Grogi Nantikan Keputusan Suku Bunga Acuan, IHSG Terkoreksi

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
25 April 2019 09:46
Grogi Nantikan Keputusan Suku Bunga Acuan, IHSG Terkoreksi
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan hari ini dengan pelemahan sebesar 0,37% ke level 6.423,84. Pada pukul 9:38 WIB, pelemahan IHSG sudah bertambah dalam menjadi 0,67% ke level 6.404,77.

Kinerja IHSG senada dengan bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan melemah: indeks Shanghai turun 0,53%, indeks Hang Seng turun 0,16%, indeks Straits Times turun 0,18%, dan indeks Kospi turun 0,29%.

Bursa saham Benua Kuning mengekor jejak Wall Street. Pada penutupan perdagangan kemarin (24/4/2019), indeks Dow Jones dan S&P 500 sama-sama ditutup melemah 0,22%, sementara indeks Nasdaq Composite jatuh 0,23%.

Aksi ambil untung melanda Wall Street. Maklum, pada penutupan perdagangan hari Selasa (23/4/2019), indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite berada di posisi tertinggi sepanjang masa.

Lebih lanjut, rilis data ekonomi yang mengecewakan ikut memantik aksi jual di bursa saham Asia. Pada hari ini, pembacaan awal atas angka pertumbuhan ekonomi Korea Selatan periode kuartal-I 2019 diumumkan di level 1,8% YoY, jauh lebih rendah ketimbang konsensus yang sebesar 2,5% YoY, seperti dilansir dari Trading Economics.

Terakhir, ribut-ribut AS dengan Uni Eropa di bidang perdagangan masih membebani kinerja bursa saham regional.

Melalui sebuah cuitan di Twitter, Presiden AS Donald Trump mengungkapkan kegeramannya kepada Uni Eropa seiring dengan anjloknya laba bersih pabrikan motor Harley Davidson pada kuartal-I 2019 yang nyaris mencapai 27%.

Harley Davidson mengatakan bahwa menurunnya permintaan, biaya impor bahan baku yang lebih tinggi (karena bea masuk yang dikenakan AS), dan bea masuk yang dikenakan Uni Eropa terhadap produk perusahaan merupakan 3 faktor utama yang membebani bottom line mereka.

"Sangat tidak adil bagi AS. Kami akan membalas!" tegas Trump.

Lantas, perang dagang AS-Uni Eropa kian menjadi sebuah keniscayaan. Pasalnya, ancam-mengancam mengenakan bea masuk bukan kali ini saja terjadi. Beberapa waktu yang lalu, Trump mengungkapkan rencana untuk memberlakukan bea masuk bagi impor produk Uni Eropa senilai US$ 11 miliar.

Rencana tersebut dilandasi oleh kekesalannya yang menuding bahwa Uni Eropa memberikan subsidi yang kelewat besar kepada Airbus, yang dinilainya sebagai praktik persaingan tidak sehat. Dari dalam negeri, pelaku pasar dibuat bermain defensif sembari menantikan rilis keputusan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) pada siang hari ini.

Konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan Gubernur Perry Warjiyo dan sejawat masih akan mempertahankan BI 7 Day Reverse Repo Rate di level 6%.

Walaupun konsensus mengatakan bahwa tingkat suku bunga acuan akan ditahan, nampak ada kekhawatiran bahwa bank sentral akan memangkas atau setidaknya mengindikasikan pemangkasan suku bunga acuan pada pertemuan bulan ini, seiring dengan The Federal Reserve yang diyakini tak akan melakukan normalisasi pada tahun ini.

Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 24 April 2019, probabilitas bahwa The Fed akan mengerek suku bunga acuan pada tahun ini adalah sebesar 0% alias tak ada peluang sama sekali.

Jika BI ternyata memangkas suku bunga acuan, maka rupiah bisa tertekan lantaran di sisi lain The Fed diyakini tak akan melakukan hal serupa. Hingga berita ini diturunkan, rupiah bahkan sudah melemah 0,35% di pasar spot ke level Rp 14.140/dolar AS.

Pelemahan rupiah pada akhirnya membuat pelaku pasar melepas saham-saham di tanah air.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular