AS Akan Kasih Sanksi Lagi, Wall Street Diproyeksi Terperosok

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
22 May 2019 20:07
Indeks saham utama New York diimplikasi melemah pada perdagangan hari ini (22/5/2019)
Foto: Warga berjalan di Wall St. di seberang New York Stock Exchange (NYSE) di New York, AS, 10 Januari 2019. REUTERS / Brendan McDermid
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks saham utama New York diimplikasi melemah pada perdagangan hari ini, Rabu (22/5/2019) waktu setempat. Ini karena Washington dikabarkan akan memberikan sanksi pada perusahaan China lainnya

Pada pukul 19:50 WIB, kontrak future Dow Jones dan Nasdaq Composite mengimplikasikan penurunan masing-masing sebesar 96,33 poin dan 49,27 poin. Sementara S&P 500 diimplikasikan melemah 12,66 poin.

Angin segar dari pelonggaran atas sejumlah larangan yang dikenakan kepada Huawei Technologies Co Ltd menguap setelah tersiar kabar bahwa Gedung Putih sedang mempertimbangkan sanksi pada perusahaan kamera pengawas asal Negeri Tirai Bambu Hikvision, dilansir Reuters.

Ketakutan akan adanya tambahan pada daftar hitam membuat pelaku pasar cemas bahwa Presiden AS Donald Trump sedang mencari cara untuk mengekang ambisi teknologi perusahaan China dan tidak berniat untuk menyegel perjanjian damai dagang.



Manajer Portofolio Schroders Simon Webber menyampaikan bahwa jika China melakukan aksi balasan dan berdampak pada rantai pasokan, maka pasar akan semakin diselimuti hawa ketidakpastian.

Sementara itu, beberapa investor tampaknya tetap menaruh harapan bahwa kedua negara dapat mencapai suatu kesepakatan pada pertemuan G20 pada Juni mendatang, dilansir Reuters.

Lebih lanjut, sentimen lainnya datang dari emiten pembuat chip asal AS, Qualcomm.

Pengadilan Tinggi AS memutuskan bahwa Qualcomm telah melanggar undang-undang anti monopoli dengan secara tidak sah menekan persaingan ada industri chip ponsel, dilansir CNBC International. Pada perdagangan premarket saham emiten chip tersebut anjlok 11,9% ke level US$ 68,52/saham.

Pada hari ini investor akan mencermati data terakhir persediaan minyak AS minggu lalu pada pukul 21:30.

Lalu juga akan ada rilis notulensi rapat komite pengambil kebijakan Bank Sentral AS (Federal Open Market Committee/FOMC) pukul 01:00 dini hari. Notulensi tersebut akan memberi gambaran bagaimana sebenarnya diskusi yang berlangsung ketika Bank Sentral AS/The Fed akhirnya memutuskan untuk menahan suku bunga di level 2,25%-2,5%.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/dwa) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular