Demo Tak Kunjung Usai, Rupiah Terlemah Sejak 28 Desember 2018

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 May 2019 10:22
Demo Tak Kunjung Usai, Rupiah Terlemah Sejak 28 Desember 2018
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Aristya Rahadian Krisabella)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Di pasar spot, rupiah juga melemah hingga dolar AS kembali menyentuh Rp 14.500. 

Pada Rabu (22/5/2019), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.488. Rupiah melemah 0,18% dibandingkan posisi hari sebelumnya dan menyentuh posisi terlemah sejak 28 Desember. 

Sementara di pasar spot, rupiah juga melemah. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.500 di mana rupiah melemah 0,17%. Rupiah melemah 0,17%, dan juga terlemah sejak 28 Desember. 

 

Faktor eksternal dan domestik memang tidak suportif buat rupiah. Dari sisi eksternal, keperkasaan dolar AS menyapu bersih Asia. Tidak hanya rupiah, seluruh mata uang utama Benua Kuning tidak ada yang bisa menguat di hadapan greenback. 

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 10:08 WIB: 

 

Pelaku pasar kembali aktif memburu dolar AS setelah pemerintahan Presiden Donald Trump memberi keringanan sanksi atas perusahaan telekomunikasi asal China, Huawei. Pekan lalu, pemerintahan Presiden Donald Trump memasukkan Huawei ke daftar hitam karena dianggap mengancam keamanan dan kepentingan nasional. 

Namun Washington kemudian melunak. Kementerian Perdagangan AS memutuskan untuk membolehkan Huawei membeli produk-produk AS hingga 19 Agustus untuk menjaga keandalan jaringan dan perlindungan terhadap konsumen. Extra time ini diharapkan memberi ruang bagi dunia usaha dan konsumen untuk mempersiapkan diri. 


Sebelumnya investor khawatir terhadap sanksi AS kepada Huawei. Sebab bagaimana pun Huawei adalah perusahaan telekomunikasi terbesar di dunia. Jika tidak ada yang boleh berbisnis dengan Huawei, maka akan berdampak sistemik terhadap industri telekomunikasi di Negeri Paman Sam. 

Oleh karena itu, keringanan yang diberikan pemerintah membuat investor lega untuk sementara waktu. Pelaku pasar pun kembali mengoleksi dolar AS karena ada secercah harapan Washington-Beijing bisa mencapai damai dagang. 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Sementara dari dalam negeri, dinamika usai pengumuman hasil Pemilu 2019 masih saja belum kondusif. Sejak kemarin terjadi aksi penolakan atas hasil Pemilu yang memenangkan pasangan capres-cawapres Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin. 

Bentrok antara aparat dan keamanan dan demonstran tidak terhindarkan. Bahkan kericuhan meluas, tidak hanya di sekitar kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) tetapi sampai ke daerah Petamburan, Jakarta Pusat. Massa membakar asrama milik Brigade Mobil (Brimob) yang merusak bangunan dan sejumlah kendaraan.  


Gesekan masih terjadi sampai pagi ini dan belum ada tanda-tanda segera selesai. Situasi keamanan yang seperti ini tentu membuat investor tidak nyaman, terutama asing. 

Di pasar saham, investor asing membukukan jual bersih Rp 10,11 miliar di pasar reguler pada pukul 10:12 WIB. Tanpa suntikan 'darah', rupiah pun semakin mantap melemah. 


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular