
Indonesia Election 2019
Sepekan sebelum Pemilu, Ini 5 Saham LQ45 Paling Cuan
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
17 April 2019 11:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Pesta demokrasi terbesar Indonesia akan segera berakhir. Menjelang sepekan sebelum pemilihan umum (Pemilu), kinerja indeks LQ45 terbilang relatif stabil.
Pergerakan 45 emiten paling likuid di Bursa Efek Indonesia (BEI) terkoreksi tipis 0,04% sepekan menjelang pemilu dari 1.024,36 poin menjadi 1.023,94 poin.
Namun, meski pergerakan indeks LQ45 secara keseluruhan stagnan, masih ada beberapa emiten yang bergerak cukup liar, bahkan hampir cuan 10%.
Siapa saja emiten tersebut?
1. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN)
Emiten golongan Bank Buku III satu ini, mencatatkan cuan tertinggi sepekan sebelum pemilu dengan melesat 9,32% dari Rp 2.360/unit saham menjadi Rp 2.580/unit saham.
Harga saham BBTN melesat naik, didorong sentimen positif bahwa pasangan Joko Widodo-Maruf Amin akan menjadi pemenang dalam gelaran pilpres 2019.
Vice President PT Samuel Sekuritas Indonesia, mengatakan jika pasangan nomor urut 01 unggul maka yang akan diuntungkan adalah saham bank BUMN yang terkait dengan bantuan sosial dan memiliki tugas sosial, seperti BBTN.
2. PT XL Axiata Tbk (EXCL)
Harga saham EXCL melejit 8,66% sejak Selasa pekan kemarin menjadi Rp 2.760/unit saham dari sebelumnya Rp 2.540/unit saham. Pergerakan harga salah satu market leader industri telekomunikasi tanah air ini membaik, setelah pada Jumat (12/4/2019) Moody's Investor Service memberikan peringkat Baa3 pada EXCL.
Peringkat Baa3 mencerminkan kemampuan kredit yang kuat dari perseroan, dimana XL Axiata masih bisa membukukan magin yang relatif tinggi dan kondisi keuangan yang membaik.
3. PT Barito Pacific Tbk (BRPT)
Barito Pacific mencatatkan kenaikan hingga 8,6% sepekan sebelum pemilu, dari Rp 3.720/unit saham menjadi Rp 4.040/unit saham.
Sejatinya, pekan ini harga saham emiten BRPT terkoreksi, setelah sepanjang pekan lalu mencatatkan reli berturut selama 6 hari. Salah satu faktor yang mendorong reli emiten industri dasar ini, adalah sentimen positif bertambahnya saham public atau free float.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), sang pemilik Barito Pacific yakni pengusaha Prajogo Pangestu, kembali mengurangi kepemilikan sahamnya sebanyak 350 juta atau setara dengan 1,96% saham.
4. PT PP Tbk (PTPP)
Harga saham PTPP membukukan kenaikan harga 7,66% dari Rp 2.220/unit saham menjadi Rp 2.390/unit saham. Saham emiten konstuksi milik pemerintah ini juga terdorong hawa positif dari rencanan pembentukan holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang infrastruktur.
Meskipun rencana ini masih spekulasi, tapi jika Presiden Joko Widodo berhasil memenangkan pemilu tahun ini, tentunya presentase pembentukannya akan semakin besar.
Holding BUMN Infrastruktur akan terdiri dari enam perusahaan yakni Hutama Karya sebagai induk, dengan anggota PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Yodya Karya (Persero) dan PT Indra Karya (Persero).
5. PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP)
Reli 3 hari beruntun membuat Waskita beton menjadi salah satu emiten LQ45 dengan cuan tertinggi seminggu menjelang pemilu. Harga saham WSBP melesat 7,28%, dari Rp 412/unit saham menjadi Rp 442/unit saham.
Layaknya PTPP, harga saham WSBP juga terdorong dari spekulasi pembentukan holding BUMN infrastruktur karena induk usahanya, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) masuk dalam daftar holding tersebut.
WSBP adalah anak usaha WSKT yang mulanya merupakan divisi precast dan dipisah menjadi perusahaan komersial pada akhir tahun 2013. Laba bersih WSBP sepanjang tahun lalu naik 10,3% menjadi Rp 1,1 triliun dari sebelumnya Rp 1 triliun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Tak Kalah Besar, Komisaris BUMN Bisa Terima Miliaran Sebulan
Pergerakan 45 emiten paling likuid di Bursa Efek Indonesia (BEI) terkoreksi tipis 0,04% sepekan menjelang pemilu dari 1.024,36 poin menjadi 1.023,94 poin.
Namun, meski pergerakan indeks LQ45 secara keseluruhan stagnan, masih ada beberapa emiten yang bergerak cukup liar, bahkan hampir cuan 10%.
1. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN)
Emiten golongan Bank Buku III satu ini, mencatatkan cuan tertinggi sepekan sebelum pemilu dengan melesat 9,32% dari Rp 2.360/unit saham menjadi Rp 2.580/unit saham.
Harga saham BBTN melesat naik, didorong sentimen positif bahwa pasangan Joko Widodo-Maruf Amin akan menjadi pemenang dalam gelaran pilpres 2019.
Vice President PT Samuel Sekuritas Indonesia, mengatakan jika pasangan nomor urut 01 unggul maka yang akan diuntungkan adalah saham bank BUMN yang terkait dengan bantuan sosial dan memiliki tugas sosial, seperti BBTN.
2. PT XL Axiata Tbk (EXCL)
Harga saham EXCL melejit 8,66% sejak Selasa pekan kemarin menjadi Rp 2.760/unit saham dari sebelumnya Rp 2.540/unit saham. Pergerakan harga salah satu market leader industri telekomunikasi tanah air ini membaik, setelah pada Jumat (12/4/2019) Moody's Investor Service memberikan peringkat Baa3 pada EXCL.
Peringkat Baa3 mencerminkan kemampuan kredit yang kuat dari perseroan, dimana XL Axiata masih bisa membukukan magin yang relatif tinggi dan kondisi keuangan yang membaik.
![]() |
3. PT Barito Pacific Tbk (BRPT)
Barito Pacific mencatatkan kenaikan hingga 8,6% sepekan sebelum pemilu, dari Rp 3.720/unit saham menjadi Rp 4.040/unit saham.
Sejatinya, pekan ini harga saham emiten BRPT terkoreksi, setelah sepanjang pekan lalu mencatatkan reli berturut selama 6 hari. Salah satu faktor yang mendorong reli emiten industri dasar ini, adalah sentimen positif bertambahnya saham public atau free float.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), sang pemilik Barito Pacific yakni pengusaha Prajogo Pangestu, kembali mengurangi kepemilikan sahamnya sebanyak 350 juta atau setara dengan 1,96% saham.
![]() |
4. PT PP Tbk (PTPP)
Harga saham PTPP membukukan kenaikan harga 7,66% dari Rp 2.220/unit saham menjadi Rp 2.390/unit saham. Saham emiten konstuksi milik pemerintah ini juga terdorong hawa positif dari rencanan pembentukan holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang infrastruktur.
Meskipun rencana ini masih spekulasi, tapi jika Presiden Joko Widodo berhasil memenangkan pemilu tahun ini, tentunya presentase pembentukannya akan semakin besar.
Holding BUMN Infrastruktur akan terdiri dari enam perusahaan yakni Hutama Karya sebagai induk, dengan anggota PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Yodya Karya (Persero) dan PT Indra Karya (Persero).
![]() |
5. PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP)
Reli 3 hari beruntun membuat Waskita beton menjadi salah satu emiten LQ45 dengan cuan tertinggi seminggu menjelang pemilu. Harga saham WSBP melesat 7,28%, dari Rp 412/unit saham menjadi Rp 442/unit saham.
Layaknya PTPP, harga saham WSBP juga terdorong dari spekulasi pembentukan holding BUMN infrastruktur karena induk usahanya, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) masuk dalam daftar holding tersebut.
WSBP adalah anak usaha WSKT yang mulanya merupakan divisi precast dan dipisah menjadi perusahaan komersial pada akhir tahun 2013. Laba bersih WSBP sepanjang tahun lalu naik 10,3% menjadi Rp 1,1 triliun dari sebelumnya Rp 1 triliun.
![]() |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Tak Kalah Besar, Komisaris BUMN Bisa Terima Miliaran Sebulan
Most Popular