
Mau Trading Forex Pekan Depan? Simak Sinyal-sinyal Berikut
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
20 April 2019 20:25

Jakarta, CNBC Indoensia - Dolar Amerika Serikat (AS) berjaya di pasar forex di pekan ini. Dua lawan beratnya euro dan poundsterling berhasil ditekuk. Sementara yen masih cukup kuat menghadapi mata uang Paman Sam ini.
Sepanjang pekan ini euro dan pound masing-masing melemah 0,53% dan 0,68% lawan dolar AS, sementara yen berhasil menguat tipis 0,09%.
Pada pekan depan, ada dua fokus utama di pasar forex, yakni pengumuman kebijakan moneter Bank of Japan (BOJ) pada hari Kamis (25/4/19), dan rilis data pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto AS (PDB) pada hari Jumat (26/4/19).
Waspadai Pergerakan Besar Yen
Yen bergerak dengan rentang yang sangat sempit di pekan ini, bahkan pada perdagangan Jumat (19/4/19) jarak antara level tertinggi dan terendah hanya 11 pip. Empat hari sebelumnya, rentang terlebar hanya 30 pip.
Sempitnya pergerakan tersebut berpotensi memicu gerakan besar di pekan depan, apalagi ada BOJ yang akan mengumumkan kebijakan moneter.
BOJ diprediksi masih akan mempertahankan suku bunga acuan -0,1%, dan kebijakan yield curve control yang menjaga imbal hasil obligasi jangka panjang dekat 0%.
Namun Gubernur BOJ, Haruhiko Kuroda, saat diwawancarai CNBC International pada Senin (15/4/19) menyatakan masih ada ruang untuk menurunkan suku bunga jangka panjang dan jangka pendek.
Hal senada diungkapkan wakil gubernur BOJ, Masayoshi Amamiya, pada hari Rabu (17/4/19) lalu menyatakan bank sentral Jepang itu siap mengucurkan stimulus moneter lagi jika krisis finansial mengancam sistem perbankan, melansir The Guardian.
Jika BOJ Kamis nanti menegaskan akan mengucurkan stimulus moneter lagi, yen berpeluang tertekan, dan tidak menutup kemungkinan melemah signifikan (USD/JPY) bergerak naik.
Euro Dan Pound Punya Peluang Bangkit
PDB Amerika Serikat diprediksi tumbuh 2,2% di kuartal I tahun ini, sama dengan kuartal IV-2018, mengutip data dari Forex Factory. Rilis data itu akan mengonfirmasi apakah perekonomian AS sedang mengalami pelambatan.
Federal Reserve/The Fed pada bulan lalu menyatakan ekonomi sedang melambat, sehingga suku bunga acuan kemungkinan tidak akan dinaikkan di tahun ini. Para pelaku pasar bahkan memprediksi ada peluang suku bunga akan dipangkas di tahun ini.
Jika data tersebut dirilis lebih rendah dari prediksi, pasar akan melihat peluang pemangkasan suku bunga semakin nyata, dan dolar dapat tertekan. Hal ini bisa dimanfaatkan oleh euro dan poundsterling untuk bangkit kembali.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Jadi Korban Keganasan Dolar AS, Euro Anjlok 2% Lebih
Sepanjang pekan ini euro dan pound masing-masing melemah 0,53% dan 0,68% lawan dolar AS, sementara yen berhasil menguat tipis 0,09%.
Pada pekan depan, ada dua fokus utama di pasar forex, yakni pengumuman kebijakan moneter Bank of Japan (BOJ) pada hari Kamis (25/4/19), dan rilis data pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto AS (PDB) pada hari Jumat (26/4/19).
Yen bergerak dengan rentang yang sangat sempit di pekan ini, bahkan pada perdagangan Jumat (19/4/19) jarak antara level tertinggi dan terendah hanya 11 pip. Empat hari sebelumnya, rentang terlebar hanya 30 pip.
Sempitnya pergerakan tersebut berpotensi memicu gerakan besar di pekan depan, apalagi ada BOJ yang akan mengumumkan kebijakan moneter.
BOJ diprediksi masih akan mempertahankan suku bunga acuan -0,1%, dan kebijakan yield curve control yang menjaga imbal hasil obligasi jangka panjang dekat 0%.
Namun Gubernur BOJ, Haruhiko Kuroda, saat diwawancarai CNBC International pada Senin (15/4/19) menyatakan masih ada ruang untuk menurunkan suku bunga jangka panjang dan jangka pendek.
Hal senada diungkapkan wakil gubernur BOJ, Masayoshi Amamiya, pada hari Rabu (17/4/19) lalu menyatakan bank sentral Jepang itu siap mengucurkan stimulus moneter lagi jika krisis finansial mengancam sistem perbankan, melansir The Guardian.
Jika BOJ Kamis nanti menegaskan akan mengucurkan stimulus moneter lagi, yen berpeluang tertekan, dan tidak menutup kemungkinan melemah signifikan (USD/JPY) bergerak naik.
Euro Dan Pound Punya Peluang Bangkit
PDB Amerika Serikat diprediksi tumbuh 2,2% di kuartal I tahun ini, sama dengan kuartal IV-2018, mengutip data dari Forex Factory. Rilis data itu akan mengonfirmasi apakah perekonomian AS sedang mengalami pelambatan.
Federal Reserve/The Fed pada bulan lalu menyatakan ekonomi sedang melambat, sehingga suku bunga acuan kemungkinan tidak akan dinaikkan di tahun ini. Para pelaku pasar bahkan memprediksi ada peluang suku bunga akan dipangkas di tahun ini.
Jika data tersebut dirilis lebih rendah dari prediksi, pasar akan melihat peluang pemangkasan suku bunga semakin nyata, dan dolar dapat tertekan. Hal ini bisa dimanfaatkan oleh euro dan poundsterling untuk bangkit kembali.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Jadi Korban Keganasan Dolar AS, Euro Anjlok 2% Lebih
Most Popular