Neraca Dagang Bikin Lega, IHSG Menguat 0,46% Sesi I

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
15 April 2019 12:54
Neraca Dagang Bikin Lega, IHSG Menguat 0,46% Sesi I
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Dibuka menguat 0,33%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan sesi 1 dengan penguatan sebesar 0,46% ke level 6.435,19.

Saham-saham yang berkontribusi signifikan bagi penguatan IHSG adalah: PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk/CPIN (+4,27%), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (+0,54%), PT Semen Indonesia Tbk/SMGR (+2,5%), PT United Tractors Tbk/UNTR (+1,46%), dan PT Indonesian Paradise Property Tbk/INPP (+11,9%).

Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 1,49%, indeks Shanghai naik 1,12%, indeks Hang Seng naik 0,58%, dan indeks Kospi naik 0,49%.

Damai dagang AS-China yang kian terasa membuat saham-saham di Benua Kuning diburu investor. Berbicara kepada reporter di sela-sela pertemuan IMF di Washington, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan bahwa AS terbuka untuk dikenakan sanksi jika pihaknya tak mematuhi komitmen dagang dengan China.

"Ada komitmen tertentu yang AS buat dalam kesepakatan ini, dan ada komitmen tertentu yang China buat," papar Mnuchin.

"Saya memperkirakan bahwa mekanisme penegakan berlaku untuk kedua belah pihak, bahwa kami berharap untuk mematuhi komitmen kami dan jika tidak, maka harus ada sanksi tertentu, dan hal yang sama berlaku untuk China," tambahnya.

Dengan sikap AS yang kian melunak tersebut, besar kemungkinan bahwa kesepakatan dagang AS-China bisa segera diteken dalam waktu dekat. Sejauh ini, AS telah mengenakan bea masuk baru bagi produk impor asal China senilai US$ 250 miliar, sementara China membalas dengan mengenakan bea masuk baru bagi produk impor asal AS senilai US$ 110 miliar.

Lebih lanjut, optimisme yang mewarnai perekonomian China ikut memantik aksi beli di bursa saham regional. Pada hari Rabu mendatang (17/4/2019), angka pertumbuhan ekonomi China periode kuartal-I 2019 akan dirilis.

Melansir Bloomberg, perekonomian China diperkirakan tumbuh sebesar 6,3% (annualized). Jika ini benar yang terjadi, maka pertumbuhan ekonomi China akan berada di kisaran tengah dari rentang yang ditetapkan pemerintahnya yakni 6%-6,5%, sekaligus memberikan harapan bahwa perekonomian China tak akan mengalami hard landing pada tahun ini.

Sebagai informasi, perekonomian China tumbuh hingga 6,6% pada tahun lalu.
Dari dalam negeri, data neraca dagang yang membawa kelegaan membuat aksi beli kian gencar dilakukan investor. Pada siang hari ini, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa ekspor jatuh sebesar 10,01% YoY pada bulan Maret, lebih baik ketimbang konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan ekspor terkontraksi hingga 10,75%. Sementara itu, impor jatuh sebesar 6,76% YoY, lebih dalam dari konsensus yakni kontraksi sebesar 4,15%.

Alhasil, neraca dagang Indonesia membukukan surplus senilai US$ 540 juta, lebih baik ketimbang konsensus yang memproyeksikan defisit senilai US$ 217 juta.

Dengan neraca dagang yang kembali membukukan surplus, ada harapan bahwa permasalahan bengkaknya defisit transaksi berjalan/Current Account Deficit (CAD) akan bisa diatasi. Pada bulan Februari, surplus neraca dagang adalah senilai US$ 330 juta.

Sebelum data perdagangan internasional Indonesia diumumkan, IHSG tercatat menguat 0,34%, sebelum kemudian bertambah lebar menjadi 0,46% per akhir sesi 1.

Sebagai informasi, sepanjang kuartal-IV 2018, CAD Indonesia tercatat senilai US$ 9,1 miliar atau 3,57% dari PDB, naik dari capaian kuartal-III 2018 yang sebesar 3,37% dari PDB. CAD pada kuartal-IV 2018 merupakan yang terparah sejak kuartal-II 2014.

Kala CAD membaik, tentu rupiah menjadi memiliki energi untuk menguat melawan dolar AS.

Dari sekarang pun, investor sudah melakukan price-in atas potensi membaiknya CAD. Hingga siang hari, rupiah menguat 0,21% di pasar spot ke level Rp 14.060/dolar AS. Penguatan rupiah pada akhirnya membuat investor kian gencar dalam memburu saham-saham di tanah air. Aksi beli yang dilakukan investor asing memegang peranan penting dalam mendorong penguatan IHSG. Hingga akhir sesi 1, investor asing membukukan beli bersih senilai Rp 190 miliar di bursa saham tanah air.

Keperkasaan rupiah melandasi aksi beli yang dilakukan investor asing. Kala rupiah menguat, investor asing berpotensi meraup keuntungan dari selisih kurs, selain juga capital gain.

Saham-saham yang banyak dikoleksi investor asing pada hari ini di antaranya: PT Astra International Tbk/ASII (Rp 228 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 80 miliar), PT Barito Pacific Tbk/BRPT (Rp 22,7 miliar), PT Semen Indonesia Tbk/SMGR (Rp 19 miliar), dan PT Mitra Adiperkasa Tbk/MAPI (Rp 12,1 miliar).

TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular