dapat merasa senang dengan ribuan perusahaan keluar dari negaranya," tegas Trump dalam pidato di Gedung Putih, mengutip Reuters.

Namun, hal tersebut belum bisa meredakan kekhawatiran pelaku pasar. Pasalnya, hingga saat ini belum ada rencana konkret dari kedua negara untuk kembali menggelar negosiasi dagang. Selain itu, AS masih mengincar produk-produk impor asal China senilai US$ 300 miliar untuk dikenakan bea masuk.

Beberapa hari yang lalu, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan bahwa AS tengah mempelajari dampak pengenaan bea masuk tersebut terhadap konsumen di sana, dilansir dari Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Investor Tunggu Inflasi AS & Risalah The Fed, Bursa Saham Asia Lesu

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular