
Bursa Asia Masih Redup, Kospi Menguat Sendirian karena Trump
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
16 May 2019 10:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama kawasan Asia mayoritas dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Kamis (16/5/2019) seiring dengan masih tingginya tensi perang dagang AS-China.
Indeks Hang Seng di Hong Kong anjlok 0,53%, indeks Straits Times juga turun 0,19%, indeks Nikkei 225 terkoreksi 0,17%. Adapun indeks Shanghai dibuka stagnan dan indeks Kospi di Korsel menguat terbatas 0,1%.
Indeks Kospi yang menjadi acuan Negeri Ginseng ini menguat sendirian setelah beredar kabar Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana menunda pengenaan bea impor otomotif hingga 6 bulan ke depan, dilansir CNBC International.
Alhasil, saham-saham sektor otomotif di Korea Selatan seperti Kia Motors dan Hyundai Motor langsung beterbangan.
Di lain pihak, bursa saham acuan kawasan Benua Kuning lainnya masih terpuruk karena ketegangan perdagangan antara AS dan China kembali membuahkan hasil yang pahit. Pasalnya, aktivitas konsumen dan industri kedua negara adidaya itu justru melambat pada bulan April. Hal ini memicu kekhawatiran bahwa perang dagang akan menyeret turun pertumbuhan ekonomi global
Sepanjang bulan April, penjualan ritel AS turun 0,2% secara bulanan (MoM), di bawah prediksi ekonom yang memperkirakan kenaikan 0,2% MoM.
Selain itu, rilis data yang sama di Negeri Panda juga menunjukkan perlambatan dengan hanya tumbuh 7,2% secara tahunan, yang merupakan laju terendah sejak Mei 2003.
Produksi industri China periode April juga hanya tumbuh 5,4% YoY, di bawah konsensus yang dihimpun Refinitiv sebesar 6,5%.
"Pesan sebenarnya hari ini adalah bahwa data ekonomi dari AS dan China mengecewakan. Mereka seperti dua bocah lelaki di kotak pasir yang saling meludahi satu sama salin dan bisa menjadi jauh lebih buruk," ujar Marc Chandler, ahli strategi pasar global di Bannockburn Global Forex dilansir CNBC International.
Ketegangan perdagangan sepertinya akan kembali membara setelah semalam, Trump menyatakan bahwa industri teknologi AS dalam keadaan 'darurat nasional' dan memutuskan untuk mengeluarkan mandat yang membatasi ruang pergerakan raksasa teknologi milik China, Huawei dan ZTE Corp
Trump telah menandatangani surat yang menyatakan kedua perusahaan tersebut tidak dapat melakukan bisnis dengan perusahaan Amerika tanpa izin khusus.
Keputusan tersebut tentunya memperkeruh situasi dan kondisi yang saat ini terjadi antara AS dan China. Oleh karena itu, wajar jika pelaku pasar terus waspada dan memilih posisi bertahan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/tas) Next Article AS-China Makin Panas, Bursa Asia Kian Terjebak di Zona Merah
Indeks Hang Seng di Hong Kong anjlok 0,53%, indeks Straits Times juga turun 0,19%, indeks Nikkei 225 terkoreksi 0,17%. Adapun indeks Shanghai dibuka stagnan dan indeks Kospi di Korsel menguat terbatas 0,1%.
Indeks Kospi yang menjadi acuan Negeri Ginseng ini menguat sendirian setelah beredar kabar Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana menunda pengenaan bea impor otomotif hingga 6 bulan ke depan, dilansir CNBC International.
Alhasil, saham-saham sektor otomotif di Korea Selatan seperti Kia Motors dan Hyundai Motor langsung beterbangan.
Sepanjang bulan April, penjualan ritel AS turun 0,2% secara bulanan (MoM), di bawah prediksi ekonom yang memperkirakan kenaikan 0,2% MoM.
Selain itu, rilis data yang sama di Negeri Panda juga menunjukkan perlambatan dengan hanya tumbuh 7,2% secara tahunan, yang merupakan laju terendah sejak Mei 2003.
Produksi industri China periode April juga hanya tumbuh 5,4% YoY, di bawah konsensus yang dihimpun Refinitiv sebesar 6,5%.
"Pesan sebenarnya hari ini adalah bahwa data ekonomi dari AS dan China mengecewakan. Mereka seperti dua bocah lelaki di kotak pasir yang saling meludahi satu sama salin dan bisa menjadi jauh lebih buruk," ujar Marc Chandler, ahli strategi pasar global di Bannockburn Global Forex dilansir CNBC International.
Ketegangan perdagangan sepertinya akan kembali membara setelah semalam, Trump menyatakan bahwa industri teknologi AS dalam keadaan 'darurat nasional' dan memutuskan untuk mengeluarkan mandat yang membatasi ruang pergerakan raksasa teknologi milik China, Huawei dan ZTE Corp
Trump telah menandatangani surat yang menyatakan kedua perusahaan tersebut tidak dapat melakukan bisnis dengan perusahaan Amerika tanpa izin khusus.
Keputusan tersebut tentunya memperkeruh situasi dan kondisi yang saat ini terjadi antara AS dan China. Oleh karena itu, wajar jika pelaku pasar terus waspada dan memilih posisi bertahan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/tas) Next Article AS-China Makin Panas, Bursa Asia Kian Terjebak di Zona Merah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular