Anak Usaha TPS Food Pailit, Medco Terbitkan Obligasi Rp 9 T

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
08 May 2019 08:10
Rangkuman kabar dan aksi korporasi emiten di Bursa Efek Indonesia.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di teritori positif pada perdagangan Selasa (7/5/2019) dengan penguatan sebesar 0,65% ke level 6.297,32. Indeks menguat setelah tiga hari terakhir ditutup di zona merah.

Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan menguat: indeks Shanghai naik 0,69%, indeks Hang Seng naik 0,52%, dan indeks Straits Times naik 0,76%. Adanya perkembangan positif terkait negosiasi dagang AS-China sukses memantik aksi beli di bursa saham Benua Kuning.


CNBC Indonesia merangkum peristiwa dan aksi emiten yang layak dicermati pelaku pasar sebelum perdagangan hari ini, Rabu (8/5/2019), dibuka.

1. Anak Usaha TPS Food Pailit, Bagaimana Nasib Investor?
PT Dunia Pangan sebagai holding usaha di divisi beras milik PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA)/TPS Food telah diputuskan pailit oleh Pengadilan Negeri Semarang, kemarin Senin (6/5). Masyarakat Investor Sekuritas Indonesia (MISSI) menilai biasanya investor pemegang saham TPS Food tak akan memperoleh apapun dari perusahaan yang sudah dinyatakan pailit.

Ketua MISSI Sanusi mengatakan biasanya dalam kasus seperti ini, investor di bagian induk usaha tak akan memperoleh apa-apa dari perusahaan sebab yang mengalami kepailitan adalah anak usahanya. Sementara, jika ada kelebiihan dana saat penjualan aset, maka dana tersebut akan masuk ke perusahaan induk.

"Pemegang saham tidak dapat apa apa, karena yang pailit anak usaha. Kalau ada lebih uang akan masuk ke perusahaan induk," kata Sanusi kepada CNBC Indonesia, Selasa (7/5).

Anak usaha TPS Food di divisi beras telah dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Semarang karena tak mampu membayarkan pinjamannya ke sejumlah kreditor.

2. Akan Ada Transaksi Besar: Inalum Siap Beli Saham Bukit Asam
PT Asahan Aluminium Indonesia (Inalum) mengakui rencana pembelian saham treasuri (treasury stock) PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang menurut rencana akan dilakukan besok, Rabu (08/05/2019).

Hal tersebut disampaikan Corporate Secretary Inalum Rendi Witular melalui pesan singkat kepada saat CNBC Indonesia. "Ya benar," jawabnya singkat, Selasa (07/05/2019).

Rendi juga membenarkan bahwa harga pembelian per saham akan ditentukan berdasarkan harga penutupan perdagangan hari ini, Selasa. Apakah harga akan ditetapkan berdasarkan harga rata-rata 90 hari atau lebih tinggi? "Kita lihat sajalah," jawab Rendi lebih lanjut.

Berdasarkan laporan keuangan kuartal I-2019 jumlah saham treasury PTBA mencapai 8,51% atau 980,28 juta unit. Pada 2 April 2019, perseroan sudah menjual 63,17 juta saham dengan harga rata-rata Rp 4.220/unit. Setelah penjualan saham tersebut, maka jumlah saham treasury yang tersisa tinggal 917,11 juta saham. Pelepasan saham treasury ini akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan batas akhir pelepasan.

3.Kuartal I-2019, BPJS Punya Utang Rp 400 M ke Kimia Farma
Didera kesulitas likuditas, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan tercatat masih menunggak pembayaran sebesar Rp 400 miliar pada triwulan pertama 2019 kepada perusahaan farmasi pelat merah, PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF). Tunggakan itu terdiri dari piutang langsung maupun tidak langsung.

Direktur Keuangan Kimia Farma IGN Suharta Wijaya membenarkan hal itu. Ia menyebut, piutang terus akan terus bertambah seiring dengan kewajiban yang harus dibayarkan BJPS kepada Kimia Farma, mengingat BPJS Kesehatan harus membayar biaya pengobatan di klinik yang dikelola Kimia Farma maupun membayar obat yang telah diberikan rumah sakit.

"Piutang tersebut sifatnya on going (terus berjalan), jadi tentu piutangnya terus bertambah seiring kewajiban yang harus dibayarkan BPJS Kesehatan," ungkap Suharta di Jakarta, Selasa (7/5/2019).

4.Holding BUMN Farmasi Kelar Semester 1-2019, PP Masih Digodok!
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menegaskan pembentukan induk usaha (holding) BUMN Farmasi ditargetkan akan selesai pada semester pertama tahun ini. Progres pembentukan Holding BUMN Farmasi telah dibahas lintas kementerian.

"Sudah pembahasan antar-kementerian, ada harmonisasi. Setelah harmonisasi mulai berproses Peraturan Pemerintah (PP) itu," kata Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN, Wahyu Kuncoro, ditemui usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Indofarma Tbk (INAF) di Jakarta, Selasa (7/5/2019).

Wahyu menyebutkan, saat ini PP mengenai holding belum disampaikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), karena masih dibahas secara rinci. Ia menyebut, saat ini PP mengenai holding farmasi masih digodok di Kementerian Keuangan sebelum nantinya diundangkan di Kementerian Hukum dan HAM.

5.Danai Akuisisi Ophir Energy, Medco Rilis Obligasi Rp 9 T
PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) menerbitkan surat utang atau obligasi senilai US$ 650 juta atau sekitar Rp 9,29 triliun (asumsi kurs Rp 14.300/US$). Dana obligasi akan digunakan untuk membiayai akuisisi Ophir Energy Plc dan membayar utang perusahaan.

Presiden Direktur Medco Energi Hilmi Panigoro mengatakan dengan adanya transaksi ini, semakin memperkuat posisi perusahaan sebagai perusahaan energi dan sumber daya alam yang terintegrasi.

"Perusahaan berhasil menerbitkan obligasi [tenor] 7 tahun 7NC4 sebesar US$ 650 juta, 144A/Reg S dengan kupon 7,375%," kata Hilmi dalam siaran pers, dikutip CNBC Indonesia, Selasa (7/5/2019).

Adapun surat utang ini memperoleh peringkat B+ dari Fitch Ratings, peringkat B dari S&P Ratings dan B2 dari Moody's.
(prm) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular