Sempat Kena PHP, Harga Batu Bara Kembali Loyo
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
30 April 2019 08:42
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara Newcastle kontrak pengiriman Mei terkoreksi 0,11% ke level US% 86,9/metrik ton pada perdagangan Senin (29/4/2019) kemarin, setelah amblas 1,02% pada akhir pekan lalu (26/4/2019).
Sebagai catatan, kontrak acuan satu bulan ke depan baru berganti menjadi kontrak pengiriman Mei kemarin, sehingga terlihat ada lonjakan pada plot harga berkelanjutan (continuation).
Pembatasan kuota impor batu bara yang dilakukan oleh pemerintah China masih terus memberi beban pada pergerakan harga.
Sejak tahun 2018, pemerintah China telah membatasi impor batu bara untuk meningkatkan harga batu bara produksi domestik.
Alhasil sepanjang 2018, impor batu bara China hanya sebesar 280,8 juta ton naik tipis dari 271,1 juta ton pada 2017. Jumlah tersebut jauh lebih rendah dibanding impor pada tahun 2013 yang mencapai 327,2 juta ton.
Berdasarkan pantauan kolumnis Reuters, Clyde Russell, pemerintah China tampaknya masih enggan mencabut kebijakan impor batu bara di tahun 2019 ini. Dengan begitu jumlah impor tahun ini diprediksi tidak akan jauh berbeda dengan tahun 2018.
Faktor dari sisi produksi pun juga belum mendukung harga batu bara untuk menguat.
Pasalnya pelaku industri batu bara China tahun ini sudah menargetkan peningkatan produksi hingga 100 juta ton. Menurut biro statistik China, memang sudah ada kapasitas produksi tambahan sebesar 194 juta ton yang siap untuk beroperasi tahun ini.
Peningkatan pasokan lokal dikombinasikan dengan pembatasan impor China sudah barang tentu bukan berita baik untuk pasar batu bara global.
China yang merupakan konsumen utama batu bara dunia akan sangat mempengaruhi keseimbangan fundamental (pasokan-permintaan).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/hps) Next Article Telisik Penyebab Harga Batu Bara Tak Lagi Membara
Sebagai catatan, kontrak acuan satu bulan ke depan baru berganti menjadi kontrak pengiriman Mei kemarin, sehingga terlihat ada lonjakan pada plot harga berkelanjutan (continuation).
Sejak tahun 2018, pemerintah China telah membatasi impor batu bara untuk meningkatkan harga batu bara produksi domestik.
Alhasil sepanjang 2018, impor batu bara China hanya sebesar 280,8 juta ton naik tipis dari 271,1 juta ton pada 2017. Jumlah tersebut jauh lebih rendah dibanding impor pada tahun 2013 yang mencapai 327,2 juta ton.
Berdasarkan pantauan kolumnis Reuters, Clyde Russell, pemerintah China tampaknya masih enggan mencabut kebijakan impor batu bara di tahun 2019 ini. Dengan begitu jumlah impor tahun ini diprediksi tidak akan jauh berbeda dengan tahun 2018.
Faktor dari sisi produksi pun juga belum mendukung harga batu bara untuk menguat.
Pasalnya pelaku industri batu bara China tahun ini sudah menargetkan peningkatan produksi hingga 100 juta ton. Menurut biro statistik China, memang sudah ada kapasitas produksi tambahan sebesar 194 juta ton yang siap untuk beroperasi tahun ini.
Peningkatan pasokan lokal dikombinasikan dengan pembatasan impor China sudah barang tentu bukan berita baik untuk pasar batu bara global.
China yang merupakan konsumen utama batu bara dunia akan sangat mempengaruhi keseimbangan fundamental (pasokan-permintaan).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/hps) Next Article Telisik Penyebab Harga Batu Bara Tak Lagi Membara
Most Popular