Meski Data Jerman Mengecewakan, Euro Terus Melaju Naik

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
07 May 2019 13:54
Mata uang euro untuk bangkit pada perdagangan hari ini Selasa (7/5/19) bahkan rilis data pesanan pabrik Jerman yang masih di bawah estimasi
Foto: Mata Uang Euro. (REUTERS/Leonhard Foeger)
Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang euro untuk bangkit pada perdagangan hari ini Selasa (7/5/19) bahkan rilis data pesanan pabrik Jerman yang masih di bawah estimasi belum membuat mata uang 19 negara ini mengendur.

Pada pukul 13:26 WIB, euro diperdagangkan di kisaran US$ 1,1217, sekaligus merupakan level tertinggi harian, melansir kuotasi MetaTrader 5. Pada Senin (6/5/19) kemarin, euro mengakhiri perdagangan di level US$ 1,1197.

Badan Statistik Jerman (Destatis) pada pukul 13:00 WIB lalu melaporkan data pesanan pabrik pada bulan April naik sebesar 0,6% dari bulan sebelumnya yang turun 4,0%. Meski demikian kenaikan tersebut masih belum sebagus prediksi di Forex Factory sebesar 1,6%.

Euro sempat terkoreksi turun sesaat setelah rilis data tersebut, namun kemudian berbalik naik bahkan hingga membentuk level tertinggi harian.

Sentimen terhadap euro sebenarnya belum terlalu bagus di pekan ini, memanasnya hubungan Amerika Serikat (AS) dengan China kembali memicu kecemasan akan pelambatan ekonomi global pada umumnya, dan ekonomi Eropa pada khususnya.

Perang dagang AS - China menjadi tersangka utama dibalik melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia. Pada pekan lalu sempat ada kabar jika kedua negara akan berdamai di pekan ini, namun semua sirna karena kicauan Presiden AS Donald Trump pada hari Minggu (5/5/19) lalu.

Presiden Trump kembali mengancam akan menaikkan bea impor produk dari China, akibat delegasi Negeri Tiongkok dituduh mencoba melakukan renegosiasi.

Namun harapan kembali damai dagang kembali muncul setelah delegasi China, termasuk Wakil Perdana Menteri Liu He dikabarkan tetap akan ke Washington untuk melakukan perundingan.

Kabar tersebut membuat mata uang euro bangkit pada perdagangan hari ini, meski belum pastinya hasil perundingan kedua belah pihak terlihat akan membatasi penguatan mata uang 19 negara ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/hps) Next Article Trading Cuan Rp 70 Juta, Euro Dulu Dibuang Kini Disayang!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular