
Sah! Menguat 0,65%, IHSG Patahkan Rentetan Koreksi 3 Hari
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
07 May 2019 16:44

Jakarta, CNBC Indonesia - Dibuka menguat 0,25%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berangsur-angsur memperlebar penguatannya seiring dengan berjalannya waktu hingga ditutup menguat 0,65% ke level 6.297,32.
Lantas, IHSG berhasil memutus rentetan koreksi selama 3 hari beruntun. Dalam 3 hari perdagangan terakhir, koreksi IHSG mencapai 3,08%.
Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan menguat: indeks Shanghai naik 0,69%, indeks Hang Seng naik 0,52%, dan indeks Straits Times naik 0,76%.
Adanya perkembangan positif terkait negosiasi dagang AS-China sukses memantik aksi beli di bursa saham Benua Kuning. Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer yang merupakan orang nomor 1 dari sisi AS dalam hal negosiasi dagang dengan China mengonfirmasi bahwa delegasi China akan tetap berkunjung ke Washington untuk menggelar dialog dagang pada hari Kamis dan Jumat (9-10 Mei).
Perkembangan terbaru, pihak China mengatakan bahwa Wakil Perdana Menteri China Liu He akan ikut dalam rombongan yang mengunjungi AS pada tanggal 9 dan 10 Mei.
Sebelumnya, China disebut mempertimbangkan untuk membatalkan dialog dagang dengan AS pada pekan ini di Washington, seperti dilaporkan oleh Wall Street Journal yang kami kutip dari CNBC Internatonal. Mengutip seorang sumber, Wall Street Journal melaporkan bahwa China disebut terkejut dengan ancaman Trump.
Ancaman Trump yang dimaksud adalah terkait rencana menaikkan bea masuk bagi produk-produk impor asal China. Pada akhir pekan kemarin, Trump mengungkapkan melalui cuitan di Twitter bahwa AS akan menaikkan bea masuk atas importasi produk-produk asal China senilai US$ 200 miliar, dari yang saat ini 10% menjadi 25% pada hari Jumat. Lebih lanjut, produk impor asal China senilai US$ 325 miliar yang saat ini bebas bea masuk dalam waktu dekat akan dibebankan bea masuk senilai 25%.
Rencana menaikkan bea masuk bagi produk-produk impor asal China sejatinya sudah dikonfirmasi juga oleh Lighthizer. Menurut Lighthizer, China telah mundur dari komitmen-komitmen yang sudah disepakati sebelumnya sehingga AS tak memiliki pilihan lain selain mengambil kebijakan yang keras tersebut.
"Sepanjang pekan lalu kami telah melihat pudarnya komitmen dari China, yang dalam pandangan kami adalah tidak bisa diterima," papar Lighthizer kepada para awak media di Washington, Senin (6/5/2019) waktu setempat.
Namun, negosiasi dagang yang akan tetap digelar, apalagi dengan adanya konfirmasi kehadiran Liu He, memberikan optimsime kepada pelaku pasar bahwa kesepakatan dagang pada akhirnya tetap akan bisa diteken. Secara sektoral, sektor barang konsumsi ( 0,14%) menjadi salah satu sektor yang berkontribusi terhadap penguatan IHSG. Saham-saham barang konsumsi yang diburu investor pada hari ini di antaranya: PT Kimia Farma Tbk/KAEF ( 6,9%), PT Gudang Garam Tbk/GGRM ( 1,77%), PT Kalbe Farma Tbk/KLBF ( 1,69%), PT Indofood Sukses Makmur Tbk/INDF ( 1,11%), dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP ( 1,04%).
Aksi beli atas saham-saham konsumer dipicu oleh rilis angka pertumbuhan penjualan barang-barang ritel yang menggembirakan. Berdasarkan Survei Penjualan Eceran (SPE) yang dirilis Bank Indonesia (BI) pada hari ini, penjualan barang-barang ritel diketahui melesat hingga 10,1% secara tahunan pada bulan Maret, mengalahkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya yakni pertumbuhan sebesar 2,5% saja.
Lantas, sepanjang 3 bulan pertama tahun ini pertumbuhan penjualan barang-barang ritel selalu berhasil mengalahkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya. Untuk periode Januari 2019, penjualan barang-barang ritel tumbuh sebesar 7,2%, lebih baik dari capaian Januari 2018 yakni kontraksi sebesar 1,8%. Untuk periode Februari 2019, penjualan barang-barang ritel tumbuh sebesar 9,1%, lebih baik dari capaian Februari 2018 yakni pertumbuhan sebesar 1,5%.
Untuk bulan April, angka sementara menunjukkan bahwa terjadi pertumbuhan penjualan barang-barang ritel sebesar 5,7%, di atas pertumbuhan periode April 2018 yang sebesar 4,1%.
Angka pertumbuhan penjualan ritel yang menggembirakan tersebut lantas melengkapi rilis data yang berkaitan dengan konsumsi lainnya yakni Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang juga menggembirakan.
Untuk periode April, BI mencatat IKK berada di level 128,1, naik dibandingkan capaian bulan Maret yaitu 124,5. Nilai IKK pada bulan April merupakan yang tertinggi sejak Juni 2018.
Kenaikan IKK pada bulan lalu didorong oleh kedua komponen pembentuknya. Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) naik menjadi 124,8, dari yang sebelumnya 121,4. Sementara itu, Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK) naik menjadi 152,8, dari yang sebelumnya 151,6.
Sebagai hasil dari meningkatnya optimisme konsumen, porsi pengeluaran konsumsen yang dialokasikan untuk konsumsi meningkat menjadi 68,5% pada bulan April, dari yang sebelumnya 68,1% pada bulan Maret. Sementara itu, alokasi untuk tabungan menipis menjadi 20%, dari yang sebelumnya 20,1%.
Memasuki bulan Ramadan, pertumbuhan penjualan ritel dan angka IKK bisa didorong untuk terus berada di level yang tinggi. Penyebabnya apa lagi kalau bukan distribusi Tunjangan Hari Raya (THR).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Besok AS-China Deal! IHSG Nyaman di Zona Hijau
Lantas, IHSG berhasil memutus rentetan koreksi selama 3 hari beruntun. Dalam 3 hari perdagangan terakhir, koreksi IHSG mencapai 3,08%.
Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan menguat: indeks Shanghai naik 0,69%, indeks Hang Seng naik 0,52%, dan indeks Straits Times naik 0,76%.
Perkembangan terbaru, pihak China mengatakan bahwa Wakil Perdana Menteri China Liu He akan ikut dalam rombongan yang mengunjungi AS pada tanggal 9 dan 10 Mei.
Sebelumnya, China disebut mempertimbangkan untuk membatalkan dialog dagang dengan AS pada pekan ini di Washington, seperti dilaporkan oleh Wall Street Journal yang kami kutip dari CNBC Internatonal. Mengutip seorang sumber, Wall Street Journal melaporkan bahwa China disebut terkejut dengan ancaman Trump.
Ancaman Trump yang dimaksud adalah terkait rencana menaikkan bea masuk bagi produk-produk impor asal China. Pada akhir pekan kemarin, Trump mengungkapkan melalui cuitan di Twitter bahwa AS akan menaikkan bea masuk atas importasi produk-produk asal China senilai US$ 200 miliar, dari yang saat ini 10% menjadi 25% pada hari Jumat. Lebih lanjut, produk impor asal China senilai US$ 325 miliar yang saat ini bebas bea masuk dalam waktu dekat akan dibebankan bea masuk senilai 25%.
Rencana menaikkan bea masuk bagi produk-produk impor asal China sejatinya sudah dikonfirmasi juga oleh Lighthizer. Menurut Lighthizer, China telah mundur dari komitmen-komitmen yang sudah disepakati sebelumnya sehingga AS tak memiliki pilihan lain selain mengambil kebijakan yang keras tersebut.
"Sepanjang pekan lalu kami telah melihat pudarnya komitmen dari China, yang dalam pandangan kami adalah tidak bisa diterima," papar Lighthizer kepada para awak media di Washington, Senin (6/5/2019) waktu setempat.
Namun, negosiasi dagang yang akan tetap digelar, apalagi dengan adanya konfirmasi kehadiran Liu He, memberikan optimsime kepada pelaku pasar bahwa kesepakatan dagang pada akhirnya tetap akan bisa diteken. Secara sektoral, sektor barang konsumsi ( 0,14%) menjadi salah satu sektor yang berkontribusi terhadap penguatan IHSG. Saham-saham barang konsumsi yang diburu investor pada hari ini di antaranya: PT Kimia Farma Tbk/KAEF ( 6,9%), PT Gudang Garam Tbk/GGRM ( 1,77%), PT Kalbe Farma Tbk/KLBF ( 1,69%), PT Indofood Sukses Makmur Tbk/INDF ( 1,11%), dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP ( 1,04%).
Aksi beli atas saham-saham konsumer dipicu oleh rilis angka pertumbuhan penjualan barang-barang ritel yang menggembirakan. Berdasarkan Survei Penjualan Eceran (SPE) yang dirilis Bank Indonesia (BI) pada hari ini, penjualan barang-barang ritel diketahui melesat hingga 10,1% secara tahunan pada bulan Maret, mengalahkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya yakni pertumbuhan sebesar 2,5% saja.
Lantas, sepanjang 3 bulan pertama tahun ini pertumbuhan penjualan barang-barang ritel selalu berhasil mengalahkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya. Untuk periode Januari 2019, penjualan barang-barang ritel tumbuh sebesar 7,2%, lebih baik dari capaian Januari 2018 yakni kontraksi sebesar 1,8%. Untuk periode Februari 2019, penjualan barang-barang ritel tumbuh sebesar 9,1%, lebih baik dari capaian Februari 2018 yakni pertumbuhan sebesar 1,5%.
Untuk bulan April, angka sementara menunjukkan bahwa terjadi pertumbuhan penjualan barang-barang ritel sebesar 5,7%, di atas pertumbuhan periode April 2018 yang sebesar 4,1%.
Angka pertumbuhan penjualan ritel yang menggembirakan tersebut lantas melengkapi rilis data yang berkaitan dengan konsumsi lainnya yakni Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang juga menggembirakan.
Untuk periode April, BI mencatat IKK berada di level 128,1, naik dibandingkan capaian bulan Maret yaitu 124,5. Nilai IKK pada bulan April merupakan yang tertinggi sejak Juni 2018.
Kenaikan IKK pada bulan lalu didorong oleh kedua komponen pembentuknya. Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) naik menjadi 124,8, dari yang sebelumnya 121,4. Sementara itu, Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK) naik menjadi 152,8, dari yang sebelumnya 151,6.
Sebagai hasil dari meningkatnya optimisme konsumen, porsi pengeluaran konsumsen yang dialokasikan untuk konsumsi meningkat menjadi 68,5% pada bulan April, dari yang sebelumnya 68,1% pada bulan Maret. Sementara itu, alokasi untuk tabungan menipis menjadi 20%, dari yang sebelumnya 20,1%.
Memasuki bulan Ramadan, pertumbuhan penjualan ritel dan angka IKK bisa didorong untuk terus berada di level yang tinggi. Penyebabnya apa lagi kalau bukan distribusi Tunjangan Hari Raya (THR).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Besok AS-China Deal! IHSG Nyaman di Zona Hijau
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular