
Saham Kapitalisasi Rp 100 T
Bobot Saham Mandiri Dekati 5% Terhadap IHSG
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
22 April 2019 15:54

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepanjang minggu lalu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan cukup tinggi hingga 1,58% ke level 6.507. Kenaikan tersebut turut mendongkrak nilai kapitalisasi pasar (market capitalization/market cap) IHSG.
Angka market cap sendiri berasal dari harga saham dikalikan dengan jumlah lembar saham yang beredar. Pada akhir minggu lalu, nilai market cap IHSG sebesar Rp 7.401 triliun, angka tersebut mengalami kenaikan signifikan hingga Rp 115 triliun dari kapitalisasi minggu sebelumnya di angka Rp 7.286 triliun.
Dari jumlah tersebut pemilik kapitalisasi pasar di atas Rp 100 triliun masih di huni 10 emiten. Secara kinerja, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) kinerjanya secara mingguan naik paling tinggi sebesar 3,72%. Hal ini membuat bobot saham BMRI semakin naik mendekati 5%.
Masuknya dana-dana asing pada pekan lalu ke saham perbankan pelat merah tersebut menjadi salah satu pendorongnya. Investor asing tercatat membukukan beli bersih (net buy) mencapai Rp 211 miliar di pasar reguler, hal ini menjadikan BMRI sebagai saham paling banyak dikoleksi terbanyak kedua.
Selain itu, sektor perbankan masih memimpin daftar emiten berkapitalisasi paling tinggi dengan 4 emiten. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) memimpin dengan kapitalisasi Rp 693 triliun (9,43%).
Kondusifnya pemilu serentak baik eksekutif maupun legislatif, serta kemenangan Jokowi dan Ma'ruf Amin versi hitung cepat (quick count) membuat pasar saham bergairah.
Hasil hitung sementara atau real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) atas Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 pada Senin awal pekan ini (22/4/2019) masih menempatkan perolehan pasangan nomor urut 01 Joko Widodo dan Ma'ruf Amin unggul atas pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
Berdasarkan Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) KPU hingga 22 April 2019 pukul 14.45 WIB, real count telah menjangkau 129.665 dari 813.350 TPS (Tempat Pemungutan Suara) atau baru 15,94%.
Selain itu, sentimen positif dari domestik terkait rilis data neraca dagang Indonesia oleh Badan Pusat Statistik semakin memperkuat IHSG.
Neraca dagang Indonesia surplus US$ 540 juta pada Maret. Angka ini didapat dari ekspor yang terkontraksi alias minus 10,02% year-on-year (YoY) sementara impor juga turun 6,76% YoY.
Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia telah mencatat suplus dalam 2 bulan beruntun. Pada Februari, surplus neraca perdagangan adalah US$ 330 juta.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Baru Rilis Lapkeu, BMRI Diborong Asing & Fly to The Moon
Angka market cap sendiri berasal dari harga saham dikalikan dengan jumlah lembar saham yang beredar. Pada akhir minggu lalu, nilai market cap IHSG sebesar Rp 7.401 triliun, angka tersebut mengalami kenaikan signifikan hingga Rp 115 triliun dari kapitalisasi minggu sebelumnya di angka Rp 7.286 triliun.
Dari jumlah tersebut pemilik kapitalisasi pasar di atas Rp 100 triliun masih di huni 10 emiten. Secara kinerja, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) kinerjanya secara mingguan naik paling tinggi sebesar 3,72%. Hal ini membuat bobot saham BMRI semakin naik mendekati 5%.
Selain itu, sektor perbankan masih memimpin daftar emiten berkapitalisasi paling tinggi dengan 4 emiten. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) memimpin dengan kapitalisasi Rp 693 triliun (9,43%).
![]() |
Kondusifnya pemilu serentak baik eksekutif maupun legislatif, serta kemenangan Jokowi dan Ma'ruf Amin versi hitung cepat (quick count) membuat pasar saham bergairah.
Hasil hitung sementara atau real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) atas Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 pada Senin awal pekan ini (22/4/2019) masih menempatkan perolehan pasangan nomor urut 01 Joko Widodo dan Ma'ruf Amin unggul atas pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
Berdasarkan Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) KPU hingga 22 April 2019 pukul 14.45 WIB, real count telah menjangkau 129.665 dari 813.350 TPS (Tempat Pemungutan Suara) atau baru 15,94%.
Selain itu, sentimen positif dari domestik terkait rilis data neraca dagang Indonesia oleh Badan Pusat Statistik semakin memperkuat IHSG.
Neraca dagang Indonesia surplus US$ 540 juta pada Maret. Angka ini didapat dari ekspor yang terkontraksi alias minus 10,02% year-on-year (YoY) sementara impor juga turun 6,76% YoY.
Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia telah mencatat suplus dalam 2 bulan beruntun. Pada Februari, surplus neraca perdagangan adalah US$ 330 juta.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Baru Rilis Lapkeu, BMRI Diborong Asing & Fly to The Moon
Most Popular