Takut Pengumuman Pilpres Rusuh, IHSG Terlemah dalam 6 Bulan!

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
20 May 2019 09:43
Takut Pengumuman Pilpres Rusuh, IHSG Terlemah dalam 6 Bulan!
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung merasakan pahitnya zona merah pada perdagangan pertama di pekan ini. Pada pembukaan perdagangan, IHSG melemah 0,08% ke level 5.822,47. Pada pukul 09:20 WIB, pelemahan IHSG sudah semakin dalam menjadi 0,39% ke level 5.805,03. IHSG berada di level terlemahnya dalam 6 bulan lebih.

IHSG melemah kala bursa saham utama kawasan Asia ditransaksikan bervariasi: indeks Nikkei naik 0,31%, indeks Kospi menguat 0,59%, indeks Shanghai ambruk 1,26%, dan indeks Hang Seng terkoreksi 0,55%.

Sentimen yang menyelimuti perdagangan hari ini memang bisa dibilang tak menguntungkan bagi pasar saham. Beberapa sumber mengatakan bahwa diskusi untuk mempersiapkan dialog dagang lanjutan antara AS dan China telah dihentikan, seiring dengan serangan yang dilancarkan Presiden AS Donald Trump kepada perusahaan telekomunikasi asal China, salah satunya Huawei, seperti dilansir dari CNBC International.

Seperti yang diketahui, pada pekan lalu Trump mendeklarasikan kondisi darurat nasional terkait ancaman yang dihadapi sektor teknologi AS melalui sebuah perintah eksekutif.

Hal tersebut memberikan kuasa kepada Menteri Perdagangan Wilbur Ross (dengan konsultasi bersama beberapa pejabat tingkat tinggi lainnya) untuk memblokir transaksi yang melibatkan informasi atau teknologi komunikasi yang "membawa risiko tinggi terhadap keamanan nasional AS".

Menindaklanjuti perintah eksekutif yang dikeluarkan Trump, Departemen Perdagangan AS menambahkan Huawei Technologies dan afiliasinya ke dalam Entity List dari Bureau Industry and Security (BIS), yang pada intinya akan membuat Huawei lebih sulit untuk melakukan bisnis dengan perusahaan asal AS.

China pun kemudian berang dengan langkah AS tersebut. Kementerian Perdagangan China kemarin memperingatkan bahwa sanksi terhadap perusahaan-perusahaan seperti Huawei dapat meningkatkan tensi perang dagang.

"Kami meminta AS untuk berhenti melangkah lebih jauh, supaya perusahaan-perusahaan asal China dapat merasakan situasi yang lebih normal dalam berbisnis, serta untuk menghindari eskalasi lebih lanjut dalam perang dagang AS-China," papar Juru Bicara Kementerian Perdagangan China Gao Feng dalam konferensi pers pada hari Kamis (16/5/2019), dikutip dari CNBC International.
Selain karena faktor eksternal, aksi jual di bursa saham tanah air juga dipicu oleh faktor domestik yakni kekhawatiran terkait dengan pengumuman hasil pemilihan presiden (pilpres) oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada tanggal 22 Mei mendatang.

Sebelumnya, apparat kepolisian sudah menangkap sebanyak 29 teroris yang diduga akan melancarkan serangan pada 22 Mei mendatang. Penangkapan dilakukan langsung oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror.

Menyusul tertangkapnya terduga teroris tersebut, Polri meminta masyarakat tidak melakukan aksi turun ke jalan pada hari tersebut untuk mengantisipasi tindakan teror.

"Saya selaku Kepala Divisi Humas juga sebagai juru bicara menyampaikan bahwa pada tanggal 22 Mei masyarakat kami imbau tidak turun. Ini akan membahayakan, karena mereka akan menyerang semua massa termasuk aparat," kata Kadiv Humas Polri Irjen M Iqbal di Mabes Polri pada hari Jumat (17/5/2019), dilansir dari detikcom.

Iqbal mengatakan, jika ada serangan teroris di hari tersebut bukan tak mungkin akan jatuh banyak korban. Polisi juga tak memungkiri masih ada potensi serangan meski sudah ada yang ditangkap.

Kekhawatiran terkait dengan kerusuhan yang bisa terjadi pada 22 Mei mendatang membuat investor bermain aman dengan melego saham-saham di tanah air.

TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular