
Negosiasi Dagang Mandek, Indeks Shanghai ke Zona Merah
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
20 May 2019 09:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Shanghai melemah 0,26% pada saat pembukaan perdagangan ke level 2.874,8, sementara indeks Hang Seng naik tipis 0,05% ke level 27.959,23.
Kabar bahwa negosiasi dagang AS-China mandek membuat saham-saham di China dilego investor. Sumber-sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan bahwa diskusi untuk mempersiapkan dialog dagang lanjutan antara AS dan China telah dihentikan, seiring dengan serangan yang dilancarkan Presiden AS Donald Trump kepada perusahaan telekomunikasi asal China, salah satunya Huawei, seperti dilansir dari CNBC International.
Seperti yang diketahui, pada pekan lalu Trump mendeklarasikan kondisi darurat nasional terkait ancaman yang dihadapi sektor teknologi AS melalui sebuah perintah eksekutif.
Hal tersebut memberikan kuasa kepada Menteri Perdagangan Wilbur Ross (dengan konsultasi bersama beberapa pejabat tingkat tinggi lainnya) untuk memblokir transaksi yang melibatkan informasi atau teknologi komunikasi yang "membawa risiko tinggi terhadap keamanan nasional AS".
Menindaklanjuti perintah eksekutif yang dikeluarkan Trump, Departemen Perdagangan AS menambahkan Huawei Technologies dan afiliasinya ke dalam Entity List dari Bureau Industry and Security (BIS), yang pada intinya akan membuat Huawei lebih sulit untuk melakukan bisnis dengan perusahaan asal AS.
China pun kemudian berang dengan langkah AS tersebut. Kementerian Perdagangan China kemarin memperingatkan bahwa sanksi terhadap perusahaan-perusahaan seperti Huawei dapat meningkatkan tensi perang dagang.
Hal ini pada akhirnya menjadi kenyataan dan membuat saham-saham di China dilego investor.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Optimisme Damai Dagang Angkat Bursa China ke Zona Hijau
Kabar bahwa negosiasi dagang AS-China mandek membuat saham-saham di China dilego investor. Sumber-sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan bahwa diskusi untuk mempersiapkan dialog dagang lanjutan antara AS dan China telah dihentikan, seiring dengan serangan yang dilancarkan Presiden AS Donald Trump kepada perusahaan telekomunikasi asal China, salah satunya Huawei, seperti dilansir dari CNBC International.
Seperti yang diketahui, pada pekan lalu Trump mendeklarasikan kondisi darurat nasional terkait ancaman yang dihadapi sektor teknologi AS melalui sebuah perintah eksekutif.
Menindaklanjuti perintah eksekutif yang dikeluarkan Trump, Departemen Perdagangan AS menambahkan Huawei Technologies dan afiliasinya ke dalam Entity List dari Bureau Industry and Security (BIS), yang pada intinya akan membuat Huawei lebih sulit untuk melakukan bisnis dengan perusahaan asal AS.
China pun kemudian berang dengan langkah AS tersebut. Kementerian Perdagangan China kemarin memperingatkan bahwa sanksi terhadap perusahaan-perusahaan seperti Huawei dapat meningkatkan tensi perang dagang.
Hal ini pada akhirnya menjadi kenyataan dan membuat saham-saham di China dilego investor.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Optimisme Damai Dagang Angkat Bursa China ke Zona Hijau
Most Popular