
Dalam 4 Hari, Rupiah Menguat Nyaris 1% di Kurs Tengah BI
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
18 April 2019 10:33

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari ini menguat di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Penguatan rupiah sudah berlangsung 4 hari beruntun.
Pada Kamis (18/4/2019), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.016. Rupiah menguat 0,36% dibandingkan sebelum libur Pemilu.
Dengan begitu, rupiah sudah terapresasi di hadapan dolar AS selama 4 hari berturut-turut. Dalam periode ini, rupiah menguat 0,99%.
Sementara di pasar spot, rupiah juga mampu digdaya terhadap dolar AS. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.005. Rupiah menguat 0,53% dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelum libur Pemilu.
Rupiah sudah menguat sejak pembukaan pasar. Seiring perjalanan pasar, rupiah masih setia di jalur hijau.Namun memang penguatannya agak tergerus, karena sebelumnya rupiah sempat terapresiasi di kisaran 0,5%.
Meski demikian, rupiah masih nyaman di puncak klasemen mata uang utama Asia. Dalam hal menguat terhadap dolar AS, tidak ada mata yang Benua Kuning yang sebaik rupiah.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 10:10 WIB:
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Terlihat bahwa mayorias mata uang Asia kini melemah terhadap dolar AS, dan penguatan rupiah pun tergerus. Sebab, dolar AS memang sedang bangkit. Pada pukul 10:11 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback terhadap enam mata uang utama dunia) sudah menguat 0,02%.
Bukan apa-apa, dolar AS memang sudah agak lama tertekan. Selama sepekan terakhir, Dollar Index terkoreksi 0,15%.
Akan tetapi, rupiah masih bisa bertahan di zona hijau karena topangan sentimen domestik. Kemarin, rakyat Indonesia terlibat dalam pesta demokrasi Pemilu 2019 untuk memilih anggota legislatif serta presiden-wakil presiden.
Berdasarkan hasil hitung cepat (quick count) sejumlah lembaga, pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin unggul atas pesaingnya capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno.
Sepertinya pelaku pasar memang condong ke arah 01. Wajar, karena yang namanya ketidakpastian adalah musuh terbesar di pasar.
Apabila Jokowi kembali menjadi presiden, maka pelaku pasar bisa menghela nafas lega karena sepertinya tidak ada perubahan kebijakan yang signifikan. Jokowi akan melanjutkan dan memperluas cakupan kebijakan yang sudah dilakukan dalam 5 tahun terakhir.
Faktor ketidakpastian yang mereda membuat investor, terutama asing, bersemangat memburu aset-aset berbasis rupiah. Pada pukul 10:20 WIB, investor asing membukukan beli bersih Rp 1,22 triliun yang mengantarkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,75%.
Tingginya permintaan terhadap aset-aset rupiah membuat mata uang Tanah Air menguat. Bahkan menjadi yang terbaik di Asia, cukup jauh meninggalkan para tetangganya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Pada Kamis (18/4/2019), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.016. Rupiah menguat 0,36% dibandingkan sebelum libur Pemilu.
Dengan begitu, rupiah sudah terapresasi di hadapan dolar AS selama 4 hari berturut-turut. Dalam periode ini, rupiah menguat 0,99%.
Sementara di pasar spot, rupiah juga mampu digdaya terhadap dolar AS. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.005. Rupiah menguat 0,53% dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelum libur Pemilu.
Rupiah sudah menguat sejak pembukaan pasar. Seiring perjalanan pasar, rupiah masih setia di jalur hijau.Namun memang penguatannya agak tergerus, karena sebelumnya rupiah sempat terapresiasi di kisaran 0,5%.
Meski demikian, rupiah masih nyaman di puncak klasemen mata uang utama Asia. Dalam hal menguat terhadap dolar AS, tidak ada mata yang Benua Kuning yang sebaik rupiah.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 10:10 WIB:
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Terlihat bahwa mayorias mata uang Asia kini melemah terhadap dolar AS, dan penguatan rupiah pun tergerus. Sebab, dolar AS memang sedang bangkit. Pada pukul 10:11 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback terhadap enam mata uang utama dunia) sudah menguat 0,02%.
Bukan apa-apa, dolar AS memang sudah agak lama tertekan. Selama sepekan terakhir, Dollar Index terkoreksi 0,15%.
Akan tetapi, rupiah masih bisa bertahan di zona hijau karena topangan sentimen domestik. Kemarin, rakyat Indonesia terlibat dalam pesta demokrasi Pemilu 2019 untuk memilih anggota legislatif serta presiden-wakil presiden.
Berdasarkan hasil hitung cepat (quick count) sejumlah lembaga, pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin unggul atas pesaingnya capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno.
Sepertinya pelaku pasar memang condong ke arah 01. Wajar, karena yang namanya ketidakpastian adalah musuh terbesar di pasar.
Apabila Jokowi kembali menjadi presiden, maka pelaku pasar bisa menghela nafas lega karena sepertinya tidak ada perubahan kebijakan yang signifikan. Jokowi akan melanjutkan dan memperluas cakupan kebijakan yang sudah dilakukan dalam 5 tahun terakhir.
Faktor ketidakpastian yang mereda membuat investor, terutama asing, bersemangat memburu aset-aset berbasis rupiah. Pada pukul 10:20 WIB, investor asing membukukan beli bersih Rp 1,22 triliun yang mengantarkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,75%.
Tingginya permintaan terhadap aset-aset rupiah membuat mata uang Tanah Air menguat. Bahkan menjadi yang terbaik di Asia, cukup jauh meninggalkan para tetangganya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular