
Analisis Teknikal
Rupiah Mau Melemah Sampai Kapan?
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
03 May 2019 12:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah memasuki hari kesembilan di zona merah lawan dolar Amerika Serikat (AS), tekanan bertubi-tubi datang dari eksternal dan internal. Data-data ekonomi AS yang bagus, ditambah dengan sikap Federal Reserve/The Fed yang mengindikasikan tidak akan memangkas suku bunga menjadi bahan bakar bagi greenback.
Dari internal, rilis data inflasi Indonesia terlihat cukup membebani Mata Uang Garuda. Berbeda dengan negara-negara maju, kenaikan inflasi justru direspons positif, sementara untuk negara berkembang seperti Indonesia inflasi yang tinggi justru kurang bagus.
Pada pukul 11:30 WIB rupiah diperdagangkan di level Rp. 14.275, melansir data dari Refinitiv.
Analisis Teknikal Rupiah
Pada grafik harian rupiah yang disimbolkan USD/IDR (garis oranye) kini bergerak di atas rerata (moving average/MA) 20 hari (garis merah) yang sudah menyilang dengan MA 5 /rerata 5 hari (garis ungu). Secara teknikal persilangan tersebut bisa menjadi sinyal naik (pelemahan rupiah).
Namun Indikator Stochastic (grafik bagian bawah) berada di area jenuh beli (overbought) dalam waktu yang cukup lama.
Stochastic merupakan leading indicator atau indikator yang mendahului pergerakan harga, sehingga ketika mencapai area overbought kemungkinan kenaikan USD/IDR atau pelemahan rupiah akan tertahan, dan menjadi sinyal awal koreksi turun (rupiah menguat)
Jika dilihat pada grafik 1 jam rupiah bergerak di atas rerata (moving average/MA) 5 jam dan MA 20 jam. Indikator Stochastic berada di wilayah overbought dan bergerak turun.
Sinyal pelemahan rupiah (USD/IDR bergerak naik) masih cukup kuat selama bergerak di atas MA 5 dan 20 pada time frame 1 jam.
Target pelemahan rupiah kemungkinan ke area Rp. 14.305, yakni level penutupan perdagangan 8 Maret lalu. Jika tidak melewati atau selama tertahan di bawah level tersebut rupiah memiliki peluang untuk menguat dalam beberapa hari perdagangan ke depan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/prm) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Dari internal, rilis data inflasi Indonesia terlihat cukup membebani Mata Uang Garuda. Berbeda dengan negara-negara maju, kenaikan inflasi justru direspons positif, sementara untuk negara berkembang seperti Indonesia inflasi yang tinggi justru kurang bagus.
Pada pukul 11:30 WIB rupiah diperdagangkan di level Rp. 14.275, melansir data dari Refinitiv.
![]() |
Pada grafik harian rupiah yang disimbolkan USD/IDR (garis oranye) kini bergerak di atas rerata (moving average/MA) 20 hari (garis merah) yang sudah menyilang dengan MA 5 /rerata 5 hari (garis ungu). Secara teknikal persilangan tersebut bisa menjadi sinyal naik (pelemahan rupiah).
Namun Indikator Stochastic (grafik bagian bawah) berada di area jenuh beli (overbought) dalam waktu yang cukup lama.
Stochastic merupakan leading indicator atau indikator yang mendahului pergerakan harga, sehingga ketika mencapai area overbought kemungkinan kenaikan USD/IDR atau pelemahan rupiah akan tertahan, dan menjadi sinyal awal koreksi turun (rupiah menguat)
![]() |
Jika dilihat pada grafik 1 jam rupiah bergerak di atas rerata (moving average/MA) 5 jam dan MA 20 jam. Indikator Stochastic berada di wilayah overbought dan bergerak turun.
Sinyal pelemahan rupiah (USD/IDR bergerak naik) masih cukup kuat selama bergerak di atas MA 5 dan 20 pada time frame 1 jam.
Target pelemahan rupiah kemungkinan ke area Rp. 14.305, yakni level penutupan perdagangan 8 Maret lalu. Jika tidak melewati atau selama tertahan di bawah level tersebut rupiah memiliki peluang untuk menguat dalam beberapa hari perdagangan ke depan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/prm) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular