Bye-bye BBM! EMTK Rugi Triliunan Berjuang Agar Layanan Eksis

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
22 April 2019 13:48
Sepertinya, momok terbesar dari kerugian ini terkait keputusan EMTK untuk menghentikan operasi Blackberry Messenger (BBM) per 31 Mei 2019.
Foto: BBM Berhenti Beroperasi
Jakarta, CNBC Indonesia - Untuk pertama kalinya dalam sepuluh tahun terakhir, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) mengantongi kerugian hingga Rp 2,62 triliun pada tahun 2018.

Padahal, pertumbuhan pendapatan perusahaan tahun 2018 naik cukup signifikan mencapai 18% year-on-year (YoY) menjadi Rp 8,96 triliun. Sedangkan tahun 2017 yang hanya mampu tumbuh 3,04% YoY menjadi Rp 7,59 triliun.

Sepertinya, momok terbesar dari kerugian ini terkait keputusan EMTK untuk menghentikan operasi Blackberry Messenger (BBM) per 31 Mei 2019.

Creative Media Works Pte. Ltd (CMW), yang dimiliki sepenuhnya oleh PT Kredit Media Karya (KMK), menandatangani perjanjian lisensi BBM konsumen dengan Blackberry Limited pada 2016 silam. Sebagai informasi 99,99% saham KMK dimiliki oleh Emtek.

Harga pembelian lisensi global tersebut tercatat Rp 2,74 triliun dengan nilai wajar aset sekitar Rp 769 miliar. Alhasil, atas perjanjian tersebut nilai 'goodwill' yang timbul mencapai Rp 1,97 triliun.

'Goodwill' merupakan manfaat ekonomi (aset tak berwujud) yang muncul dari kombinasi bisnis atau akuisisi perusahaan. Dengan kata lain, goodwill timbul ketika harga pembelian atas aset kombinasi bisnis, melebihi nilai wajar aset tersebut.

Nah, ketika kemudian CMW memutuskan untuk menghentikan operasi BBM, maka otomatis proyeksi manfaat ekonomi dari layanan pesan tersebut hilang.

Alhasil perusahaan mengakui hilangnya manfaat ekonomi keseluruhan atas lisensi global BBM. Hal tersebut kemudian dicatat lebih awal pada laporan laba rugi Emtek tahun lalu sebagai penurunan nilai goodwill sebesar Rp 1,97 triliun.

Kemudian, besar kemungkinan penghentian operasional BBM juga mengakibatkan melebarnya kerugian yang dicatatkan oleh KMK.

Sepanjang tahun 2018, KMK membukukan rugi tahun berjalan hingga R 3,75 triliun dari sebelumnya hanya Rp 961 miliar. Bertambahnya kerugian KMK, tentu juga memperlebar jumlah rugi yang kemudian dikonsolidasikan ke laporan laba rugi Emtek.

Emtek membukukan pos bagian rugi dari entitas asosiasi naik lebih dari dua kali lipat (104,7% YoY), dari Rp 263,14 miliar menjadi Rp 538,65 miliar.

Lebih lanjut, masih terdapat beberapa indikasi pembiayaan yang nampaknya secara tidak langsung juga timbul dari penutupan BBM. Pos pembiayaan yang secara tidak langsung terpengaruh, termasuk penurunan nilai aset dan biaya amortisasi.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/dwa) Next Article Piala Dunia U-20 Batal di RI, Saham EMTK Kok Malah Naik?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular