
Setelah Amblas Kemarin, Harga Emas Mulai Stabil
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
17 May 2019 13:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah amblas cukup dalam pada perdagangan Kamis (16/5/2019), harga emas global masih stabil dengan kecenderungan menguat.
Pada hari Jumat (17/5/2019) pukul 12:30 WIB, harga emas kontrak pengiriman Juni di bursa New York Commodity Exchange (COMEX) menguat 0,05% ke level US$ 1.286,8/troy ounce. Sementara harga emas di pasar spot naik 0,03% ke posisi US$ 1.286,78/troy ounce.
Sebagai informasi, kemarin harga emas COMEX dan spot masing-masing amblas sebesar 0,89% dan 0,77%.
Harga emas mendapat tekanan kuat dari dolar yang perkasa kemarin malam.
Sejumlah rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang cemerlang mampu membuat dolar perkasa.
Data pembangunan rumah batu periode April 2019 diumumkan sebesar 1,24 juta unit, lebih besar dibanding prediksi konsensus yang hanya 1,21 juta unit, mengutip Forex Factory.
Ada pula klaim tunjangan pengangguran yang hanya sebanyak 212.000 untuk minggu yang berakhir pada 11 Mei 2019, dan juga lebih sedikit dibanding prediksi konsensus yang sebesar 220.000.
Artinya perekonomian AS lebih baik dibanding perkiraan pasar, membuat investor makin berani untuk masuk ke aset-aset yang berbasis dolar.
Tak heran nilai Dollar Index (DXY) melesat hingga 0,29% ke level 97,85 yang merupakan posisi tertinggi dalam lebih dari dua minggu di akhir sesi perdagangan kemarin.
Dolar yang kuat akan membuat harga emas cenderung lebih mahal bagi pemegang mata uang lain. Pasalnya emas ditransaksikan dalam dolar. Itu membuat daya tarik emas memudar.
Namun hari ini dolar agak sedikit melemah, meskipun masih tetap kuat. Terindikasi dari nilai DXY yang terkoreksi 0,05% ke level 97,8.
Investor sekali lagi dibuat khawatir akan nasib perang dagang AS-China.
Pemerintah China mengatakan bahwa pihaknya tidak tertarik untuk melakukan negosiasi ulang dengan AS pada saat ini, seperti yang dilansir dari Bloomberg.
Padahal sebelumnya Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin dikabarkan tengah merencanakan perjalanan ke Beijing untuk menggelar dialog dengan negosiator China dalam waktu dekat.
Tampaknya gairah China untuk negosiasi agak surut setelah Presiden AS, Donald Trump mendeklarasikan kondisi darurat nasional terkait acaman yang terkait sektor teknologi pada hari Kamis (16/5/2019).
Dampaknya, Departemen Perdagangan AS membuat raksasa teknologi asal China, Huawei semakin sulit untuk melakukan transaksi dengan perusahaan asal Negeri Paman Sam.
Tidak lama berselang Kementerian Perdagangan China mengatakan bahwa langkah yang diambil oleh AS tersebut dapat memperburuk keadaan, terkait perang dagang.
"Kami meminta AS untuk berhenti melangkah lebih jauh, supaya perusahaan-perusahaan asal China dapat merasakan situasi yang lebih normal dalam berbisnis, serta untuk menghindari eskalasi lebih lanjut dalam perang dagang AS-China," papar Juru Bicara Kementerian Perdagangan China Gao Feng dalam konferensi pers pada hari Kamis, dikutip dari CNBC International.
Alhasil gairah investasi pada instrumen berisiko agak pudar, membuat emas yang sebagai pelindung nilai (hedging) makin berkilau.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(taa/gus) Next Article Harga Emas Tertatih untuk Bangkit
Pada hari Jumat (17/5/2019) pukul 12:30 WIB, harga emas kontrak pengiriman Juni di bursa New York Commodity Exchange (COMEX) menguat 0,05% ke level US$ 1.286,8/troy ounce. Sementara harga emas di pasar spot naik 0,03% ke posisi US$ 1.286,78/troy ounce.
Sebagai informasi, kemarin harga emas COMEX dan spot masing-masing amblas sebesar 0,89% dan 0,77%.
Harga emas mendapat tekanan kuat dari dolar yang perkasa kemarin malam.
Sejumlah rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang cemerlang mampu membuat dolar perkasa.
Data pembangunan rumah batu periode April 2019 diumumkan sebesar 1,24 juta unit, lebih besar dibanding prediksi konsensus yang hanya 1,21 juta unit, mengutip Forex Factory.
Ada pula klaim tunjangan pengangguran yang hanya sebanyak 212.000 untuk minggu yang berakhir pada 11 Mei 2019, dan juga lebih sedikit dibanding prediksi konsensus yang sebesar 220.000.
Artinya perekonomian AS lebih baik dibanding perkiraan pasar, membuat investor makin berani untuk masuk ke aset-aset yang berbasis dolar.
Tak heran nilai Dollar Index (DXY) melesat hingga 0,29% ke level 97,85 yang merupakan posisi tertinggi dalam lebih dari dua minggu di akhir sesi perdagangan kemarin.
Dolar yang kuat akan membuat harga emas cenderung lebih mahal bagi pemegang mata uang lain. Pasalnya emas ditransaksikan dalam dolar. Itu membuat daya tarik emas memudar.
Namun hari ini dolar agak sedikit melemah, meskipun masih tetap kuat. Terindikasi dari nilai DXY yang terkoreksi 0,05% ke level 97,8.
Investor sekali lagi dibuat khawatir akan nasib perang dagang AS-China.
Pemerintah China mengatakan bahwa pihaknya tidak tertarik untuk melakukan negosiasi ulang dengan AS pada saat ini, seperti yang dilansir dari Bloomberg.
Padahal sebelumnya Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin dikabarkan tengah merencanakan perjalanan ke Beijing untuk menggelar dialog dengan negosiator China dalam waktu dekat.
Tampaknya gairah China untuk negosiasi agak surut setelah Presiden AS, Donald Trump mendeklarasikan kondisi darurat nasional terkait acaman yang terkait sektor teknologi pada hari Kamis (16/5/2019).
Dampaknya, Departemen Perdagangan AS membuat raksasa teknologi asal China, Huawei semakin sulit untuk melakukan transaksi dengan perusahaan asal Negeri Paman Sam.
Tidak lama berselang Kementerian Perdagangan China mengatakan bahwa langkah yang diambil oleh AS tersebut dapat memperburuk keadaan, terkait perang dagang.
"Kami meminta AS untuk berhenti melangkah lebih jauh, supaya perusahaan-perusahaan asal China dapat merasakan situasi yang lebih normal dalam berbisnis, serta untuk menghindari eskalasi lebih lanjut dalam perang dagang AS-China," papar Juru Bicara Kementerian Perdagangan China Gao Feng dalam konferensi pers pada hari Kamis, dikutip dari CNBC International.
Alhasil gairah investasi pada instrumen berisiko agak pudar, membuat emas yang sebagai pelindung nilai (hedging) makin berkilau.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(taa/gus) Next Article Harga Emas Tertatih untuk Bangkit
Most Popular