
Pemilu 2019
Jokowi Bakal 2 Periode, IHSG Jadi Raja di Asia!
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
18 April 2019 10:23

Melihat kinerja IHSG yang begitu kinclong di tengah pelemahan bursa saham regional, apa lagi penyebabnya kalau bukan Jokowi effect?
Sejauh ini, hasil hitung cepat dari berbagai lembaga kompak memenangkan pasangan calon nomor urut 01 tersebut.
Hasil hitung cepat dari Litbang Kompas misalnya, sudah menerima sebanyak 97% suara masuk dengan 54,5% suara jatuh ke pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Kemudian, hitung cepat dari Indo Barometer (99,7% suara masuk) menunjukkan bahwa sebanyak 54,3% suara jatuh ke Jokowi selaku petahana.
Kalau tak ada aral melintang, Jokowi akan kembali merajai Istana Negara untuk periode yang kedua.
Jika berkaca kepada sejarah, IHSG memang selalu memberikan imbal hasil yang menggiurkan di tahun pemilu, dengan catatan bahwa hasil pemilihan presiden sesuai dengan proyeksi dari mayoritas lembaga survei. Pada pemilihan presiden edisi 2019, mayoritas lembaga survei memang sebelumnya menjagokan Joko Widodo-Ma'ruf Amin sebagai pemenang.
Pada tahun 2004, IHSG melejit hingga 44,6%. Pada tahun 2009, IHSG meroket hingga 87%. Sementara pada tahun 2014 kala Jokowi terpilih untuk periode pertamanya sebagai presiden, IHSG melejit 22,3%.
Perlu diingat, imbal hasil IHSG sepanjang tahun ini (hingga penutupan perdagangan hari Selasa, 16/4/2019) baru sebesar 4,63%, sehingga menyisakan upside yang begitu besar jika berkaca kepada performa IHSG di tahun-tahun pemilu sebelumnya.
Wajar saja jika investor begitu gencar menyasar saham-saham di Indonesia. Mereka tak mau kehilangan potensi cuan yang masih begitu besar.
Aksi beli pada hari ini banyak dilakukan oleh investor asing. Hingga berita ini diturunkan, investor asing membukukan beli bersih senilai Rp 1,2 triliun di pasar saham Indonesia.
Selain karena upside IHSG yang masih besar, pergerakan rupiah yang mendukung semakin memantik aksi beli oleh investor asing. Hingga berita ini diturunkan, rupiah menguat 0,53% di pasar spot ke level 14.005/dolar AS.
Kala rupiah menguat dengan begitu signifikan, investor asing bisa meraup keuntungan dari selisih kurs dan bukan hanya capital gain.
5 besar saham yang dikoleksi investor asing pada hari ini adalah: PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 316,9 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 183,9 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 174,5 miliar), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 115,3 miliar), dan PT Wijaya Karya Tbk/WIKA (Rp 70,2 miliar).
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)
Sejauh ini, hasil hitung cepat dari berbagai lembaga kompak memenangkan pasangan calon nomor urut 01 tersebut.
Hasil hitung cepat dari Litbang Kompas misalnya, sudah menerima sebanyak 97% suara masuk dengan 54,5% suara jatuh ke pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Kemudian, hitung cepat dari Indo Barometer (99,7% suara masuk) menunjukkan bahwa sebanyak 54,3% suara jatuh ke Jokowi selaku petahana.
Jika berkaca kepada sejarah, IHSG memang selalu memberikan imbal hasil yang menggiurkan di tahun pemilu, dengan catatan bahwa hasil pemilihan presiden sesuai dengan proyeksi dari mayoritas lembaga survei. Pada pemilihan presiden edisi 2019, mayoritas lembaga survei memang sebelumnya menjagokan Joko Widodo-Ma'ruf Amin sebagai pemenang.
Pada tahun 2004, IHSG melejit hingga 44,6%. Pada tahun 2009, IHSG meroket hingga 87%. Sementara pada tahun 2014 kala Jokowi terpilih untuk periode pertamanya sebagai presiden, IHSG melejit 22,3%.
Perlu diingat, imbal hasil IHSG sepanjang tahun ini (hingga penutupan perdagangan hari Selasa, 16/4/2019) baru sebesar 4,63%, sehingga menyisakan upside yang begitu besar jika berkaca kepada performa IHSG di tahun-tahun pemilu sebelumnya.
Wajar saja jika investor begitu gencar menyasar saham-saham di Indonesia. Mereka tak mau kehilangan potensi cuan yang masih begitu besar.
Aksi beli pada hari ini banyak dilakukan oleh investor asing. Hingga berita ini diturunkan, investor asing membukukan beli bersih senilai Rp 1,2 triliun di pasar saham Indonesia.
Selain karena upside IHSG yang masih besar, pergerakan rupiah yang mendukung semakin memantik aksi beli oleh investor asing. Hingga berita ini diturunkan, rupiah menguat 0,53% di pasar spot ke level 14.005/dolar AS.
Kala rupiah menguat dengan begitu signifikan, investor asing bisa meraup keuntungan dari selisih kurs dan bukan hanya capital gain.
5 besar saham yang dikoleksi investor asing pada hari ini adalah: PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 316,9 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 183,9 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 174,5 miliar), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 115,3 miliar), dan PT Wijaya Karya Tbk/WIKA (Rp 70,2 miliar).
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular