Obligasi 'Dipaksa' Trump Lanjut Koreksi, Lelang Pun Sepi

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
08 May 2019 00:11
Lelang pemerintah sepi di tengah koreksi harga obligasi rupiah akibat gencarnya sentimen negatif dari pasar keuangan global.
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Lelang pemerintah sepi di tengah koreksi harga obligasi rupiah akibat gencarnya sentimen negatif dari pasar keuangan global. 

Dalam lelang rutin hari ini (7/5/19) pemerintah menerima permintaan surat utang negara (SUN) Rp 32,95 triliun dari peserta lelang, lebih rendah daripada permintaan lelang sebelumnya Rp 41,76 triliun dan masih lebih rendah daripada rerata permintaan dalam lelang sejak awal tahun Rp 56,8 triliun. 

Jumlah SUN yang diterbitkan dalam lelang tersebut Rp 21,57 triliun, lebih rendah daripada lelang SUN sebelumnya Rp 23,4 triliun dan masih lebih rendah daripada rerata penerbitan dalam lelang sejak awal tahun Rp 23,14 triliun. 


Permintaan dan penerbitan yang rendah terjadi di tengah koreksi pasar yang terjadi sejak 10 hari terakhir.  

Koreksi hari ini membuat tren penurunan 11 hari yang merupakan tren terpanjang setidaknya sejak pertengahan 2018. 

Pelemahan harga SUN sudah terjadi sejak lebih dari sepekan karena banyak hal dari domestik dan global.

Dari global, sentimen negatif berasal dari nada hawkish The Fed terkait arah kebijakan moneter AS, perang urat syaraf Korut-AS, dan perang dagang China-AS yang disebabkan cuitan Donald Trump melalui microblog Twitter-nya.


Dari domestik, data pertumbuhan ekonomi yang di bawah prediksi turut membayangi arah makroekonomi Indonesia ke depannya.

Turunnya harga surat utang negara itu tidak senada dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.  

Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).  

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. 

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. 

Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun. 

Seri acuan yang paling melemah adalah FR0079 yang bertenor 20 tahun dengan kenaikan yield 9 basis poin (bps) menjadi 8,53%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

  
Yield Obligasi Negara Acuan 7 Mei'19
SeriJatuh tempoYield 6 Mei'19 (%)Yield 7 Mei'19 (%)Selisih (basis poin)Yield wajar IBPA 6 Mei'19
FR00775 tahun7.4737.5043.107.4859
FR007810 tahun7.9317.9764.507.9587
FR006815 tahun8.4238.4896.608.4695
FR007920 tahun8.4428.5329.008.5081
Avg movement5.80
Sumber: Refinitiv   

Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 959,91 triliun SBN, atau 38,32% dari total beredar Rp 2.505 triliun berdasarkan data per 6 Mei.  

Angka kepemilikannya masih positif Rp 66,66 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. 

Koreksi di pasar surat utang hari ini tidak terjadi di pasar valas dan ekuitas yang justru menguat, di mana rupiah menguat 0,1% menjadi Rp 14.275 per dolar AS dan pasar saham nai 0,65% menjadi 6.297. 

Dari pasar surat utang negara berkembang, penguatan menjadi mayoritas seperti yang terjadi di China, India, Malaysia, Singapura, dan Thailand. 

Di negara maju, penguatan juga terjadi secara luas yaitu di pasar bund Jerman, OAT Perancis, gilt Inggris, JGB Jepang, dan US Treasury AS. 

Hal tersebut mencerminkan pelaku pasar masih mengejar instrumen pasar obligasi negara maju di tengah tekanan dari memanasnya perang dagang China-AS. 

 
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang
NegaraYield 6 Mei'19 (%)Yield 7 Mei'19 (%)Selisih (basis poin)
Brasil8.8958.9051.00
China3.3783.364-1.40
Jerman0.009-0.015-2.40
Perancis0.360.342-1.80
Inggris1.221.181-3.90
India7.3977.384-1.30
Jepang-0.044-0.048-0.40
Malaysia3.83.796-0.40
Filipina5.8195.8381.90
Rusia8.148.151.00
Singapura2.2072.195-1.20
Thailand2.482.46-2.00
Amerika Serikat2.52.476-2.40
Afrika Selatan8.568.593.00
Sumber: Refinitiv  


TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/irv) Next Article Gelar RUPS, Emiten Migas Bakrie (ENRG) Dapat Restu Private Placement

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular