Tambah Armada, Pelita Samudera Garap Bisnis Angkutan Energi

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
23 May 2019 10:59
Nilai investasi pembelian kapal di atas 8 juta dollar AS dengan menggunakan 30% kas perseroan dan 70% pinjaman bank.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten jasa angkutan laut, PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI) menambah satu unit armada untuk menggarap bisnis logistik di sektor energi.

Imelda Agustina Kiagoes, Sekretaris Perusahaan mengatakan, dengan penambahan unit baru kapal kargo Mother Vessel, saat ini kapal kargo kelas handy size tersebut menjadi 5 unit.

"Ini bagian dari ekspansi armada Perseroan sejalan dengan peningkatan kebutuhan logistik Indonesia untuk sektor energi," kata Imelda, dalam keterangan pers, Kamis (23/6/2019).

Adapun, total kapasitas pengangkutan MV sampai saat ini menjadi 205.552 DWT dibandingkan 31.000 DWT dari periode yang sama tahun lalu yang dihasilkan dari pengangkutan batu bara dan juga bijih nikel. Nilai investasi pembelian kapal di atas 8 juta dollar AS dengan menggunakan 30% kas perseroan dan 70% pinjaman bank.

Kinerja perseroan hingga triwulan pertama 2019 tercatat mengalami penurunan laba bersih sebesar 17,02% menjadi US$ 2,19 juta atau sekitar Rp 31 miliar (asumsi kurs US$14/200/US$) dari perolehan laba bersih kuartal I-2018 sebesar US$2,64 juta.

Mengacu laporan keuangan perusahaan, dalam 3 bulan pertama, pendapatan emiten berkode saham PSSI itu naik 9% menjadi US$ 17,65 juta atau Rp 251 miliar dari perolehan di periode yang sama tahun sebelumnya US$16,16 juta.

Namun beban pokok pendapatan membengkak menjadi US$ 13,74 juta dari sebelumnya US$ 11,29 juta, ditambah dengan naiknya beban operasi sehingga menyebabkan terpengaruhnya laba bersih perusahaan.

Adapun, tarif pelanggan tercatat naik untuk segmen kapal tunda dan tongkang serta Floating Loading Facility (FLF) yang berkontribusi terhadap naiknya pendapatan pada kuartal I/2019 sebesar 9% itu.

Sementara itu, margin laba bruto tercatat turun sebesar 8% yang dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan bakar, upah kru kapal, serta depresiasi kapal yang sejalan dengan penambahan aset kapal sebagai bagian dari program ekspansi armada.
(hps/hps) Next Article Sah! BRI Resmi Jadi Sponsor Utama Liga 1 Musim 2021-2022

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular