
Rupiah Terlemah Sejak 8 April, BI: Masih Kemurahan!
Iswari Anggit, CNBC Indonesia
25 April 2019 15:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari ini bergerak melemah di perdagangan pasar spot. Bank Indonesia (BI) menilai rupiah masih punya ruang untuk kembali menguat.
"Kami melihat rupiah masih undervalued (terlalu murah)," ujar Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam jumpa pers usai Rapat Dewan Gubernur di kantornya, Jakarta, Kamis (25/4/2019).
Pada pukul 15:10 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.160. Rupiah melemah 0,5% dibandingkan posisi penutupan perdagangan sehari sebelumnya. Rupiah menyetuh posisi terlemah sejak 8 April.
Sejak awal tahun, rupiah masih menguat 1,49%. Namun selepas Pemilu 2019, rupiah bergerak cenderung melemah.
Menurut Perry, modal penguatan rupiah ke depan adalah fundamental ekonomi Indonesia yang semakin kuat. BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal I-2019 berada di kisaran 5,2% dan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) mencatat surplus dengan defisit transaksi berjalan yang membaik.
"Dengan prospek ekonomi yang lebih baik itu memberi ekspektasi bahwa menanamkan modal di Indonesia semakin baik. Sinergi antar kebijakan, pemerintah dan BI, menunjukkan ekonomi Indonesia tidak hanya tahan tetapi juga tumbuh baik," sebutnya.
(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
"Kami melihat rupiah masih undervalued (terlalu murah)," ujar Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam jumpa pers usai Rapat Dewan Gubernur di kantornya, Jakarta, Kamis (25/4/2019).
Pada pukul 15:10 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.160. Rupiah melemah 0,5% dibandingkan posisi penutupan perdagangan sehari sebelumnya. Rupiah menyetuh posisi terlemah sejak 8 April.
Sejak awal tahun, rupiah masih menguat 1,49%. Namun selepas Pemilu 2019, rupiah bergerak cenderung melemah.
Menurut Perry, modal penguatan rupiah ke depan adalah fundamental ekonomi Indonesia yang semakin kuat. BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal I-2019 berada di kisaran 5,2% dan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) mencatat surplus dengan defisit transaksi berjalan yang membaik.
"Dengan prospek ekonomi yang lebih baik itu memberi ekspektasi bahwa menanamkan modal di Indonesia semakin baik. Sinergi antar kebijakan, pemerintah dan BI, menunjukkan ekonomi Indonesia tidak hanya tahan tetapi juga tumbuh baik," sebutnya.
(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular