
Trader Respons Laba Emiten Ketimbang PDB, Wall Street Memerah
Arif Gunawan, CNBC Indonesia
26 April 2019 21:15

Jakarta, CNBC Indonesia--Bursa Wall Street dibuka di jalur merah, meskiĀ Amerika Serikat (AS) mencatatkan pertumbuhan ekonomi di atas ekspektasi.
Pelaku pasar lebih memperhatikan kinerja perseroan, dengan melakukan aksi jual terhadap saham-saham berkapitalisasi pasar besar, sehingga menekan pasar.
Pada Jumat pukul 09:45 waktu setempat, atau pukul 21:45 WIB, Indeks S&P 500 melemah 0,16% atau 4,67 poin ke 2.921,45, sedangkan Nasdaq melemah 0,55% atau 46,92 poin ke 8.073,79.
Saham Exxon tertekan lebih dari 2% setelah melaporkan laba bersih lebih buruk dari ekspektasi. Perseroan melaporkan laba bersih $2,35 miliar, pada kuartal I-2019, turun dari capaian pada periode yang sama setahun sebelumnya di US$4,65 miliar.
Saham-saham di sektor kimia dan penyulingan juga mengalami tekanan. Akibatnya, indeks Dow Jones melemah 0,1% atau 27,38 poin ke 26.434,7 karena saham sektor kimia banyak yang menjadi konstituennya.
Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa produk domestik bruto (PDB) Negara Adidaya tersebut tumbuh 3,2% pada kuartal I-2019, atau jauh melampaui ekspektasi ekonom yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 2,5%.
Pertumbuhan ekonomi tersebut lebih banyak dipicu kenaikan ekspor. "Ekspansi ekonomi akan mencetak rekor baru dalam jangka panjang pada Juli, dan sepertinya tidak ada yang akan menghentikan ini," tutur Chief Financial Economist MUFG Chris Rupkey, seperti dikutip CNBC Imternational.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/roy) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Pelaku pasar lebih memperhatikan kinerja perseroan, dengan melakukan aksi jual terhadap saham-saham berkapitalisasi pasar besar, sehingga menekan pasar.
Pada Jumat pukul 09:45 waktu setempat, atau pukul 21:45 WIB, Indeks S&P 500 melemah 0,16% atau 4,67 poin ke 2.921,45, sedangkan Nasdaq melemah 0,55% atau 46,92 poin ke 8.073,79.
Saham-saham di sektor kimia dan penyulingan juga mengalami tekanan. Akibatnya, indeks Dow Jones melemah 0,1% atau 27,38 poin ke 26.434,7 karena saham sektor kimia banyak yang menjadi konstituennya.
Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa produk domestik bruto (PDB) Negara Adidaya tersebut tumbuh 3,2% pada kuartal I-2019, atau jauh melampaui ekspektasi ekonom yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 2,5%.
Pertumbuhan ekonomi tersebut lebih banyak dipicu kenaikan ekspor. "Ekspansi ekonomi akan mencetak rekor baru dalam jangka panjang pada Juli, dan sepertinya tidak ada yang akan menghentikan ini," tutur Chief Financial Economist MUFG Chris Rupkey, seperti dikutip CNBC Imternational.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/roy) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular