Demo Tolak Pemilu Ricuh, Investor Saham Dibuat Grogi!

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
22 May 2019 09:46
Demo Tolak Pemilu Ricuh, Investor Saham Dibuat Grogi!
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku pasar saham Indonesia terlihat grogi pada perdagangan hari ini. Pada pembukaan perdagangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,05% ke level 5.948,38 sebelum kemudian terus jatuh hingga ke titik terendahnya di level 5.918,9 (-0,55% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin, 21/5/2019).

Namun kini, IHSG justru merangsek ke zona hijau. Pada pukul 09:20 WIB, IHSG menguat tipis 0,11% ke level 5.958,08.

Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga sedang ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,31%, indeks Hang Seng naik 0,47%, dan indeks Straits Times naik 0,37%.

Sentimen positif bagi bursa saham Benua Kuning datang dari harapan bahwa AS-China bisa kembali mesra di bidang perdagangan dengan kembali ke meja negosiasi.

Seperti yang diketahui, pada pekan lalu Presiden AS Donald Trump mendeklarasikan kondisi darurat nasional di sektor teknologi melalui sebuah perintah eksekutif. Dengan aturan itu, Menteri Perdagangan Wilbur Ross menjadi memiliki wewenang untuk memblokir transaksi dalam bidang teknologi informasi atau komunikasi yang menimbulkan risiko bagi keamanan nasional AS.

Bersamaan kebijakan ini, Huawei Technologies dan 70 entitas terafiliasi dimasukkan ke dalam daftar perusahaan yang dilarang membeli perangkat dan komponen dari perusahaan AS tanpa persetujuan pemerintah.

Namun pada hari Senin (20/5/2019) waktu setempat, AS melunak dengan melonggarkan sejumlah larangan yang dikenakan pekan lalu terhadap Huawei.

Departemen Perdagangan AS mengizinkan Huawei untuk membeli barang-barang buatan AS selama 90 hari demi mempertahankan jaringan yang sudah ada saat ini dan menyediakan pembaruan (update) piranti lunak bagi ponsel-ponsel Huawei yang sudah ada saat ini, dilansir dari Reuters.

"Pendeknya, pelonggaran ini akan memperbolehkan operasi tetap berlanjut bagi pengguna ponsel Huawei dan jaringan broadband di pedalaman," kata Menteri Perdagangan AS Wilburr Ross.

Perkembangan terbaru, beberapa pejabat keamanan negara AS khawatir bahwa Trump dapat membatalkan sanski terhadap Huawei guna mencapai kesepakatan dagang dengan China, dilansir dari Bloomberg. Hal ini menjadi mungkin mengingat pada akhir bulan depan, Trump akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT-G20 di Jepang.

Jika ini yang terjadi, kedua negara dimungkinkan untuk kembali menggelar negosiasi yang pada akhirnya bisa mengakhiri perang dagang yang sudah berlangsung begitu lama. Di sisi lain, pelaku pasar dibuat grogi adalah gelaran demo 22 Mei yang berkaitan dengan penolakan sejumlah kelompok masyarakat terhadap hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) yang memenangkan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Demo yang salah satunya terjadi di sekitar di sekitar Tanah Abang tersebut menyisakan belasan korban. Dilansir dari CNN Indonesia, pihak Rumah Sakit Budi Kemuliaan menerima sebanyak 17 pasien yang merupakan korban dari gelaran demo 22 Mei. Pihak rumah sakit juga menyebut bahwa korban luka tembak tak hanya berjumlah 1 orang.

"Korban lainnya ada yang terkena luka tembak di betis, tangan, sendi bahu, ada yang dikirim ke RS Tarakan karena perlu ada tindakan bedah," ungkap Direktur RS Budi Kemuliaan Dr Fahrul W Arbi di Jakarta, Rabu (22/5/2019).

Bahkan, demo 22 Mei juga menyebabkan 1 orang tewas. Fahrul mengatakan, korban meninggal karena mendapat tembakan di bagian dada. Ketika dilakukan penanganan pertama, nyawa korban tidak tertolong.

"Meninggalnya karena ada luka tembak tembus ke belakang dari dada, mungkin mengenai paru-paru. Kan ada pneumotoraks. Pneumotoraks itu selaput paru robek sehingga udara terkumpul di sana dan kena pembuluh darah besar," terang dia, dikutip dari CNN Indonesia.

Hingga kini, demo yang sudah berlangsung sejak dini hari tadi tersebut masih belum usai.

Situasi yang mencekam ini membuat investor asing menjadi ragu untuk berbelanja di pasar saham tanah air.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular