Kuat di Kurs Tengah BI, Rupiah Kok Loyo di Pasar Spot?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
21 May 2019 10:40
Dolar AS Sedang Perkasa
Ilustrasi Dolar AS (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Dari sisi eksternal, sebenarnya rupiah bukan satu-satunya mata uang Asia yang melemah. Selain rupiah, ada rupee India, yen Jepang, ringgit Malaysia, baht Thailand, dan dolar Taiwan yang juga terjebak di zona merah. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 10:18 WIB: 



Bukan apa-apa, dolar AS memang sedang menguat secara global. Pada pukul 10:19 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,03%. 

Penyebabnya adalah kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS. Pada pukul 10:21 WIB, yield surat utang pemerintah AS seri acuan tenor 10 tahun naik 0,7 basis poin (bps). 

Kenaikan yield menandakan ada ekspektasi percepatan laju inflasi. Saat inflasi terakselerasi, artinya ruang untuk pelonggaran kebijakan moneter menjadi lebih kecil. Jadi peluang The Federal Reserve/The Fed untuk menurunkan suku bunga acuan pun berkurang. 

Bagi dolar AS, saat ini Federal Funds Rate yang tidak turun sudah menjadi berkah. Jangan lagi berharap suku bunga bisa naik seperti tahun lalu, kondisinya sudah berbeda. Suku bunga yang bertahan di kisaran 2,25-2,5% sudah cukup atraktif bagi aset-aset berbasis dolar AS. 

Oleh karena itu, kenaikan yield menjadi katalis bagi penguatan dolar AS. Akibatnya sebagian besar mata uang Asia kini berkubang di zona merah. 

(BERLANJUT KE HALAMAN 3)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular