
Duh! China Balas AS, Rupiah Dihajar & Terlemah di Asia
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
14 May 2019 08:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasca sudah terdepresiasi sebesar 0,63% melawan dolar AS di pasar spot pada perdagangan kemarin (13/5/2019), rupiah belum juga bisa bangkit. Pada pembukaan perdagangan hari ini, rupiah melemah tipis 0,03% ke level Rp 14.415/dolar AS.
Pada pukul 08:20 WIB, pelemahan rupiah sudah bertambah dalam menjadi 0,14% ke level Rp 14.430/dolar AS.
Rupiah melemah kala mata uang negara-negara Asia lainnya ditransaksikan bervariasi. Ada yang menguat, namun ada juga yang melemah. Jika dibandingkan dengan yang sama-sama melemah, depresiasi rupiah menjadi yang paling dalam, menjadikannya mata uang dengan kinerja terburuk di Asia pada pagi hari ini.
Eskalasi perang dagang AS-China membuat dolar AS selaku safe haven masih cukup laku diburu investor. Kemarin, China mengumumkan balasannya atas pengenaan bea masuk tambahan yang dieksekusi AS menjelang akhir pekan.
Kementerian Keuangan China mengumumkan bahwa bea masuk bagi importasi produk asal AS senilai US$ 60 miliar akan dinaikkan menjadi 20 dan 25%, dari yang sebelumnya berada di level 5% dan 10%. Barang-barang agrikultur menjadi sasaran dari pemerintah China.
Ketika berlaku pada tanggal 1 Juni, importir asal China akan membayar bea masuk yang lebih tinggi ketika mendatangkan produk agrikultur seperti kacang tanah, gula, gandum, ayam dan kalkun dari Negeri Paman Sam.
Dalam sebuah pernyataan, China menyebut bahwa bea masuk tambahan yang dieksekusi AS menjelang akhir pekan kemarin telah membahayakan kepentingan kedua negara serta tak sesuai dengan ekspektasi dari dunia internasional, seperti dilansir dari CNBC International.
Namun di sisi lain, ada perkembangan positif terkait perang dagang AS-China yang membuat dolar AS selaku safe haven menjadi kurang menarik. Presiden AS Donald Trump mengungkapkan bahwa dirinya belum membuat keputusan terkait dengan apakah produk impor asal China senilai US$ 325 miliar yang hingga kini belum terdampak oleh perang dagang akan dikenakan bea masuk.
"Kami memiliki hak untuk mengenakan (bea masuk terhadap) US$ 325 miliar lainnya (produk impor asal China) sebesar 25%," kata Trump sebelum kemudian menambahkan "Saya belum membuat keputusan tersebut."
Sebelumnya, Trump sempat menyebut bahwa produk impor asal China senilai US$ 325 miliar tersebut akan dibebankan bea masuk senilai 25% dalam waktu dekat. Melunaknya sikap Trump tersebut membuat pelaku pasar optimistis bahwa perang dagang tak akan tereskalasi lagi.
Pada pukul 08:20 WIB, pelemahan rupiah sudah bertambah dalam menjadi 0,14% ke level Rp 14.430/dolar AS.
Rupiah melemah kala mata uang negara-negara Asia lainnya ditransaksikan bervariasi. Ada yang menguat, namun ada juga yang melemah. Jika dibandingkan dengan yang sama-sama melemah, depresiasi rupiah menjadi yang paling dalam, menjadikannya mata uang dengan kinerja terburuk di Asia pada pagi hari ini.
Eskalasi perang dagang AS-China membuat dolar AS selaku safe haven masih cukup laku diburu investor. Kemarin, China mengumumkan balasannya atas pengenaan bea masuk tambahan yang dieksekusi AS menjelang akhir pekan.
Kementerian Keuangan China mengumumkan bahwa bea masuk bagi importasi produk asal AS senilai US$ 60 miliar akan dinaikkan menjadi 20 dan 25%, dari yang sebelumnya berada di level 5% dan 10%. Barang-barang agrikultur menjadi sasaran dari pemerintah China.
Ketika berlaku pada tanggal 1 Juni, importir asal China akan membayar bea masuk yang lebih tinggi ketika mendatangkan produk agrikultur seperti kacang tanah, gula, gandum, ayam dan kalkun dari Negeri Paman Sam.
Dalam sebuah pernyataan, China menyebut bahwa bea masuk tambahan yang dieksekusi AS menjelang akhir pekan kemarin telah membahayakan kepentingan kedua negara serta tak sesuai dengan ekspektasi dari dunia internasional, seperti dilansir dari CNBC International.
Namun di sisi lain, ada perkembangan positif terkait perang dagang AS-China yang membuat dolar AS selaku safe haven menjadi kurang menarik. Presiden AS Donald Trump mengungkapkan bahwa dirinya belum membuat keputusan terkait dengan apakah produk impor asal China senilai US$ 325 miliar yang hingga kini belum terdampak oleh perang dagang akan dikenakan bea masuk.
"Kami memiliki hak untuk mengenakan (bea masuk terhadap) US$ 325 miliar lainnya (produk impor asal China) sebesar 25%," kata Trump sebelum kemudian menambahkan "Saya belum membuat keputusan tersebut."
Sebelumnya, Trump sempat menyebut bahwa produk impor asal China senilai US$ 325 miliar tersebut akan dibebankan bea masuk senilai 25% dalam waktu dekat. Melunaknya sikap Trump tersebut membuat pelaku pasar optimistis bahwa perang dagang tak akan tereskalasi lagi.
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular