Asing Tetap Keluar, IHSG Tutup Pekan Ini dengan Menguat 0,41%

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
24 May 2019 16:58
Asing Tetap Keluar, IHSG Tutup Pekan Ini dengan Menguat 0,41%
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Layaknya kemarin (23/4/2019), performa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini masih impresif, terus anteng bertengger di zona hijau. Dibuka menguat 0,16% ke level 6.042,58, IHSG memperlebar penguatannya dan berhasil ditutup naik 0,41% menjadi 6.057,354.



Saham-saham yang berkontribusi signifikan dalam mendorong kenaikan IHSG di antaranya: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (+2,46%), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (+0,99%), PT Astra International Tbk/ASII (+1,06%), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (+1,65%), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (+1,76%).

Mendinginnya bara demo 22 Mei yang menolak hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) yang memenangkan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomur urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin, menjadi salah satu faktor yang memantik aksi beli di bursa saham Indonesia dalam 2 hari belakangan.

Analis Ekuitas di PT Philip Sekuritas Indonesia Anugrah Zamzami Nasr menyampaikan bahwa pasar merasa lega dengan situasi pasca-pemilihan yang tenah dan yakin stabilitas akan segera pulih, dilansir Reuters.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen M. Iqbal memastikan bahwa situasi keamanan nasional, terutama di Jakarta, terkendali selepas kericuhan yang terjadi 21 Mei hingga 22 Mei 2019.

Kepolisian telah menangkap setidaknya 257 orang pada malam pertama yakni Selasa (21/5) dan 185 orang pada malam kedua, Rabu (22/5) yang terlibat dalam kerusuhan dan aksi anarkis.

Hari ini semua transportasi publik kembali beroperasi sepenuhnya dan pengendara motor atau mobil sudah bisa memasuki jalan Agus Salim dan kawasan Tanah Abang. Selain itu, situasi di area kantor Badan Pengawas Pemilu (Banwaslu) juga sudah aman.

Selain itu, pelemahan IHSG yang cukup dalam sepanjang pekan lalu juga mendorong aksi beli oleh pelaku pasar. Sebagai informasi, pada periode 13-17 Mei, bursa saham acuan tanah air mengalami koreksi hingga 6,56%. Alhasil, wajar saja jika pada pekan ini terjadi technical rebound.

Lebih lanjut, berbeda dengan IHSG yang sumringah, bursa saham acuan Benua Kuning bergerak bervariatif: indeks Kospi anjlok 0,69%, indeks Nikkei melemah 0,16%, indeks Straits Times menguat 0,29%, indeks Hang Seng naik 0,32%, dan indeks Shanghai naik terbatas 0,02%.

Bursa saham utama kawasan Asia masih dipenuhi kecemasan karena ketegangan perang dagang antara AS dan China yang semakin memanas dan merambat ke pembatasan gerak korporasi.

BERLANJUT KE HALAMAN DUA Kecemasan akan situasi global sejatinya masih tercermin di bursa saham tanah air. Pasalnya, pada penutupan perdagangan hari ini, investor asing kembali membukukan aksi jual bersih di pasar reguler mencapai Rp 156,36 miliar.

Dengan demikian, selama 16 hari berturut-turut investor asing terus berterbangan dan secara total telah membukukan aksi jual bersih di pasar reguler mencapai Rp 10,86 triliun.



Pekan lalu, Departemen Perdagangan AS memutuskan memasukkan Huawei (perusahaan teknologi asal China) ke 'Daftar Entitas' karena dianggap membahayakan keamanan dan kepentingan nasional. Presiden AS Donald Trump juga menyebut raksasa telekomunikasi China itu "sangat berbahaya", dilansir Reuters.

"Coba Anda lihat apa yang mereka lakukan dari perspektif militer. Sangat berbahaya. Jadi kalau kita berhasil membuat kesepakatan (dengan China), saya membayangkan Huawei akan masuk di dalamnya," kata Presiden AS Donald Trump, mengutip Reuters.

"Perusahaan tersebut (Huawei) tidak hanya terkait dengan pemerintah China, tetapi juga Partai Komunis China. Dengan jaringan yang mereka miliki, informasi yang ada di AS berada dalam risiko," tambah Mike Pompeo, Menteri Luar Negeri AS, mengutip Reuters.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lu Kang mengecam pernyataan Pompeo karena telah mengarang rumor terkait hubungan Huawei dengan pemerintah China.

"Baru-baru ini, beberapa politisi AS terus menerus mengarang rumor tentang Huawei tetapi tidak pernah menghasilkan bukti yang jelas yang telah diminta negara," ujar Lu dilansir Reuters.

Lebih lanjut, sebelumnya juru bicara Kementerian Perdagangan Negeri Tiongkok Gao Feng juga menunjukkan nada galak terhadap sikap AS pada perusahaan milik China belakangan ini.

"Serangan AS terhadap perusahaan-perusahaan China tidak hanya menyebabkan kerusakan serius pada kerja sama komersial normal kedua negara namun juga menjadi ancaman besar bagi keamanan industri dan rantai pasokan global," kata juru bicara Kementerian Perdagangan China Gao Feng, Kamis (23/5/2019, dilansir CNBC International.

"China dengan tegas melawan ini. Kami akan mengamati perkembangannya dengan ketat dan membuat persiapan yang cukup," lanjutnya.

Panasnya hubungan AS-China membuat prospek damai dagang terasa begitu jauh. Rasanya perang dagang bisa berlangsung lama dan menyakitkan.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/dwa) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular