
Kalem Tunggu BI, Rupiah Terbaik ke-3 di Asia
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
16 May 2019 13:01

Indikator-indikator ekonomi Indonesia yang dirilis belakangan ini kurang menggembirakan, bahkan bisa dibilang mengecewakan. Data terbaru yang dirilis Rabu (15/5/19) kemarin oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan defisit neraca perdagangan pada April 2019 sebesar US$ 2,5 miliar. Defisit tersebut merupakan yang terbesar sepanjang sejarah Indonesia, sebelum ini defisit terburuk tercatat sebesar US$ 2,3 miliar yang dibukukan pada Juli 2013.
Defisit neraca perdagangan pada April menjadi yang pertama dalam 3 bulan terakhir. Pada Februari, neraca dagang membukukan surplus senilai US$ 330 juta, sementara surplus pada Maret adalah senilai US$ 540 juta. Pada April itu ekspor Indonesia tercatat US$ 12,6 miliar atau turun 13,1% year-on-year (YoY). Sedangkan impor mencapai US$ 15,10 miliar atau turun 6,58%.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor terkontraksi alias negatif 6,2% YoY, impor turun 11,36% YoY, dan neraca perdagangan defisit US$ 497 juta. Sementara pada pekan lalu Bank Indonesia (BI) pada pekan lalu melaporkan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) kuartal-I 2019 sebesar 2,6% dari produk domestik bruto (PDB). Defisit tersebut membaik dari kuartal-IV 2018 sebesar 3,6% PDB, tetapi masih lebih besar dari defisit kuartal-I 2018 2,01%.
BI akan mengumumkan kebijakan moneter siang ini, mulai pukul 14:00 WIB, dan bisa jadi mempengaruhi pergerakan rupiah. Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate masih bertahan di 6% pada bulan ini.
Arah kebijakan suku bunga BI adalah mengendalikan defisit transaksi berjalan ke level yang aman yaitu 2,5-3% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Data terakhir menunjukkan CAD sudah berada di level aman yakni 2,6%, namun defisit neraca perdagangan pada April yang terbesar sepanjang sejarah tentunya dapat membuat CAD membengkak lagi di kuartal-II 2019.
Pernyataan-pernyataan BI terkait kondisi CAD dan neraca dagang serta proyeksi ke depannya bisa jadi akan menentukan nasib rupiah hari ini. Jika BI masih optimistis dan sangat yakin CAD masih di level aman di kuartal-II nanti, rupiah memiliki peluang untuk melanjutkan penguatan. Rupiah saat ini berada di dekat level terlemah 2019 Rp 14.485, di awal perdagangan hari ini juga sempat ke level Rp 14.465 sebelum rebound kembali.
Rentang pergerakan rupiah hingga pertengahan perdagangan siang ini di kisaran Rp 14.435 – Rp 14.465, dan ada peluang akan menguat lebih jauh seandainya bisa melewati Rp 14.435.
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
Defisit neraca perdagangan pada April menjadi yang pertama dalam 3 bulan terakhir. Pada Februari, neraca dagang membukukan surplus senilai US$ 330 juta, sementara surplus pada Maret adalah senilai US$ 540 juta. Pada April itu ekspor Indonesia tercatat US$ 12,6 miliar atau turun 13,1% year-on-year (YoY). Sedangkan impor mencapai US$ 15,10 miliar atau turun 6,58%.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor terkontraksi alias negatif 6,2% YoY, impor turun 11,36% YoY, dan neraca perdagangan defisit US$ 497 juta. Sementara pada pekan lalu Bank Indonesia (BI) pada pekan lalu melaporkan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) kuartal-I 2019 sebesar 2,6% dari produk domestik bruto (PDB). Defisit tersebut membaik dari kuartal-IV 2018 sebesar 3,6% PDB, tetapi masih lebih besar dari defisit kuartal-I 2018 2,01%.
BI akan mengumumkan kebijakan moneter siang ini, mulai pukul 14:00 WIB, dan bisa jadi mempengaruhi pergerakan rupiah. Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate masih bertahan di 6% pada bulan ini.
Arah kebijakan suku bunga BI adalah mengendalikan defisit transaksi berjalan ke level yang aman yaitu 2,5-3% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Data terakhir menunjukkan CAD sudah berada di level aman yakni 2,6%, namun defisit neraca perdagangan pada April yang terbesar sepanjang sejarah tentunya dapat membuat CAD membengkak lagi di kuartal-II 2019.
Pernyataan-pernyataan BI terkait kondisi CAD dan neraca dagang serta proyeksi ke depannya bisa jadi akan menentukan nasib rupiah hari ini. Jika BI masih optimistis dan sangat yakin CAD masih di level aman di kuartal-II nanti, rupiah memiliki peluang untuk melanjutkan penguatan. Rupiah saat ini berada di dekat level terlemah 2019 Rp 14.485, di awal perdagangan hari ini juga sempat ke level Rp 14.465 sebelum rebound kembali.
Rentang pergerakan rupiah hingga pertengahan perdagangan siang ini di kisaran Rp 14.435 – Rp 14.465, dan ada peluang akan menguat lebih jauh seandainya bisa melewati Rp 14.435.
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular