Trump Main Ancam, Wall Street Diprediksi Dibuka Merah Membara

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
06 May 2019 19:46
Bursa AS berpeluang awali pekan dengan koreksi besar-besaran, merespons ancaman Trump menaikkan tarif terhadap produk impor dari China.
Foto: Ekspresi Trader di lantai bursa amerika di New York Stock Exchange (NYSE) di New York City, AS, 12 November 2018. REUTERS / Brendan McDermid
Jakarta, CNBC Indonesa- Bursa Amerika Serikat (AS) berpeluang mengawali pekan dengan koreksi besar-besaran, merespons pernyataan Presiden AS Donald Trump bahwa pihaknya akan menaikkan tarif terhadap produk yang diimpor dari China.

Indeks futures bursa AS berjatuhan pada pukul 07:00 waktu setempat (atau pukul 19:00 WIB). Indeks futures Dow Jones anjlok 497 poin, sedangkan indeks futures S&P 500 terbanting 1,7% sedangkan Nasdaq terpelanting 2,2%.

Beberapa saham unggulan seperti Apple dan Caterpillar anjlok lebih dari 3% di pasar pre-opening merespons kekhawatiran berlarutnya perang dagang antara kedua negara dengan perekonomian terbesar di dunia tersebut. Bursa saham di China telah terlebih dahulu berguguran. Indeks bursa Shanghai kehilangan 5,6% sedangkan Shenzhen bablas hingga 7%.

Dalam cuitan di Twitter pada Minggu (5/5/2019) petang, Trump mengatakan bea masuk 10% terhadap produk China senilai US$200 miliar akan dinaikkan lagi menjadi 25%. Dia juga mengancam pengenaan tarif tambahan sebesar 25% pada produk lain senilai US$ 325 miliar.

Meski negosiasi dijadwalkan berlangsung pada Rabu antara pejabat Washington dan Beijing, Trump menilai kemajuan pembahasan tersebut terlalu lambat karena China berupaya menegosiasikan ulang syarat yang ada di draf kesepakatan.

"Kita tidak akan mengalami itu lagi," tulis Trump dalam cuitannya, merujuk pada kerugian sebesar US$ 600 miliar hingga US$ 800 miliar per tahun akibat perdagangan dengan China.

Mengutip laporan CNBC International, China berpeluang meninggalkan kursi negosiasi pekan ini setelah mendengar ancaman Trump, sehingga proses perundingan yang telah berjalan selama 6 bulan sebelumnya bakal berakhir percuma.

Rombongan delegasi China yang sedianya dikirim ke meja perundingan putaran terakhir yang sedianya berlangsung pada Jumat. Pada September 2018, pejabat China juga membatalkan rencana kunjungan ke AS.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular