
3 Hari Berturut-turut Dihajar, Hari Ini Akhirnya IHSG Bangkit
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
07 May 2019 09:39

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung merangsek ke zona hijau pada perdagangan hari ini. Pada saat pembukaan perdagangan, IHSG menguat 0,25% ke level 6.271,96. Pada pukul 9:28 WIB, IHSG sudah memperlebar penguatannya menjadi 0,6% ke level 6.293,99.
Wajar jika IHSG menghijau dengan cukup signifikan pada hari ini. Pasalnya, dalam 3 hari perdagangan sebelumnya IHSG selalu melemah. Jika ditotal, koreksi IHSG dalam 3 hari perdagangan terakhir mencapai 3,08%.
Kinerja IHSG pada hari ini senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan menguat: indeks Shanghai naik 0,84%, indeks Hang Seng naik 0,76%, dan indeks Straits Times naik 0,32%.
Adanya perkembangan positif terkait negosiasi dagang AS-China sukses memantik aksi beli di bursa saham Benua Kuning. Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer yang merupakan orang nomor 1 dari sisi AS dalam hal negosiasi dagang dengan China mengonfirmasi bahwa delegasi China akan tetap berkunjung ke Washington untuk menggelar dialog dagang pada hari Kamis dan Jumat (9-10 Mei).
Sebelumnya, China disebut mempertimbangkan untuk membatalkan dialog dagang dengan AS pada pekan ini di Washington, seperti dilaporkan oleh Wall Street Journal yang kami kutip dari CNBC Internatonal. Mengutip seorang sumber, Wall Street Journal melaporkan bahwa China disebut terkejut dengan ancaman Trump.
Ancaman Trump yang dimaksud adalah terkait rencana menaikkan bea masuk bagi produk-produk impor asal China. Pada akhir pekan kemarin, Trump mengungkapkan melalui cuitan di Twitter bahwa AS akan menaikkan bea masuk atas importasi produk-produk asal China senilai US$ 200 miliar, dari yang saat ini 10% menjadi 25% pada hari Jumat. Lebih lanjut, produk impor asal China senilai US$ 325 miliar yang saat ini bebas bea masuk dalam waktu dekat akan dibebankan bea masuk senilai 25%.
Rencana menaikkan bea masuk bagi produk-produk impor asal China sejatinya sudah dikonfirmasi juga oleh Lighthizer. Menurut Lighthizer, China telah mundur dari komitmen-komitmen yang sudah disepakati sebelumnya sehingga AS tak memiliki pilihan lain selain mengambil kebijakan yang keras tersebut.
"Sepanjang pekan lalu kami telah melihat pudarnya komitmen dari China, yang dalam pandangan kami adalah tidak bisa diterima," papar Lighthizer kepada para awak media di Washington, Senin (6/5/2019) waktu setempat.
Namun, negosiasi dagang yang akan tetap digelar memberikan optimisme kepada pelaku pasar bahwa damai dagang pada akhirnya tetap akan bisa diteken. Investor asing memegang peranan penting dalam mendorong IHSG ke zona hijau. Hingga berita ini diturunkan, investor asing membukukan beli bersih senilai Rp 39,2 miliar di pasar saham Indonesia.
Sejatinya, pergerakan rupiah masih tak mendukung bagi investor asing untuk melakukan aksi beli di bursa saham. Hingga berita ini diturunkan, rupiah melemah 0,1% di pasar spot ke level Rp 14.305/dolar AS.
Jika pelemahannya bertahan hingga akhir perdagangan, maka akan menjadi hari ke-10 secara beruntun di mana rupiah tak pernah mencetak apresiasi. Kali terakhir rupiah menguat adalah sehari selepas gelaran pemilihan umum atau pada tanggal 18 April silam. Selepas itu, rupiah ditransaksikan melemah atau setidaknya flat.
Nampaknya, aksi jual yang kemarin begitu besar dilakukan investor asing membuat ruang untuk melakukan aksi beli pada hari ini menjadi terbuka. Apalagi, ada sentimen positif yang menyelimuti yakni optimsime bahwa damai dagang AS-China pada akhirnya tetap akan bisa diteken. Pada perdagangan kemarin, investor asing tercatat membukukan jual bersih senilai Rp 836,9 miliar di pasar saham Indonesia.
Saham-saham yang banyak dikoleksi investor asing pada hari ini di antaranya: PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 25,9 miliar), PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syaria Tbk/BTPS (Rp 18,1 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 7,8 miliar), PT Gudang Garam Tbk/GGRM (Rp 6,7 miliar), dan PT Ciputra Development Tbk/CTRA (Rp 5 miliar).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
Wajar jika IHSG menghijau dengan cukup signifikan pada hari ini. Pasalnya, dalam 3 hari perdagangan sebelumnya IHSG selalu melemah. Jika ditotal, koreksi IHSG dalam 3 hari perdagangan terakhir mencapai 3,08%.
Kinerja IHSG pada hari ini senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan menguat: indeks Shanghai naik 0,84%, indeks Hang Seng naik 0,76%, dan indeks Straits Times naik 0,32%.
Sebelumnya, China disebut mempertimbangkan untuk membatalkan dialog dagang dengan AS pada pekan ini di Washington, seperti dilaporkan oleh Wall Street Journal yang kami kutip dari CNBC Internatonal. Mengutip seorang sumber, Wall Street Journal melaporkan bahwa China disebut terkejut dengan ancaman Trump.
Ancaman Trump yang dimaksud adalah terkait rencana menaikkan bea masuk bagi produk-produk impor asal China. Pada akhir pekan kemarin, Trump mengungkapkan melalui cuitan di Twitter bahwa AS akan menaikkan bea masuk atas importasi produk-produk asal China senilai US$ 200 miliar, dari yang saat ini 10% menjadi 25% pada hari Jumat. Lebih lanjut, produk impor asal China senilai US$ 325 miliar yang saat ini bebas bea masuk dalam waktu dekat akan dibebankan bea masuk senilai 25%.
Rencana menaikkan bea masuk bagi produk-produk impor asal China sejatinya sudah dikonfirmasi juga oleh Lighthizer. Menurut Lighthizer, China telah mundur dari komitmen-komitmen yang sudah disepakati sebelumnya sehingga AS tak memiliki pilihan lain selain mengambil kebijakan yang keras tersebut.
"Sepanjang pekan lalu kami telah melihat pudarnya komitmen dari China, yang dalam pandangan kami adalah tidak bisa diterima," papar Lighthizer kepada para awak media di Washington, Senin (6/5/2019) waktu setempat.
Namun, negosiasi dagang yang akan tetap digelar memberikan optimisme kepada pelaku pasar bahwa damai dagang pada akhirnya tetap akan bisa diteken. Investor asing memegang peranan penting dalam mendorong IHSG ke zona hijau. Hingga berita ini diturunkan, investor asing membukukan beli bersih senilai Rp 39,2 miliar di pasar saham Indonesia.
Sejatinya, pergerakan rupiah masih tak mendukung bagi investor asing untuk melakukan aksi beli di bursa saham. Hingga berita ini diturunkan, rupiah melemah 0,1% di pasar spot ke level Rp 14.305/dolar AS.
Jika pelemahannya bertahan hingga akhir perdagangan, maka akan menjadi hari ke-10 secara beruntun di mana rupiah tak pernah mencetak apresiasi. Kali terakhir rupiah menguat adalah sehari selepas gelaran pemilihan umum atau pada tanggal 18 April silam. Selepas itu, rupiah ditransaksikan melemah atau setidaknya flat.
Nampaknya, aksi jual yang kemarin begitu besar dilakukan investor asing membuat ruang untuk melakukan aksi beli pada hari ini menjadi terbuka. Apalagi, ada sentimen positif yang menyelimuti yakni optimsime bahwa damai dagang AS-China pada akhirnya tetap akan bisa diteken. Pada perdagangan kemarin, investor asing tercatat membukukan jual bersih senilai Rp 836,9 miliar di pasar saham Indonesia.
Saham-saham yang banyak dikoleksi investor asing pada hari ini di antaranya: PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 25,9 miliar), PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syaria Tbk/BTPS (Rp 18,1 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 7,8 miliar), PT Gudang Garam Tbk/GGRM (Rp 6,7 miliar), dan PT Ciputra Development Tbk/CTRA (Rp 5 miliar).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular