
Dari Rp 14.100/US$ Kini Nyaris Rp 14.300/US$, Rupiah Kenapa?
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
03 May 2019 10:49

Pada hari ini, ada rilis data ekonomi yang kalau hasilnya kembali mengalahkan ekspektasi, pelaku pasar bisa dibuat yakin bahwa The Fed justru akan mengerek tingkat suku bunga acuan pada tahun ini.
Pada pukul 19:30 WIB, angka penciptaan lapangan kerja (di luar sektor pertanian) periode Maret 2019 versi resmi pemerintah AS akan diumumkan. Melansir Trading Economics, konsensus untuk data ini berada di angka 185.000. Bersamaan dengan rilis angka penciptaan lapangan kerja, angka tingkat pengangguran per akhir Maret 2019 juga akan dirilis.
Sebagai informasi, dalam pengambilan keputusannya The Fed memperhatikan dua indikator utama yakni inflasi dan pasar tenaga kerja. Nah, jika data tenaga kerja yang akan dirilis pada malam hari ini mampu mengalahkan ekspektasi, Jerome Powell dan kolega bisa terdorong untuk mengubah stance-nya, dari yang saat ini cenderung mempertahankan suku bunga acuan menjadi mengerek naik.
Berbicara mengenai inflasi, The Fed menggunakan Core Personal Consumption Expenditures (PCE) Price Index sebagai ukurannya. Target jangka panjang untuk inflasi adalah 2%. Per Maret 2019, pertumbuhan Core PCE Price Index baru sebesar 1,6%, masih cukup jauh di bawah target The Fed.
Namun, kuatnya angka tenaga kerja akan menimbulkan ekspektasi bahwa inflasi akan terkerek di masa depan, sehingga normalisasi oleh The Fed menjadi hal yang mungkin untuk dilakukan.
Guna bermain aman dalam mengantisipasi rilis data tenaga kerja AS tersebut, investor menjatuhkan pilihannya kepada dolar AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/dru)
Pada pukul 19:30 WIB, angka penciptaan lapangan kerja (di luar sektor pertanian) periode Maret 2019 versi resmi pemerintah AS akan diumumkan. Melansir Trading Economics, konsensus untuk data ini berada di angka 185.000. Bersamaan dengan rilis angka penciptaan lapangan kerja, angka tingkat pengangguran per akhir Maret 2019 juga akan dirilis.
Sebagai informasi, dalam pengambilan keputusannya The Fed memperhatikan dua indikator utama yakni inflasi dan pasar tenaga kerja. Nah, jika data tenaga kerja yang akan dirilis pada malam hari ini mampu mengalahkan ekspektasi, Jerome Powell dan kolega bisa terdorong untuk mengubah stance-nya, dari yang saat ini cenderung mempertahankan suku bunga acuan menjadi mengerek naik.
Namun, kuatnya angka tenaga kerja akan menimbulkan ekspektasi bahwa inflasi akan terkerek di masa depan, sehingga normalisasi oleh The Fed menjadi hal yang mungkin untuk dilakukan.
Guna bermain aman dalam mengantisipasi rilis data tenaga kerja AS tersebut, investor menjatuhkan pilihannya kepada dolar AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/dru)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular