
'Dihiasi' Demo, Rupiah Bakal Melemah 3 Hari Beruntun?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 May 2019 12:38

Dolar AS mendapat angin karena investor menunggu rilis notulensi rapat (minutes of meeting) komite pengambil kebijakan The Federal Reserve/The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC) edisi Mei. Pada bulan ini, Jerome 'Jay' Powell dan kolega memang menahan suku bunga acuan di kisaran 2,25-2,5%.
Namun dalam rapat tersebut investor ingin mencari petunjuk lebih jauh mengenai arah kebijakan moneter AS. Dalam rapat tersebut, The Fed menyatakan masih sabar untuk mengubah target suku bunga acuan sembari menunggu data-data terbaru baik itu inflasi, pertumbuhan ekonomi, tenaga kerja, sampai dinamika global.
Baca:
Satu Kata dari Bos The Fed Ini Bikin Wall Street Rontok
Oleh karena itu, peluang penurunan suku bunga acuan belum terlihat. Bagi dolar AS, suku bunga tidak turun saja sudah bagus. Tidak bisa disamakan seperti tahun lalu, di mana Federal Funds Rate naik sampai empat kali.
Investor ingin mencari tahu, memastikan seperti apa 'suasana kebatinan' dalam rapat tersebut. Sambil menunggu, pelaku pasar sepertinya memilih untuk mengoleksi dolar AS.
Selain itu, rilis data ekonomi yang mengecewakan juga membuat investor menghindari Asia. Ekspor Jepang pada April 2019 turun 2,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kontraksi ekspor Negeri Matahari Terbit terjadi selama lima bulan beruntun.
Apa yang terjadi di Jepang menggambarkan kelesuan ekonomi di Asia adalah sebuah fakta, bukan mitos belaka. Aktivitas ekonomi yang melambat tentu bukan kabar baik, dan membuat pelaku pasar menyingkir untuk sementara waktu.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Namun dalam rapat tersebut investor ingin mencari petunjuk lebih jauh mengenai arah kebijakan moneter AS. Dalam rapat tersebut, The Fed menyatakan masih sabar untuk mengubah target suku bunga acuan sembari menunggu data-data terbaru baik itu inflasi, pertumbuhan ekonomi, tenaga kerja, sampai dinamika global.
Baca:
Satu Kata dari Bos The Fed Ini Bikin Wall Street Rontok
Investor ingin mencari tahu, memastikan seperti apa 'suasana kebatinan' dalam rapat tersebut. Sambil menunggu, pelaku pasar sepertinya memilih untuk mengoleksi dolar AS.
Selain itu, rilis data ekonomi yang mengecewakan juga membuat investor menghindari Asia. Ekspor Jepang pada April 2019 turun 2,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kontraksi ekspor Negeri Matahari Terbit terjadi selama lima bulan beruntun.
Apa yang terjadi di Jepang menggambarkan kelesuan ekonomi di Asia adalah sebuah fakta, bukan mitos belaka. Aktivitas ekonomi yang melambat tentu bukan kabar baik, dan membuat pelaku pasar menyingkir untuk sementara waktu.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Next Page
Demonstrasi Ikut Bebani Rupiah
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular