
Waspada! Sudah 8 Hari Beruntun Rupiah Tak Pernah Menguat
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
02 May 2019 13:57

Hasil pertemuan The Fed membuat dolar AS tetap perkasa di tengah-tengah damai dagang AS-China yang kian terasa. Pada hari Rabu, beberapa orang sumber mengatakan kepada CNBC International bahwa kesepakatan dagang AS-China bisa diumumkan pada hari Jumat mendatang (3/5/2019).
Sebagai informasi, pada hari Selasa (30/4/2019) delegasi AS menggelar dialog dagang lanjutan dengan China di Beijing. Delegasi AS dipimpin oleh Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin, sementara delegasi China dikomandoi oleh Wakil Perdana Menteri Liu He.
Menjelang dimulainya negosiasi, pernyataan defensif diungkapkan Mnuchin yang pada akhirnya membuat pelaku pasar ragu bahwa kesepakatan dagang bisa segera diteken. Menurutnya, walaupun kedua negara sudah mendekati sebuah kesepakatan, kini negosiasi memasuki tahap di mana sebuah kesepakatan bisa diteken atau justru berakhir tanpa kesepakatan sama sekali.
“Kami berharap bahwa dalam 2 pertemuan di China dan (Washington) DC kami akan berada dalam suatu titik di mana kami dapat memberikan rekomendasi kepada presiden apakah kami dapat meneken kesepakatan atau tidak,” papar Mnuchin ketika diwawancarai oleh Fox Business, seperti dilansir dari South China Morning Post.
Lantas, perkembangan terbaru tersebut kembali meyakinkan investor bahwa 2 negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia tersebut bisa segera mengakhiri ribut-ribut di bidang perdagangan yang sudah berlangsung selama berbulan-bulan.
Alhasil, ada ruang bagi mata uang negara-negara Asia untuk memukul mundur greenback lantaran kehadiran risk appetite yang lebih tinggi. Namun sayang, hal ini urung terjadi lantaran hasil pertemuan The Fed begitu kuat dalam mendikte pergerakan dolar AS terhadap mata uang negara-negara Asia.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)
Sebagai informasi, pada hari Selasa (30/4/2019) delegasi AS menggelar dialog dagang lanjutan dengan China di Beijing. Delegasi AS dipimpin oleh Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin, sementara delegasi China dikomandoi oleh Wakil Perdana Menteri Liu He.
Menjelang dimulainya negosiasi, pernyataan defensif diungkapkan Mnuchin yang pada akhirnya membuat pelaku pasar ragu bahwa kesepakatan dagang bisa segera diteken. Menurutnya, walaupun kedua negara sudah mendekati sebuah kesepakatan, kini negosiasi memasuki tahap di mana sebuah kesepakatan bisa diteken atau justru berakhir tanpa kesepakatan sama sekali.
Lantas, perkembangan terbaru tersebut kembali meyakinkan investor bahwa 2 negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia tersebut bisa segera mengakhiri ribut-ribut di bidang perdagangan yang sudah berlangsung selama berbulan-bulan.
Alhasil, ada ruang bagi mata uang negara-negara Asia untuk memukul mundur greenback lantaran kehadiran risk appetite yang lebih tinggi. Namun sayang, hal ini urung terjadi lantaran hasil pertemuan The Fed begitu kuat dalam mendikte pergerakan dolar AS terhadap mata uang negara-negara Asia.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular