
Dibuka Menguat, Rupiah Kini Terlemah di Asia
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 May 2019 09:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada apa dengan rupiah? Mata uang Tanah Air semestinya punya momentum untuk menguat, setelah 10 hari perdagangan tidak pernah mengendus zona hijau. Namun yang terjadi malah rupiah kini melemah, malah menjadi mata uang terlemah di Asia.
Pada Selasa (7/5/2019) pukul 09:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.310. Rupiah melemah 0,14% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Kala pembukaan pasar, rupiah masih menguat tipis 0,03%. Penguatan yang tipis itu tidak bertahan lama, dalam hitungan menit rupiah sudah kembali terjerembab ke zona merah. Bahkan penguatan rupiah semakin dalam dan dolar AS kembali menembus kisaran Rp 14.300.
Sementara mata uang utama Asia lainnya perlahan justru mulai bangkit. Rupee India, yen Jepang, peso Filipina, dolar Singapura, dan dolar Taiwan sudah bisa menguat.
Alhasil, depresiasi 0,14% sudah cukup membuat rupiah menjadi mata uang terlemah di Benua Kuning. Dalam hal melemah terhadap dolar AS, rupiah menjadi 'juara' di Asia.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 09:08 WIB:
Apa yang membuat terus-menerus menderita? Sepertinya faktor domestik cukup berperan di sini.
Investor tampak kecewa dengan realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I-2019 yang 'cuma' 5,07% year-on-year (YoY). Lebih rendah ketimbang konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia yaitu 5,19%, sementara konsensus Reuters ada di 5,18%.
Kini pasar memilih menunggu sembari menanti data penting lain yang akan dirilis akhir pekan ini, yaitu Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Investor akan melihat bagaimana posisi keseimbangan eksternal Indonesia, masih rapuh atau sudah ada perbaikan?
Pos yang akan dicermati oleh pelaku pasar adalah transaksi berjalan (current account), yang mencerminkan arus devisa dari ekspor-impor barang dan jasa. Jika defisitnya semakin dalam, maka kemungkinan rupiah akan rentan melemah karena tidak punya fondasi yang kuat.
Jadi sambil menunggu data ini, tampaknya investor masih akan mengambil jarak dari pasar keuangan Indonesia. Apabila hasilnya positif, maka arus modal baru akan mengalir deras sehingga memperkuat nilai tukar rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Pada Selasa (7/5/2019) pukul 09:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.310. Rupiah melemah 0,14% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Kala pembukaan pasar, rupiah masih menguat tipis 0,03%. Penguatan yang tipis itu tidak bertahan lama, dalam hitungan menit rupiah sudah kembali terjerembab ke zona merah. Bahkan penguatan rupiah semakin dalam dan dolar AS kembali menembus kisaran Rp 14.300.
Sementara mata uang utama Asia lainnya perlahan justru mulai bangkit. Rupee India, yen Jepang, peso Filipina, dolar Singapura, dan dolar Taiwan sudah bisa menguat.
Alhasil, depresiasi 0,14% sudah cukup membuat rupiah menjadi mata uang terlemah di Benua Kuning. Dalam hal melemah terhadap dolar AS, rupiah menjadi 'juara' di Asia.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 09:08 WIB:
Apa yang membuat terus-menerus menderita? Sepertinya faktor domestik cukup berperan di sini.
Investor tampak kecewa dengan realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I-2019 yang 'cuma' 5,07% year-on-year (YoY). Lebih rendah ketimbang konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia yaitu 5,19%, sementara konsensus Reuters ada di 5,18%.
Kini pasar memilih menunggu sembari menanti data penting lain yang akan dirilis akhir pekan ini, yaitu Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Investor akan melihat bagaimana posisi keseimbangan eksternal Indonesia, masih rapuh atau sudah ada perbaikan?
Pos yang akan dicermati oleh pelaku pasar adalah transaksi berjalan (current account), yang mencerminkan arus devisa dari ekspor-impor barang dan jasa. Jika defisitnya semakin dalam, maka kemungkinan rupiah akan rentan melemah karena tidak punya fondasi yang kuat.
Jadi sambil menunggu data ini, tampaknya investor masih akan mengambil jarak dari pasar keuangan Indonesia. Apabila hasilnya positif, maka arus modal baru akan mengalir deras sehingga memperkuat nilai tukar rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular