
Oalah, Rupiah Terlemah Sejak 3 Januari Plus Terlemah di Asia
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
10 May 2019 12:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih melemah di perdagangan pasar spot. Penguatan rupiah pada awal-awal perdagangan ternyata tidak bertahan lama.
Pada Jumat (10/5/2019) pukul 12:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.360. Rupiah melemah 0,1% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya dan menyentuh posisi terlemah sejak 3 Januari.
Kala pembukaan pasar, rupiah menguat 0,17%. Namun selepas itu, apresiasi rupiah menipis. Lama-kelamaan penguatan itu habis dan rupiah pun terjatuh ke zona merah.
Berikut pergerakan kurs dolar AS terhadap rupiah sampai tengah hari ini:
Sementara mata uang utama Asia sebagian besar masih menguat di hadapan dolar AS. Rupiah hanya ditemani oleh ringgit Malaysia.
Pelemahan ringgit lebih dangkal ketimbang rupiah. Oleh karena itu, rupiah menjadi mata uang terlemah di Benua Kuning.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang Asia pada pukul 12:14 WIB:
Sentimen domestik yang membebani rupiah adalah rilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal I-2019. Bank Indonesia (BI) mencatat NPI surplus US$ 2,4 miliar. Sementara defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) adalah US$ 7 miliar atau 2,6% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Transaksi berjalan adalah pos yang sangat dicermati oleh pasar. Sebab transaksi berjalan mencerminkan arus devisa dari ekspor-impor barang dan jasa, sebuah sumber yang lebih tahan lama ketimbang kamar sebelah yaitu portofolio di pasar keuangan (hot money).
Memang benar defisit transaksi berjalan lebih rendah ketimbang kuartal IV-2018 yang mencapai 3,6% PDB. Namun dibandingkan posisi yang sama tahun lalu, defisitnya membengkak karena pada kuartal I-2018 berada di 2,01% PDB.
Artinya, arus devisa dari ekspor-impor barang dan jasa masih belum memadai bahkan semakin seret. Ini membuat kekuatan fondasi penopang rupiah berkurang sehingga ke depan mata uang Tanah Air kemungkinan masih akan cenderung melemah.
Investor mana yang mau memegang aset yang prospeknya mendung? Oleh karena itu, aset-aset berbasis rupiah mengalami tekanan jual sehingga mata uang ini melemah.
Di pasar saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 0,33% pada penutupan perdagangan Sesi I. Investor asing membukukan jual bersih Rp 232,44 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Pada Jumat (10/5/2019) pukul 12:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.360. Rupiah melemah 0,1% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya dan menyentuh posisi terlemah sejak 3 Januari.
Kala pembukaan pasar, rupiah menguat 0,17%. Namun selepas itu, apresiasi rupiah menipis. Lama-kelamaan penguatan itu habis dan rupiah pun terjatuh ke zona merah.
Berikut pergerakan kurs dolar AS terhadap rupiah sampai tengah hari ini:
Sementara mata uang utama Asia sebagian besar masih menguat di hadapan dolar AS. Rupiah hanya ditemani oleh ringgit Malaysia.
Pelemahan ringgit lebih dangkal ketimbang rupiah. Oleh karena itu, rupiah menjadi mata uang terlemah di Benua Kuning.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang Asia pada pukul 12:14 WIB:
Sentimen domestik yang membebani rupiah adalah rilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal I-2019. Bank Indonesia (BI) mencatat NPI surplus US$ 2,4 miliar. Sementara defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) adalah US$ 7 miliar atau 2,6% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Transaksi berjalan adalah pos yang sangat dicermati oleh pasar. Sebab transaksi berjalan mencerminkan arus devisa dari ekspor-impor barang dan jasa, sebuah sumber yang lebih tahan lama ketimbang kamar sebelah yaitu portofolio di pasar keuangan (hot money).
Memang benar defisit transaksi berjalan lebih rendah ketimbang kuartal IV-2018 yang mencapai 3,6% PDB. Namun dibandingkan posisi yang sama tahun lalu, defisitnya membengkak karena pada kuartal I-2018 berada di 2,01% PDB.
Artinya, arus devisa dari ekspor-impor barang dan jasa masih belum memadai bahkan semakin seret. Ini membuat kekuatan fondasi penopang rupiah berkurang sehingga ke depan mata uang Tanah Air kemungkinan masih akan cenderung melemah.
Investor mana yang mau memegang aset yang prospeknya mendung? Oleh karena itu, aset-aset berbasis rupiah mengalami tekanan jual sehingga mata uang ini melemah.
Di pasar saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 0,33% pada penutupan perdagangan Sesi I. Investor asing membukukan jual bersih Rp 232,44 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular