
Harga Batu Bara Anjlok, Saham BUMI Malah Melesat??
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
07 May 2019 11:39

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) melesat 5,08% pada awal perdagangan sesi I, Selasa (7/5/2019).
Peningkatan harga saham BUMI terjadi di saat harga emiten baru bara lainnya, seperti PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Indika Energy Tbk (INDY) justru tercatat di zona merah, bahkan menjadi pemimpin di top losers.
Hingga berita ini dimuat harga saham PTBA anjlok 6,86% menjadi Rp 3.530/unit saham, sedangkan harga sama INDY turun 5,36% ke level Rp 1.590/unit saham.
Penurunan pada harga saham emiten batu bara wajar terjadi karena harga batu bara dunia mencatatkan penurunan.
Harga batu bara Newcastle kontrak pengiriman Mei di bursa Intercontinental Exchange (ICE) melemah 0,74% menjadi US$ 86,95. Pelemahan harga terjadi setelah pada pekan lalu batu bara berhasil membukukan kenaikan harga sebesar 2,82% secara point-to-point.
Harga batu bara dunia terancam dari kekhawatiran tersulutnya perang dagang antara AS-China. Memanasnya kondisi geopolitik dunia akan menyebabkan permintaan energi stagnan atau bahkan terkontraksi.
Di lain pihak, sentimen lainnya seperti kinerja keuangan juga tidak mendukung kenaikan harga saham batu bara milik Grup Bakrie ini.
Pasalnya, pada kuartal pertama tahun ini BUMI juga membukukan kinerja yang kurang memuaskan karena laba bersih perusahaan anjlok hampir setengahnya (46,27% YoY) dari capaian periode yang sama tahun lalu.
Alhasil margin bersih perusahaan yang pada kuartal I-2018 mencapai 29,04% harus tergerus menjadi hanya 20,69% pada kuartal I-2019.
Lebih lanjut, beberapa faktor pemicu anjloknya laba bersih perusahaan pada 3 bulan pertama tahun ini, yaitu penurunan pada total penjualan, tingginya proporsi beban pokok pendapatan, terkoreksinya pendapatan keuangan, dan rendahnya laba dari entitas ventura bersama.
(dwa/hps) Next Article Video: Private Placement Lagi, Utang BUMI Lunas?
Peningkatan harga saham BUMI terjadi di saat harga emiten baru bara lainnya, seperti PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Indika Energy Tbk (INDY) justru tercatat di zona merah, bahkan menjadi pemimpin di top losers.
Hingga berita ini dimuat harga saham PTBA anjlok 6,86% menjadi Rp 3.530/unit saham, sedangkan harga sama INDY turun 5,36% ke level Rp 1.590/unit saham.
Harga batu bara Newcastle kontrak pengiriman Mei di bursa Intercontinental Exchange (ICE) melemah 0,74% menjadi US$ 86,95. Pelemahan harga terjadi setelah pada pekan lalu batu bara berhasil membukukan kenaikan harga sebesar 2,82% secara point-to-point.
Harga batu bara dunia terancam dari kekhawatiran tersulutnya perang dagang antara AS-China. Memanasnya kondisi geopolitik dunia akan menyebabkan permintaan energi stagnan atau bahkan terkontraksi.
Di lain pihak, sentimen lainnya seperti kinerja keuangan juga tidak mendukung kenaikan harga saham batu bara milik Grup Bakrie ini.
Pasalnya, pada kuartal pertama tahun ini BUMI juga membukukan kinerja yang kurang memuaskan karena laba bersih perusahaan anjlok hampir setengahnya (46,27% YoY) dari capaian periode yang sama tahun lalu.
Alhasil margin bersih perusahaan yang pada kuartal I-2018 mencapai 29,04% harus tergerus menjadi hanya 20,69% pada kuartal I-2019.
Lebih lanjut, beberapa faktor pemicu anjloknya laba bersih perusahaan pada 3 bulan pertama tahun ini, yaitu penurunan pada total penjualan, tingginya proporsi beban pokok pendapatan, terkoreksinya pendapatan keuangan, dan rendahnya laba dari entitas ventura bersama.
(dwa/hps) Next Article Video: Private Placement Lagi, Utang BUMI Lunas?
Most Popular