Rupiah Perkasa di Kurs Tengah BI, Terbaik Asia di Pasar Spot

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
15 April 2019 10:39
Rupiah Perkasa di Kurs Tengah BI, Terbaik Asia di Pasar Spot
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari ini menguat di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Di pasar spot, rupiah pun berhasil menguat di hadapan mata uang Negeri Paman Sam. 

Pada Senin (15/4/2019), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.067. Rupiah menguat 0,61% dibandingkan posisi akhir pekan lalu dan menyentuh titik terkuat sejak 18 Februari. 

 

Tidak cuma di kurs tengah BI, keperkasaan rupiah juga terjadi di pasar spot. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.060. Rupiah menguat 0,21% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu. 

Sementara mayoritas mata uang Asia yang sempat melemah terhadap dolar AS kini mampu berbalik menguat. Hanya yuan China, dolar Taiwan, peso Filipina, dan baht Thailand yang masih tercecer di zona merah. 

Rupiah belum terbendung dan terus bertahan di puncak klasemen mata uang utama Asia. Rupiah masih menjadi yang terbaik di Benua Kuning. 


Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 10:28 WIB: 




(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Dolar AS semakin tertekan, tidak hanya di Asia tetapi juga secara global. Pada pukul 10:12 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) terkoreksi 0,14%. 

Risk appetite pelaku pasar membuncah setelah terdengar kabar terbaru soal negosiasi dagang AS-China. Mengutip Reuters, dua orang sumber mengungkapkan bahwa Washington melunak dan bersedia mengurangi tuntutannya kepada Beijing. 

AS melunak dalam hal kebijakan subsidi China kepada perusahaan milik negara. Sepertinya AS tidak akan banyak protes soal kebijakan ini, dan memilih fokus ke bidang lain yaitu penghapusan kewajiban alih teknologi bagi perusahaan asing, perlindungan terhadap hak atas kekayaan intelektual, dan perluasan akses AS ke pasar domestik China. 

"Kesepakatan yang membuat Presiden Xi (Jinping, Presiden China) lemah tentu tidak baik buat China. Apa pun nanti kesepakatannya, ini akan lebih baik dari apa yang ada sekarang. Mungkin tidak akan memuaskan semua orang, tetapi itu lah politik," kata seorang sumber. 

Sikap AS yang melunak ini membuat pintu damai dagang dengan China menjadi semakin terbuka. Sepertinya jalan menuju ke sana masih relatif lancar, belum ada hambatan yang berarti. 

Kala dua perekonomian terbesar di planet bumi sudah tidak lagi saling hambat, maka arus perdagangan dan rantai pasok global akan kembali menggeliat. Investor kini boleh berharap pertumbuhan ekonomi global yang lebih baik, sehingga investor bernafsu memburu aset-aset berisiko di negara berkembang termasuk Indonesia. 

Di pasar saham, investor asing membukukan beli bersih Rp 241,34 miliar yang mengantar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,18% pada pukul 10:23 WIB. Sementara di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang pemerintah seri acuan tenor 10 tahun turun 0,9 basis poin. Penurunan yield adalah pertanda harga instrumen ini sedang naik karena tingginya permintaan. 

Arus modal di pasar saham dan obligasi ini membuat rupiah kian mantap menapaki jalur hijau. Rupiah sedang menuju penguatan 3 hari berturut-turut.




TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular